"Apa-apaan ini" Risu menatap gemetar kearah Jimin dan Yoongi.
"Risu, aku..." Jimin berjalan kearah Risu, tapi tangan Yoongi menghalanginya.
"Aku menciumnya. Yang kau lihat tidak salah" ucap Yoongi tenang.
Jimin berontak dan menarik tangannya hingga terlepas, matanya menatap Yoongi tak percaya dan mendorong Yoongi menjauh darinya.
"Jimin, dia bohong kan?" Risu berucap gemetar.
"Risu, kita bicara di rumah saja" Jimin menarik tangan Risu berlalu meninggalkan Yoongi di balkon.
"F*ck" maki Yoongi pelan.
.
.
.
And then I met You
.
.
.
"Itu sangat kacau. Kau bahkan tak berusaha melindunginya? Sinting" Namjoon menggelengkan kepalanya tak percaya. "Yah, Min Yoongi, baik untuk menjadi orang jujur, tapi kau juga harus lihat situasinya"
"Dia jelas-jelas melihat kami berciuman, lalu alasan apa yang bagus untuk menutupi hal itu?" Yoongi menggusak rambutnya kesal.
"Katakan apa saja! Astaga, kau membuat Jimin dalam masalah kalau begini"
"Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Yoongi putus asa.
"Cari saja orang lain. Ayahnya pasti akan menikahkannya secepatnya, kau sangat tau siapa yang bersalah disini" Namjoon melirik sinis kea rah Yoongi.
"Sangat membantu, Kim Namjoon" sindir Yoongi dan berjalan keluar ruangan tempat kerja Namjoon.
.
.
.
"Jim, kau tahu itu salah, kan?" Risu menatap Jimin tak percaya.
Jimin terdiam, enggan menanggapi. Sudah beberapa jam ini Risu mengintimidasinya dan Jimin tidak ingin mulutnya terbuka dan membuat keadaan makin parah.
"Berciuman dengan laki-laki, Park Jimin? Kau anggap apa aku ini?" Risu mulai berkaca-kaca. "Kau bahkan tak pernah menciumku lebih dulu! Selalu aku yang memulainya dan kau tidak pernah menciumku seperti kau mencium dia!"
"Lalu kau mau apa sekarang?" mata Jimin menatap datar pada Risu yang mondar mandir didepannya.
"JIM!" Risu berhenti didepan Jimin dan menatap Jimin tak percaya. "Ini tidak adil untukku" Risu menangis. "Park Appa pasti akan marah besar kalau dia tau kau seperti.... Jim, ini menjijikan!"
"Cukup" Jimin berucap tenang. "Keluar dari sini"
"Apa?"
"Keluar dari sini" ucap Jimin tenang.
"Aku tidak akan menerimamu yang seperti ini, Jim. Ini salah. Kita bisa memperbaikinya. Maafkan kata-kataku tadi, ayo kita perbaiki keadaan. Kita bisa menikah dan tinggal di Jepang" Risu memegang kedua sisi wajah Jimin dan menatap Jimin dengan air mata yang masih turun.
"Risu, tolong berhenti bicara" Jimin menaikkan nada suaranya.
"Aku tau kau butuh waktu sendiri, aku akan datang besok. Aku harap kita berdua bisa menyelesaikan ini dengan kepala dingin" Risu tersenyum sendu dan mengusap pipi Jimin. "Tidur yang nyenyak, Jim" Risu mengecup pipi Jimin dan berjalan keluar ruang kerja Jimin.
.
.
.
"Luhan, ini masih pagi, kalau kau ingin bertanya, sebaiknya Tanya saja, jangan menatapku seperti itu" Jimin mengernyitkan alisnya kesal.
"Kau tidak tidur semalaman, tuan?" Luhan memajukan duduknya merapat ke meja Jimin, terlihat sangat penasaran dengan lingkar hitam dimata Jimin.
"Iya"
"Kenapa?" Tanya Luhan makin penasaran.
"Apa kau mendengar gossip soal ku pagi ini?" tebak Jimin.
Luhan terkekeh. "Aku mencuri dengar dari karyawan bawah, katanya semalam tuan dan nona Risu bertengkar. Mereka melihat tuan menyeret nona Risu kesini. Apa kalian menghabiskan malam panas semalam sampai tidak tidur?" Luhan menaik turunkan alisnya.
"Kau mau ku pukul?" Jimin menaikkan tumpukan map ditangannya.
Luhan tertawaa keras. "Jadi hanya bertengkar ya, itu biasa untuk orang yang akan menikah. apa sudah baikan?"
"Berhenti cerewet Luhan" Jimin memutar bola matanya.
"Oh ya Tuan, hari ini tuan di jadwalkan fitting baju"
Jimin menaikkan alisnya bingung. "Fitting baju?" ulang Jimin memastikan.
"Astaga, kau terlalu focus dengan pekerjaan sampai lupa kau akan menikah sebentar lagi tuan. Biar ku ingatkan, pernikahanmu itu seminggu lagi" Luhan memutar bola matanya kesal. "Bisa-bisanya kau menyembunyikan hal membahagiakan ini dariku, tuan." Luhan menggeleng kepalanya.
"Aku menikah?" Jimin menatap Luhan tak percaya.
"Yah. Apa-apaan wajah terkejutmu itu tuan"
Jimin dengan cepat menyambar ponselnya yang berada di atas meja, menghubungi appa-nya dan meminta penjelasan sejelas-jelasnya.
"Jim?"
"Appa, apa maksudnya aku menikah minggu depan?" Jimin berucap tak sabar.
"Bukannya itu keputusanmu dan Risu?" terdengar nada bingung dari cara Park Appa bicara.
"Kapan aku mengambil keputusan seperti itu?" tanpa sadar, Jimin meninggikan suaranya.
"Risu semalam datang ke rumah dan bicara pada Appa dan Eomma. Dia bilang kalian yang ingin pernikahan di percepat"
"Batalkan appa. Batalkan sekarang juga!" Jimin menutup teleponnya dan berjalan keluar ruangan. Mencari Risu.
.
.
.
"Jangan ambil keputusan semaumu!" Jimin menatap tajam pada Risu yang membolakan matanya mendengar nada bicara Jimin.
"Kau bahkan membentakku sekarang?" Risu berucap tak percaya.
"Bukan itu inti masalahnya. Kau tidak bisa mengambil keputusan semaumu!" tegas Jimin.
"Kenapa? Aku tunanganmu. Cepat atau lamban, kita akan menikah, kan?"
"Tapi menikah minggu depan itu konyol!"
"Kenapa? Apa kau marah dan tidak siap menikah karena Min Yoongi?"
Jimin terdiam.
"Jadi karena dia?" Risu mendengus tak percaya. "Bisa kau bayangkan bagaimana reaksi Park Appa jika tau anak satu-satunya seorang gay?" tantang Risu.
Jimin tersentak, dia tidak memikirkan kalau Risu berniat membocorkan hal ini pada Appanya.
"Kau mengancamku?"
"Aku mencintaimu! Aku tidak ingin kau salah jalan!" Risu berjalan mendekat dan memeluk Jimin erat. "Dia tidak tepat Jimin, bukan dia" Jimin menangis dipelukan Jimin. "Aku yakin kemarin itu hanya kesalahan yang tidak sengaja kau buat. Jimin, kita harus menikah agar kau tidak salah jalan. Kau masih bisa sembuh. Perasaan apapun yang kau rasakan padanya, itu salah" Risu terisak dan mengeratkan pelukannya.
"Jim, lihat aku" Risu menarik wajah Jimin dan menatap Jimin dalam. "Jimin yang ku kenal tidak seperti itu. Kau tidak seperti itu, Jim"
Jimin terdiam lama, matanya menatap kosong pada mata berair milik Risu. Dia tidak tahu harus bagaimana dia menghadapi keadaanya sekarang. Hal yang paling tidak dia inginkan adalah membuat appanya kecewa, dan apa yang dia lakukan tentu akan membuat Appa-nya kecewa .
.
.
.
"Apa ini?" Yoongi menaikkan alisnya bingung melihat undangan yang diletakkan Namjoon diatas meja kerjanya.
"Undangan pernikahan Jimin dan Risu"
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
and then I met You
Fanfiction(COMPLETED)Yoonmin! Jimin merasa hidupnya yang sudah diatur merupakan yang terbaik untuknya, segalanya sudah direncanakan tanpa terkecuali. semuanya berjalan sesuai keinginan Ayah-nya, sampai dia bertemu Min Yoongi. BL BxB mpreg? DLDR. slight! Taeko...