"Yah, lihat pengantin pria ini, bisa-bisanya kau melamun padahal sebentar lagi akan menikah" Taehyung meninju main-main bahu Jimin dan mendudukan diri disamping Jimin. "Bagaimana rasanya menikah? Kau gugup? Berdebar? Keringat dingin?" Taehyung terkekeh.
Saat tidak ada jawaban yang Taehyung terima dari Jimin, Taehyung menatap kesamping tepat kearah Jimin, Jimin seolah tuli dan tidak berada ditempatnya saat ini. Tatapannya kosong.
"Jim, kau oke?" Taehyung menyenggol siku Jimin dan membuat Jimin tersenyum kecil.
"Aku mau mati" guman Jimin pelan.
"Yah!" Taehyung menutup bibirnya saat beberapa orang yag berada diruangan dimana Jimin berada melirik kearahnya. "Kau akan menikah, apa maksudnya kau ingin mati?" Taehyung berbisik geram dan mendekatkan diri merapat kearah Jimin. "Hati-hati dengan ucapanmu, anak muda"
"Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi ini, Tae." Jimin tersenyum miris melihat pantulan dirinya di kaca. Jas putih sudah terpasang indah ditubuhnya, wajahnya dirias sedikit dan rambutnya sudah ditata rapi. Sudah sangat siap untuk pernikahan yang akan dimulai beberapa menit lagi.
"Apa maksudmu?" Taehyung berbisik lagi dan melirik kesekeliling memastikan tidak ada yang mencuri dengar ucapannya.
Jimin mendengus dan terkekeh. "Hidupku sudah diatur sejak dulu, harusnya aku sudah terbiasa seperti ini kan, Tae?. Appa sudah biasa menentukan semua yang harus kulakukan tanpa bisa kubantah sama sekali, harusnya ini juga bisa kuterima seperti aku menerima semua perintah Appa-ku, kan?"
"Kau terlihat menyedihkan" guman Taehyung.
"Benar. Kata itu sangat pantas untukku." Jimin berdiri dan mendekat ke kaca jendela dimana mobil-mobil mulai terparkir rapi dihalaman, siap untuk menghadiri pernikahan Jimin dan Risu.
"Bukan begitu maksudku, Jim, aku..."
"Tak apa" Jimin terkekeh. "Harusnya aku mendengarkan ucapanmu waktu itu, harusnya aku bicara pada Appa untuk tidak ikut campur dalam urusan percintaanku, tapi aku sangat pengecut. Kasihan sekali ya" Jimin terkekeh, matanya menatap kosong kebawah jendela.
"Jim, sudah sejauh ini. Hadapi saja" Taehyung berdiri dan mengusap bahu Jimin sebagai tanda dia berempati pada sahabatnya itu.
"Aku bertemu orang lain, Tae" ucap Jimin tiba-tiba.
"Dan?"
"Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan jantungku berfungsi lagi" Jimin menunduk dan terkekeh sendiri, sementara Taehyung hanya menatap punggung Jimin dengan sedih.
"Dia tau cara membuatku berdebar, dia tau cara memperlakukanku dengan tepat, dia tau bagaimana aku tanpa aku bercerita apapun, dia sangat tampan, Tae"
Taehyung tersedak ludahnya sendiri dan terbatuk. "A-apa kau bilang kata tampan, tadi?" Taehyung menatap tak percaya pada Jimin.
Jimin terkekeh dan berbalik kearah Taehyung. "Terlambat untuk sadar kalau aku sama sepertimu. Miris sekali"
Taehyung kehilangan kata-katanya.
.
.
.
And then I met You
.
.
.
"Yakin kau akan datang?" Namjoon berjalan menghalangi Yoongi yang sudah siap pergi ke acara Jimin dan Risu.
"Tentu. Aku diundang" Yoongi mengibaskan undangannya didepan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
and then I met You
Fanfiction(COMPLETED)Yoonmin! Jimin merasa hidupnya yang sudah diatur merupakan yang terbaik untuknya, segalanya sudah direncanakan tanpa terkecuali. semuanya berjalan sesuai keinginan Ayah-nya, sampai dia bertemu Min Yoongi. BL BxB mpreg? DLDR. slight! Taeko...