'8

28 3 0
                                    

Aku bertanya padamu apakah kau merindukanku? Dengan tegas kau menjawab tidak, namun matamu justru mengatakan yang sebaliknya.

🙈🙈🙈

"Dan ku pernah jadi yang tersayang
Ku pernah jadi yang paling kau cinta
Mungkin kau lupa
Dan disaat sang penggoda datang
Kau biarkan dia hancurkan istanaku
Ternyata kau lupa aku ratumu

Kini akupun telah pergi
Telah kurelakan kau bersamanya
Kubiarkan dia merebut semua

Oh ingatkah dulu pabila
Takkan pernah tinggalkanku
Sumpah mungkin kau lupa

Dan ku pernah jadi yang tersayang
Ku pernah jadi yang paling kau cinta
Mungkin kau lupa
Dan disaat sang penggoda datang
Kau biarkan dia hancurkan istanaku
Sekarang kau lupa aku ratumu

Telah kuberi semua cintaku
Hidup dan matiku tapi tak pernah cukup"

Dengaj satu tarikan nafas, ia kembali mendekatkan mic itu ke mulutnya.

"huwowo uuuu OHHHHHH"

Tanpa aba-aba, Ila dan Nadya yang mendengar refleks menutup telinga mereka. Naura terus saja melanjutkan acara bernyanyinya tanpa peduli dengan sekitarnya.

"Sekarang kau lupa aku ratumu
Kau lupa aku ratumu"

Naura akhirnya menyelesaikan lagunya, ia tersenyum senang setelah puas berteriak-teriak. Ia menoleh mendapati kedua sahabatnya yang terlihat kesal.

"Lain kali kalau galau nggak usah ngajak deh Ra, pergi sendiri ajaa" Ila yang pertama kali sadar mendekati Naura dan meraih salah satu mic di atas meja. Nadya yang mendengar suara Ila lantas membuka mata dan menarik nafas legah. Naura terbahak melihat kedua sahabatnya yang mendelik kearahnya.

"Haha, Maaf. Terlalu terhanyut sih sama lagunya. Dalemm" Ucapnya sembari terkekeh. Kedua sahabatnya hanya memutar bola mata malas.

Tak lama kemudian terdengar suara instrumen lagu Beyonce, Halo. Kali ini, Ila yang akan bernyanyi. Naura dan Nadya ikut bersenandung bersama dan sesekali tertawa.

Naura merasakan getaran disaku jeansnya. Ia berdiri dan meraih benda pipih  itu lantas segera mengeceknya. Ada panggilan masuk namun dari nomor yang tak dikenal. Naura mengernyit, ia kemudian melangkah menjauh dari kedua sahabatnya dan mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"..."

"Ini siapa?"

"..."

"Oh kirain siapa. Ada apa kak?" Naura berbalik dan melihat kedua sahabatnya yang sudah berhenti bernyanyi dan bermain ponsel mereka masing-masing.

"..."

"Astaga iya! Aku hampir lupaa" Naura menengok melihat jam yang ada di dinding.

"..."

"Tapi aku lagi nggak dirumah. Lagi main kak"

"..."

"Sekarang?"

"..."

"Oh yaudah nanti aku share lokasinya"

"..."

"Oke, Assalamualaikum" Naura mematikan sambungan dan berjalan kearah sahabatnya.

"Heh ada rapat Osis bentar di sekolah kan?"

"Iya tapi masih 1 jam lagi sih" Nadya menjawab sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

"Balik sekarang?" Tanya Ila ke Naura.

"Iya, mau nemenin Dylan dulu soalnya. Katanya pengen ditemenin jemput kakaknya dibandara," Ila dan Nadya mengangguk mengerti, kemudian tersenyum licik.

"Uhuuu yang udah mau di ajak ketemu kakak ipar mah bedaa, yekaan Nad" Naura hanya terkekeh sambil melayangkan kepalan tangan kearah Ila.

Naura mengambil ponselnya dan melihat notif dari Dylan kalau dia sudah ada didepan. Naura lantas bergegas membereskan barangnya dan pamit.

"Jangan lupa rapat Osis ya bentarr, bye" Naura berteriak dan segera berlari kecil kehalaman tempat karaoke yang ia dan kedua sahabatnya datangi. Ia melihat Dylan dengan pakaian casualnya. Sejenak Naura memperhatikan Dylan yang sepertinya belum peka terhadap keadaannya.

Naura tertawa kemudian berlari kecil kesamping pintu pengemudi dan perlahan-lahan membuka pintu,ia berusaha agar tidak ada suara. Naura kembali melihat Dylan yang masih saja sibuk bermain ponsel dan bersandar di depan mobilnya. Naura tertawa kemudian dengan senang hati ia tiba-tiba memencet klakson panjang. Hal itu sontak membuat Dylan kaget dan refleks berbalik.
Naura terbahak sambil memegang perutnya, Dylan sangat lucu saat kaget.

"Yaallah ini anak, jail banget sih" Dylan datang sambil mengusap dadanya. Naura hanya membalas dengan mengangkat kedua jarinya ke udara,lantas berjalan untuk masuk ke sisi mobil satunya. Ia melihat beberapa orang sedang mendelik kearahnya. Naura merasa ngeri dan cepat-cepat masuk kedalam mobil. Ia kembali terkekeh saat melihat orang lain juga ada yang mengusap dadanya tanda ia juga kaget dengan ulahnya barusan.

Akhirnya mobil Dylan melesat pergi menjauhi tempat karaoke. Didalam mobil kedua manusia itu diam membisu. Naura berinisiatif membuka suara untuk memecah keheningan itu.

"Dapat nomer aku dari mana kak?"

"Dari Angga" Jawab Dylan sambil fokus menyetir.

"Angga?" Beo Naura yang dibalas anggukan singkat oleh Dylan.

Hening beberapa saat,sebelum Naura kembali bersuara.

"Kak, maaf soal yang waktu di cafe" Dylan menoleh kearah Naura yang ternyata juga sedang menatapnya.

"It's okey" Jawabnya sambil tersenyum. Naura yang melihat senyum Dylan juga ikut tersenyum.

____________________________________

Jangan lupa Vote dan Comment!
Thankyou😊😊

Naura's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang