Bab 3 : He is the one

20 2 2
                                    

MAAP YA UDAH LAMA GA UP HEHEHE AGAK DIPANJANGIN KOK CERITA INI BUBYE

" Eh, Maudy nanti pulang sekolah lo jangan pulang dulu ya" ujar Axel

"Mau ngapain, Xel?" tanya Maudy

"Gue mau ngelamar lo"

Bu Susi yang ada di dapurnya merasa sedih mendengar hal itu.

"Ok"

Mendengar jawaban Maudy, Bu Susi tambah sedih.

kring..kring...

"Eh, udah bel, Bu, berapa semuanya?" tanya Axel.

"15.000 aja, Nak"

Selesai membayar Axel merasa tangannya di pegang oleh seseorang ia melihat orang tersebut dan merasa bahagia tapi itu tak bertahan lama karena Maudy membawa Axel dan Sena berlari selesai makan

"Hoek....gua mau muntah, Dy!" seru Sena dan Axel

"Sorry  hehehe..."

Sepulang sekolah.....

"Bu Susi, Maudy pesen es jeruk ya, Bu"

"Iya, Mbak"

BAB KE TIGA "HE IS THE ONE"

"Apa kau tidak ingat? Dulu mereka merana karena kedatangan kita. Kita merusak tanaman mereka, rumah-rumah mereka, dan mengubah kota pelangi itu berwarna suram apa kau tak ingat??'' jelas air tertua disitu.(bonus cerpen)

Sebuah tangan memegang bahu Maudy, Axel.

" Lo lagi nunggu gua, ya?"

Maudy belum menjawab tetapi dia sudah ditarik oleh Axel ke lapangan sekolah dan disaat bersamaan Rendi baru saja sampai ke sana. Rendi yang penasaran mengapa di lapanfan sangat ramai segera berlari dan menerobos kerumunan orang disana. Matanya membulat sempurna saat dia melihat seorang lelaki berlutut di depan pujaan hatinya membawa setangkai bunga mawar dan chocolate. Hatinya terasa sangat sakit .Sementara yang lainnya mengerumuni lilin-lilin yang disusun sedemikian rupa membentuk love menambah sayatan di dalam hati Rendi.

"Maudy......do you want to be my girl?"

Maudy tersenyum dan menatap mata laki-laki itu dalam membuat secercah harapan didalam hati laki-laki itu. Sementara Rendi hanya bisa menunggu jawaban dari Maudy.

" Ahahaha.. i'm sorry jawabannya adalah tidak " semuanya hening dan sesaat kemudian mulai berbisik.

"Diam semua ! Why Maudy? aku punya semua yang kau butuhkan aku punya banyak duit aku bisa membelikanmu apartemen mewah atau apapun yang kamu mau"

" Tapi itu belum cukup ,Axel. Aku tak butuh semua duit mu aku hanya butuh cinta yang tulus yang menerima apa adanya seperti dia" Maudy menunjuk seorang lelaki yang sedang menundukkan kepalanya dalam-dalam. Merasa ia dipandangi ratusan pasang mata, ia pun mengangkat kepalanya dan tersentak bahwa ia sedang dipandang dengan tatapan kebencian oleh laki-laki yang masih berlutut itu dan dipandang dengan sangat tulus oleh seorang perempuan yang merupakan pujaan hatinya.

" He is the one in my heart, Kak Rendi" ujar Maudy

" Anak tukang kantin yang ga jelas itu? hah, mata kamu rabun ya, Dy? jelas-jelas dia itu bukan orang kaya kan?"

PLAK...

"Tolong cara bicara dijaga" pipi Maudy yang putih bersih memerah karena marah.

" Cih, sampai kapan pun aku akan menunggumu, Maudy." ia berlalu sambil menyeringai pada Rendi.

"Hei, hei, apa-apaan ini ?" tanya Bu Dwi yang datang bersama Ibu Kepala Sekolah.

" Semuanya, bubar!!!"

Maudy pun pergi ke kantin untuk mengambil es jeruknya dan ia melihat Rendi sudah duduk di pojok kantin dan Maudy pun duduk disana juga.

"Maudy,kenapa kau menolaknya?"

" Aku nggak suka sama dia"

"Apa benar kau menyukai ku?" tanya Rendi dengan kepala tertunduk tapi Maudy yakin kalau Rendi sedang malu atau lebih tepatnya dia lagi "SALTING".

"Ya, tapi kalau disuruh pacaran sih aku belum mau, Ren"

"Kalau PDKT boleh?" tanya Rendi bersemangat membuat Maudy yang sedang menyeruput es jeruknya tersedak.

" I..iya" sekarang Maudy yang SALTING

HAHAHAHAHAHAA keduanya tertawa sambil tersipu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FUTURE and PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang