12:05

425 39 1
                                    


©Rei –ssu  Present

Pairing:
Jeon  Jungkook
Kim Taehyung
Cha Eunwoo
Byun Baekhyun
Genre:
Drama –slice of life –hurt/comft
Warning:
OOC, AU. Don’t Plagiat, BxB (Boy x Boy) & Plot is MINE
DLDR


































Sejak kejadian malam itu, Jungkook berpikir semuanya telah berakhir. Cintanya dan waktunya. Tak ada lagi Jeon Jungkook yang menunggu Kim Taehyung. Tak ada, semuanya berhenti. Ucapan Taehyung malam itu sudah telak menghancurkan hati Jeon Jungkook yang setegar batu karang. Ia menyadari semuanya sia –sia dan tak perlu ada lagi yang dilanjutkan.

Jungkook pun setelahnya memilih homeschooling lagi karena ia sudah tak memiliki tujuan lagi untuk tetap diam disekolah umum yang hanya membuat psikisnya semakin hancur. Dan pemikirannya tentang dunia luar ternyata sangat menyeramkan, kehidupan sosial dan strata sosial diluar sana sangat mengerikan. Hal itu tak cocok untuk seorang kelinci kecil sepertinya. Dunia luar hanya akan membuatnya tersesat dan melupakan jalan pulang.

“Tuan muda…” panggilan dengan suara rendah itu sontak mengembalikan kesadaran Jungkook yang tengah melalang buana entah kemana. Pria manis itu membalikkan badannya dan mengembangkan senyuman indahnya. Senyuman yang entah telah berapa kali membuat seorang Cha Eunwoo jatuh untuk kesekian kalinya.

“Anda kedatangan tamu…” melihat ekspresi Eunwoo yang tiba –tiba saja menjadi kaku, sang tuan muda menyadari siapa tamu yang tengah mendatangi rumahnya sekarang.

“…” sesaat keheningan melanda. Jungkook seolah berpikir sejenak untuk memutuskan apakah ia memilih untuk menemui tamunya atau menyuruhnya pulang. Hingga helaan nafas merat meluncur dari bibir tipisnya, Jungkook mengembangkan senyum manisnya.

“Aku akan segera turun”




















.
.
.
























Saat ini ruang tengah kediaman Jeon terasa hening dan aura dingin yang sangat menguar pekat diantara dua sosok yang tengah beradu pandangan sejak 15 menit yang lalu. Keduanya sama sekali tak ada niat untuk membuka pembicaraan sejak tadi. Seolah terhanyut oleh keheningan yang mereka buat. Hingga suara dehaman cangung dari sang dominan membuat keheningan itu terhenti.

“Kau ganti nomor ponsel?” sungguh pertanyaan yang tak bermutu gerutu Taehyung karena kebodohannya itu. Jungkook hanya mendengus pelan mendengar pertanyaan konyol itu.

“Tidak, semuanya masih sama…” jawabnya to the point.

“Lalu selama satu bulan ini semua pesan dan telponku kenapa kau abaikan? Kau ada masalah denganku?” khas seorang Kim Taehyung. Ia akan bersikap to the point tanpa mau basa –basi lagi. Jungkook yang menyadari hal tersebut hanya dapat tersenyum miring.

“Kenapa kau berhenti dari sekolah umum, apa alasannya?!” hardik Taehyung dengan tatapan menyalangnya. Sedangkan pria bergigi kelinci itu hanya menunjukkan tatapan tenangnya.

“Apakah itu penting?”

TENTU SAJA! KAU ADALAH TUNANGANKU” Taehyung menaikkan nada bicaranya karena ia sudah tak tahan dengan sikap acuh dari pria manis dihadapannya ini. Bukan respon seperti ini yang ingin ia lihat. Jungkook yang dihadapanya saat ini terlalu acuh, dingin dan terkesan lebih tenang. Kemana perginya tuan muda manja itu, tuan muda yang merengek dihadapannya?

Hei! Sadarkah Kim brengsek Taehyung, kaulah yang membuatnya seperti itu!

“Ahh~ aku masih tunanganmu ya, kupikir sudah berakhir” gumamnya dengan tatapan yang dibuat sok polos hal itu memancing kekeksalan seorang Kim Taehyung.

JEON JUNGKOOK BERHENTI BERCANDA! ADA APA SEBENARNYA DENGANMU, HAH?!” Taehyung kembali meninggikan suaranya. Namun, pria manis dihadapannya hanya menatap seorang Kim Taehyung tak berminat sedikitpun.

“Taehyung… berhentilah. Hentikan… Sudah cukup dramanya. Jangan bersikap seperti kau benar –benar mempedulikan ku seperti ini. Kau membuatku merasa terhina, aku seperti pengemis cinta saja jika kau seperti ini. Aku tahu kau juga muak dengan semua ini, jadi berhentilah. Aku juga lelah Tae, aku sudah terluka begitu banyak. Mari kita akhiri saja” gumam Jungkook dengan tatapan tenangnya. Ia sudah berusaha keras agar dirinya tak lost control dihadapan Kim Taehyung. Ia tak ingin lagi dianggap remeh, sudah cukup.

“Apa yang sedang kau bicarakan Kookie? Hey… ini tak seperti dirimu, ayolah aku sedang tak ingin bermain hal konyol seperti ini”Taehyung merengkuh tubuh ringkih Jungkook. Namun, pria manis itu sama sekali tak memberikan respon sedikitpun. Hanya helaan nafas berat yang terdengar.

“Aku yakin kau sudah tahu semuanya Tae, perihal aku berhenti dari sekolah umum dan masalah yang lainnya. Jadi, cukup sampai disini, kita akhiri saja. Kau kemari juga karena paksaan orang tuamu kan? Bukan karena keinginanmu sendiri,kan?” lirih Jungkook yang gini tengah mengepalkan jemarinya kuat seolah hal itu dapat memperkuat pertahanannya.

“Aku sama sekali tak paham Kookie, kumohon berhentilah berbicara aneh seperti ini, heum~ Aku menemuimu karena keinginanku sendiri, aku begitu merindukanmu, sangat sangat sangat merindukan little bunny ku” ucap pria bersuara deep itu dengan merdunya memasuki indra pendengaran seorang Jungkook. Akan tetapi, suara itu, segala ucapannya hanya membuat Jungkook semakin hancur.

“Jika kau merindukanku, mengkhawatirkanku, kau harusnya datang tepat dihari pertama aku berhenti dari TEMPAT LAKNAT itu. Temui aku, rengkuh aku saat hari itu, tetapi nyata nya kau tak ada. Kau tak datang disaat aku merasa hancur Tae, tak pernah sekalipun. Kau hanya datang saat aku tak bisa memperbaiki hati ini lagi dan dengan seenaknya kau memintaku untuk baik –baik saja menghadapi dirimu, seorang yang menjadi tersangka utama hancurnya diriku…”

“…Kau tahu, Jeon Jungkook dihadapanmu saat ini sudah hancur dan sekarang hanyalah seonggok sampah yang sebentar lagi akan dipungut oleh pemulung bernama Cha Eunwoo. Bukankah seperti itu definisi diriku dipikiranmu, sungguh hina ya Tae. Padahal kau adalah orang yang sangat aku hargai dalam hidupku. Tetapi, hal yang kuterima adalah pandangan hina darimu, aku sungguh terkesan Taehyung –ssi…”  tatapan kosong penuh luka yang dapat Jungkook tunjukkan kepada pria berahang tegas dihadapannya saat ini. Taehyung sudah tak merengkuhnya lagi tatapannya kentara sekali bahwa ia tengah terkejut.

“Kookie… bu –bukan seperti itu. Sungguh~, hei! Kau adalah sosok yang berarti bagiku Kook, jangan berbicara ngawur seperti itu. Aku mana mungkin berpikir seperti itu, sayang~” Taehyung kembali berusaha meyakinkan pria manis dihadapannya saat ini. Membuatnya percaya lagi dan jatuh kembali kedalam ucapan manisnya seperti yang dulu -dulu.

Hei dude! Usahamu sia-sia, pria manis didepanmu sudah sangat hancur-.

“Taehyung –ah, kau tak perlu takut. Jika kau takut tak bisa membujukku dan membuatku tak mengakhiri semua ini karena masalah hubungan kelangsungan perusahaan keluarga kita, tenang saja perusahaanku akan tetap bekerja sama dengan perusahaan milik keluargamu walaupun ini semua berakhir. Jadi … hiks… cukup berhenti. Hiks … karena aku hiks… sangat terluka”

Pertahanan yang telah ia bangun selama ini pada akhirnya akan tetap runtuh dan menyisakan seorang Jeon Jungkook yang menangis meraung –raung dihadapan seorang Kim brengsek Taehyung. Menangis mengeluarkan segala rasa luka, pedih, sakit, tertekan, hancur, kesedihannya dihadapan pria itu. Taehyung terpaku melihat Jungkook yang kali ini benar –benar hancur dihadapannya. Ia menyaksikan betapa hancurnya seorang Jeon Jungkook. Bahkan saat melihat Jungkook yang seperti ini Taehyung tak mampu bergerak seinci pun, ia begitu terkejut melihat Jungkook hancur karenanya.

Untuk melontarkan kata penenang atau kata maaf sekalipun Taehyung tak mampu. Jungkook hanya dapat meraung –raung dalam rasa sakit. Dan tak jauh dari kedua insan tersebut, Eunwoo menatap sendu pada punggung tuan mudanya yang saat ini telah hancur untuk kesekian kalinya.

“Kookie –ya cukup… kau sudah berusaha keras” lirih pria bersurai eboni itu sendu.














To be continue

Gimana? Kookie kasian yaa. Gimana nih dengan nasib para kapal kalian. Apakah akan dilayarkan ato ditenggelamkan aja keduanyaa.

Voment juseyo

👇inget tekan bintang setelah membaca yaa. Biar semangatt. Eheee

24 Hours✔ | jjk•enwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang