'7

24 4 0
                                    

Seingatku, aku bahkan tak pernah sekalipun berniat mempermainkan perasaan, tapi mengapa perasaan selalu saja mempermainkanku?

🐬🐬🐬

Naura mengendarai mobilnya ketempat yang baru Angga share lokasinya. Perempuan itu berdecal kesal. Angga menggangu tidur siangnya dengan menelfonnya kalau motornya mogok ditengah jalan karena kehabisan bensin.Apa-apaan itu, percuma motor merk mahal kalau nggak ada bensin. Awalnya Naura enggan, tapi berhubung hari ini dia baik, jadi ia menurut saja.

sekalian makan diluar pikirnya

Naura mengambil handphonenya di jok samping, ia memeriksa kembali lokasi yang Angga kirim. Ia sudah sampai, namun tidak melihat batang hidung manusia itu.
Handphonenya kembali berbunyi, ia mengambilnya dan melihat id pemanggilnya. Angga menelfonnya.

'...'

'dimana lagi?ini udah di sampai ish'

'...'

'Yaudah, tunggu'

Naura mematikan sambungan dan melempar handphonnya kesal. Saat ia sadar ia kembali mangambil handphonenya dan memeriksanya. Takut rusak.
Angga ada di bengkel daerah situ, ia menyuruh Naura maju sedikit, Angga akan menunggunya di pinggir jalan. Naura melihat Angga melambaikan tangannya. Tapi dia tidak sendiri. Naura memicingkan matanya dan ternyata dia bersama ah.

Rafa.

Dalam hati Naura mengutuk Angga, pantas saja dia memaksa agar di jemput. Saat ia mengatakan akan dijemput dengan motor katanya jangan karena panas. Angga sialan.
Naura memarkirkan mobil disamping kedua manusia itu, Angga mengetuk pintu kemudi.

"Apa?" Naura berbicara sambil membuka kaca jendela.

"Gue yang mengemudi, nanti lo nabrak" Naura mengangguk dan membuka pintu mobil lalu berpindah kebelakang. Saat ia duduk, pintu disebelahnya kembali terbuka. Rafa membukanya dan masuk.
Angga berbalik dan menatap tajam kearah Rafa.

"Ngapain lo disitu?" Rafa menutup matanya,berpura-pura tidak mendengar. Naura yang melihat itu memutar matanya malas,ia mebuka kembali pintu mobil dan pindah ke samping Angga. Rafa lantas membuka matanya dan melirik Naura lewat kaca spion.

"Kenapa?" Rafa bertanya sambil mengangakat salah satu alisnya. Tapi Naura justru menutup matanya tidak peduli dengan apa yang Rafa katakan.
Angga terkekeh,Rafa yang melihat itu melotot tajam ke arah Angga, namun Angga tidak perduli, ia mulai mengendarai  mobil Naura menuju salah satu tempat makan. Rafa menghela nafasnya.

Naura membuka matanya dan melirik Rafa lewat kaca spion.Rafa nemejamkan matanya, Naura terkekeh pelan memperhatikan lelaki itu, kemudian tersenyum tipis.

"Ekhem... "

Naura menoleh menatap Angga, Angga terkekeh. Naura memukul pelan lengan Angga dan ikut terkekeh. Naura kemudian kembali memperhatikan Rafa. Kemudian mengalihkan tatapannya kearah luar jendela. Hari ini ia bersyukur masih bisa tersenyum melihat lelaki itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi kedepannya. Kembali menoleh menatap Rafa namun kali ini ia membalikkan tubuhnya. Memperhatikan lekat-lekat bentuk wajah lelaki itu.

"Kenapa?" Rafa tiba-tiba membuka matanya, ia memang mengetahui Naura sedari tadi memperhatikannya, ia ingin membuat Naura terkejut. Namun diluar ekspektasinya, Naura justru tersenyum kearahnya.

"Nggak, lanjutin lagi meremnya" Timpal Naura terkekeh melihat wajah bingung Rafa. Ia kembali menegakkan tubuhnya kedepan, menoleh sebentar ke arah Angga yang sedang fokus menyetir kemudian perlahan menutup matanya.

"Kalau sudah sampai nggak usah bagunin ya Ga, udah kenyang gue hari ini" Ucap Naura sambil menutup matanya dan tersenyum.

____________________________________

Jangan lupa Vote dan Comment!
Thankyou💙💙


Naura's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang