Reward [Yuzuru Fushimi x Reader]

823 51 8
                                    

Udah berapa abad Shiro gak ke sini???
Ada yang kangen gak???? /ga

Requested by : MiyazakiHikari

Reward
Yuzuru Fushimi x Reader
Warning : OOC, typo(s), gaje, absurd, abal, dll

Hope you like it!

_-_

Di pagi hari yang cerah, seorang Yuzuru Fushimi tengah melakukan aktivitasnya seperti biasa, melayani seseorang. Namun, sepertinya tuan muda telah menjelma menjadi nona muda—ah tidak, mereka beda orang.

Ya, entah apa yang membuat [Your name] memerintah Yuzuru dengan seenak jidat mengingat tuan mudanya yang asli sedang pergi dengan ketua OSIS Yumenosaki. Ia pikir bebannya akan sedikit berkurang—walau kenyataannya ia akan mengalami kegabutan hakiki—, namun nyatanya ia harus melayani [Your name]. Tak apa sih, toh Yuzuru juga sudah memiliki bakat menjadi pelayan sejak lahir, jadi menghadapi seseorang yang kekanakan bukanlah hal yang masalah baginya.

Mungkin pemikiran itu datang sebelum ia mengetahui apa yang akan terjadi sebenarnya.

Ya, ia pikir seorang Tori Himemiya adalah pemuda yang manja. Namun jika mengingat perbandingan gender, tentu akan lebih merepotkan jika harus mengurus seorang perempuan yang sama kekanakkan dengan tuan mudanya.

“Yuzuru~. Aku mau kue~,” ucap [Your name] merengek sembari menarik-narik ujung almamater Yuzuru. Sang surai biru tua menengok sejenak, mengeluarkan senyum yang selalu ia tampilkan.

“Ha’i. Douzo, [Your name]-san,” ucap Yuzuru sembari tersenyum dan menyerahkan sebuah kue yang entah kapan ia dapatkan. Mungkin inilah yang dinamakan dengan The Power of Servant. Wajah [Your name] berbinar, lantas meraih kue pada tangan Yuzuru.

“Arigatou, Yuzuru~!” ucap [Your name] sambil menyantap kue tersebut. Yuzuru tersenyum senang melihat [Your name] yang menyukai kue pemberiannya.”

“Aku mau permen! Aku juga mau parfait, es krim, dan pudding!” ucap [Your name] dengan wajah semangat nan kekanakan. Senyum Yuzuru mendadak berubah menjadi senyuman horror.

Yuzuru cengo.

Yuzuru akui jika meminta makanan, Tori juga tidak pernah meminta sebanyak itu.

“Umm, sebentar, akan aku belikan.” Yuzuru beranjak pergi ke tempat makanan yang diminta [Your name] tersedia. Ia pun membelikan makanan sesuai dengan apa yang gadis itu pesan kepadanya. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan membawa makanan sesuai dengan yang diinginkan [Your name].

“Wah, arigatou, Yuzuru!” pekik [Your name] untuk kedua kalinya dengan senyum ceria, Yuzuru membalasnya dengan anggukan pelan.

“Sekarang aku mau burger, pizza, hotdog, dan spagetti!”

Yuzuru cengo untuk yang kedua kalinya. Bagaimana tidak? Makanan yang baru saja ia belikan tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya, entah sudah pergi ke alam pencernaan atau ke mana. Yuzuru tersenyum kikuk, mengangguk dengan ragu dan membelikan [Your name] segala makanan yang ia inginkan.

Bahkan hal itu terjadi hingga pulang sekolah.

Yuzuru lelah setiap bel istirahat berbunyi, ia harus berlari dari kantin menuju kelas [Your name] hanya untuk membelikannya makanan. Ya, walaupun menggunakan uang [Your name], tapi tetap saja capeknya itu dia yang nanggung. Rasanya ingin sekali Yuzuru membawa kantinnya ke kelas [Your name] jika saja kantinnya bisa dibawa kemana-mana.

“Hah.... hah.... [Your name]-san kenapa belum keluar kelas, ya?” tanya Yuzuru entah kepada siapa, heran karena nyonya muda pengganti tuan mudanya itu belum nampak batang hidungnya saat ia tiba di depan pintu kelasnya.

Kriet.

Kelas yang sangat sepi, hanya diisi oleh seorang gadis yang tengah tertidur seolah tak peduli bahwa teman-teman sekelasnya telah pergi. Yuzuru melangkah menghampirinya, langkah yang begitu hati-hati hingga tak timbulkan bunyi.

Memang menurutnya, mengurus gadis di hadapannya ini cukup merepotkan. Namun, saat ia terlelap, wajahnya seperti menampilkan jiwa malaikat.

Ah, Yuzuru ingin mendapat imbalan atas yang ia lakukan seharian ini.

Pemuda berhelai biru gelap itu mengelus puncuk [Hair colour] tersebut.

Selang beberapa detik, ia mengecupnya singkat.

“Hee? Yuzuru....?”

Tepat saat [Your name] menampakkan kedua bola matanya. Hening selama ketukan singkat yang berasal dari jam dinding, wajah [Your name] lantas memerah hingga merambat ke telinga.

“A-apa yang kau lakukan?!”

“Anggap saja itu imbalan untukku, [Your name]-san.”

“HEE?!”

Senyum yang membuat siapapun yang melihatnya meleleh, membuat wajah [Your name] kian dihiasi rona merah.

~The End~

Waaaa, maap kalo readernya kurang childish soalnya Shiro bingung /plok

Dan maap juga karena Shiro sempet menghilang lamaaaaa, soalnya Shiro lagi ada suatu project dan kemarin deadlinenya, padahal projectnya belom selesai Shiro kerjain ;-; /curhat Shiro yang terhimpit deadline/

Dan lagi, Shiro masih ada project yang deadlinenya beberapa hari lagi AAAAAAAAAAA /plok
Shiro kira pas libur sekolah bakal gabut dan gasibuk.... Eh ternyata.... /pundung

OHIYA
Ada yang tau On Air atau Palette Parade? Shiro mau bikin fanfic dari dua game itu deh kalau ada yang minat+kalo dah rilis gamenya ;-;

Jangan lupa voment eaa~

☆Ensemble Stars☆ Oneshot Part 2! [OPEN REQUEST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang