Who is the Winner? [Leo Tsukinaga x Reader x Ritsu Sakuma]

1.2K 88 18
                                    

Hai hai~ akhirnya Shiro nongol /plok
Mau ngasih rikuesan~

Requested by : _Amy_desu

Who is the Winner?
Leo Tsukinaga x Reader x Ritsu Sakuma
Warning : OOC karena Shiro mendadak lupa sifat mereka (efek nyasar pendem), typo(s), gaje, abal, absurd, dll

Hope you like it!

_-_

Leo tengah berkutat dengan dinding yang dijadikannya latar tuk menulis lagu. Sementara Ritsu tengah berkutat dengan lantai sejuk yang dijadikannya sebagai latar yang mengantarkannya pada alam mimpi.

Sampai seorang gadis dengan aura galak datang.

“Hei, kalian berdua! Cepat pergi latihan sana! Ketiga orang anggota yang lain sudah menunggu, baka!” pekik gadis bernama [Your name] sembari berkacak pinggang dan mengerutkan dahinya. Leo dan Ritsu menengok sejenak ke arah gadis tersebut, namun beberapa detik kemudian mereka kembali pada aktivitas mereka sebelumnya. [Your name] lantas mendengus kesal kemudian pergi tanpa berkata-kata. Leo dan Ritsu saling bertatapan, hening sejenak.

“Ou-sama, ayo kita taruhan~.” Leo menaikkan sebelah alisnya.

“Untuk?”

“Siapa yang bisa menaklukan [Your name] maka dia yang menang~.” Leo memasang wajah berpikir.

“Memangnya ada yang bisa menaklukan monster tsundere seperti dia?” tanya Leo.

“Nah makanya itu kita taruhan~. Jika kau menang, aku akan membelikanmu spidol yang banyak.” Leo mengusap dagunya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

“Sepertinya menarik! Jika kau menang, aku akan membelikanmu bermacam-macam topeng tidur!”

Dan pertarungan mereka pun dimulai dengan sebesit seringai yang mereka tunjukan kepada masing-masing lawan.

.

.

.

.

.

[Your name] tengah berjalan melewati koridor dengan damai, sebelum seseorang datang mendekat dengan tawa membahana yang menjengkelkan.

“WAHAHAHAHAHA~.”

‘Ngapain sih tuh orang kurang waras?’ batin [Your name] yang mendustai batinnya sendiri(?).

“[Your name]~!” pekik Leo dengan gembiranya, makin menampakkan ketidakwarasannya. [Your name] menaikkan satu alisnya, berdehem singkat.

“A-apa?” tanyanya.

“UCHUU~~~! WAHAHAHAHAHA!”

[Your name] membeku seketika. Wajahnya memerah padam secara spontan. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja Leo datang dengan tidak jelasnya kemudian berkata ‘uchuu’ dan mencium keningnya dan tertawa laknat seolah tidak merasa berdosa?! Seolah ia naik pangkat menjadi orang tidak waras kuadrat.

Ya, sejak tadi [Your name] memang terdiam. Nyatanya itu sebagai pengumpulan energi untuk mengeluarkan sesuatu yang menyangkut pada tenggorokannya.

“B-BAKAAAAAAA! Ka-kau pikir apa yang kau lakukan, hah?!” pekik [Your name] terbata sembari memukul kepala Leo dengan buku yang sejak tadi ia genggam. Namun Leo sama sekali tidak jera, ia justru melebarkan senyumannya.

“Kau sangat kawaii ketika memerah begitu, [Your name]!” pekik Leo dengan senangnya, membuat wajah [Your name] kian memerah.

“U-urusai! Da-dasar bodoh!” pekik [Your name] sembari melenggang pergi.
Sungguh, [Your name] benar-benar sangat malu. Apa-apaan orang itu tiba-tiba saja bersikap aneh yang membuat baper—tidak, [Your name] tidak akan mengakui bahwa dia baper. Tidak akan pernah.

Baru saja [Your name] berjalan beberapa langkah, ia dipertemukan oleh orang yang aneh lagi. Astaga, tidak cukupkah satu orang aneh saja yang menghantui hidupnya?

“[Your name], aku mau darahmu~.”

[Your name] terdiam.

“Puasa Ritsu, puasa.”

Ritsu cemberut.

Oke, abaikan percakapan di atas karena sekarang semuanya udah buka puasa—mungkin.

“[Your name], aku mau darahmu~.” Lagi-lagi, ada aja yang aneh-aneh. Semburat merah tipis menghiasi wajah [Your name], kepalanya tertengok ke arah lain.

“Me-memangnya siapa yang bilang aku ingin memberikanmu darah, ba-baka!” [Your name] mendengus, enggan menatap Ritsu, ia kembali melangkahkan kakinya tuk menjauh. Namun Ritsu yang tak kehabisan akal pun menahan tangan [Your name].

“A-apa?!” tanya [Your name] ketus. Tak menjawab, Ritsu justru menarik [Your name] hingga gadis tersebut jatuh ke dalam pelukannya. Dan lagi-lagi, wajah gadis bermanik [Eyes colour] itu memerah layaknya kepiting rebus. Ritsu meraih tangan milik [Your name].

“Aa~.”

BOOM!

[Your name] meledak hingga asap tipis muncul di atas kepalanya. Ritsu tak menghiraukannya, ia dengan santainya menggigit ujung jari sang gadis yang wajahnya sudah dipenuhi warna merah. Seringai kecil menghiasi wajah Ritsu, tertawa pelan.

“Kawaii~.”

“Ka-kawaii janai!” pekik [Your name] sembari memukul kepala Ritsu menggunakan buku yang sebelumnya ia gunakan tuk memukul kepala Leo. Ia pun mendorong Ritsu, membalikkan tubuhnya hingga membelakangi pemuda rambut hitam tersebut.

“[Your name], kau memilihku atau Ou-sama?”

[Your name] mengerinyitkan dahinya.

“A-apa yang kau bicarakan?!”

“Betul itu! Kau memilih aku atau Rittsu? Pasti aku kan! Wahahaha!” pekik Leo kepedean, entah dia datang dari mana.

“Ma-mana mungkin aku memilih antara dua orang bodoh seperti kalian! Ba-baka!” Seketika [Your name] meninggalkan mereka berdua dengan wajah yang masih memerah. Leo dan Ritsu terdiam di tempat.

“Yang menang siapa?” tanya Ritsu. Leo hanya menaikkan kedua bahunya tidak tahu.

Sementara [Your name] menyender pada belokan koridor yang tidak dapat dilihat oleh Leo maupun Ritsu.

“Cih, mana mungkin aku bisa memilih di antara kalian berdua! Pilihan itu terlalu sulit—e-eh?! A-apa yang aku bicarakan? Tidak tidak! Aku tidak menyukai mereka!” [Your name] berdebat dengan dirinya sendiri, berlari menuju kelasnya sambil berusaha melupakan kejadian yang membuatnya menyukai kedua orang anggota unit Knights tersebut—ups.

Ya, memang Leo dan Ritsu tidak bisa melihat, namun mereka bisa mendengar. Keduanya saling bertatapan.

“Apakah itu artinya kita sama-sama menang, Ou-sama?”

“Mungkin.”

~Owari~

Apa ini?!?! Maapkan jika tidak sesuai ekspetasi karena otak Shiro mampet ama materi-materi UAS /ga

Btw tumben Shiro bikin nyampe 700+ words /bangga ceritanya/

Eiya, judulnya ganyambung ya? Biarin dah Shiro bingung lagian /ditabok

Jangan lupa voment eaa~!

☆Ensemble Stars☆ Oneshot Part 2! [OPEN REQUEST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang