Naura's Story

'10

Mustahil kita lupa dengan kenangan. arena memang kenanagan itu ada untuk dikenang,bukan untuk dilupakan.

❤❤❤

Rasa yang tenggelam.
Sebuah rasa yang sebelumnya hadir sebagai penyemangat. Sebagai rasa yang hadir sebagai alarm tersenyum.
Namun saat rasa itu telah tenggelam, semua hanya tinggal ingatan. Semua hanya tinggal kenangan. Semua hanya tinggal harapan.

Entah esok, minggu depan, tahun depan atau seterusnya kita dapat kembali merasakan rasa itu. Namun saat kita kembali merasakannya, percayalah itu hanya akan menjadi luka dalam. Luka dalam yang manis, luka manis yang pahit.  Luka pahit yang mengajarkan kekuatan, keikhlasan, dan kesabaran yang sesungguhnya. 

Wahai pemilik hati..
Tidak mudah melepaskan yang menyakiti, namun lebih sulit untuk kembali menerima.

Wahai pemilik hati..
Sejatinya cinta ialah mereka yang bertahan. Lalu aku mencobanya, namun aku kembali gagal. Bukan memenagkan hatimu, melainkan memenangkan hatiku.
Aku gagal segagal gagalnya, karena nyatanya setiap teringat ,aku akan tetap merasakan sakit itu, luka itu dan duka itu.

Naura, 02 Juni 2017

Naura lelah, ia terbaring di kasurnya sambil meringkuk seperti bayi. Bergerak gelisah sambil berusaha memejamkan matanya. Namun tak ayal, saat ia memejamkan matanya,ingatan itu kembali lagi. Ingatan tentang orang yang selalu membayanginya dengan membawa sakit dan luka. Ingatan tentang Rafa, orang yang ia cintai,  orang yang ia percayai, namun tega menghianatinya. Naura meringis, kembali memegang jantungnya yang nyaris lompat. Wajahnya pucat, kepalan tangannya dingin. Ia sakit hati, namun sudah lelah menangis. Hatinya justru ingin melupakan kejadian itu, namun otaknya selalu menolak untuk lupa, seakan-akan kejadian itu adalah momen penting yang harus ia ingat sepanjang hidupnyaa.

*Flashback On

Gadis itu bagun untuk menunaikan kewajibannya kepada  sang pencipta. Pagi ini ia berencana akan pergi sendiri untuk berjalan-jalan. Semalam ia mengajak kekasihnya, Rafa untuk menemaninya. Namun Rafa tidak bisa dengan alasan ada urusan penting. Naura hanya mengangguk mengerti, karena ia memang sangat mempercayai Rafa. Matahari perlahan memunculkan keindahannya, ia bergegas mengganti piyamanya dengan celana training dan baju polos lengan pendeknya. Ia berencana untuk jalan-jalan pagi.

Naura berkeliling cukup lama, setelah merasa capek ia berencana ingin istirahat dan meminum minuman kesukaannya.Ia menuju ke Cafe depan Danau. Namun saat diperjalanan, ia menangkap sosok yang tidak asing lagi di matanya, sesosok punggung yang sedang berpelukan dengan wanita cantik. Naura tahu bahwa ia cantik karena ia jelas melihat wajah perempuan itu. Namun ia belum yakin dengan punggung yang menjadi sandaran wanita itu. Itu seperti Rafa, kekasihnya. Namun ia menepis pikiran bodohnya karena Rafa tidak mungkin seperti itu. Namun saat itu juga, dinding kepercayaannya pecah tak bersisa, saat lelaki itu berbalik sambil menggandeng wanita itu masuk ke dalam sebuah mobil yang juga sangat ia kenali. Wanita itu tampak menangis, dan raut wajah Rafa terlihat marah. Apa yang sedang terjadi? Perlahan Naura mengembalikan kesadarannya dan seketika ia merasa tak dapat berpijak lagi. Ia merasa kehilangan sandarannya, ia merasa kehilangan sebagian hidupnya.

Apa ini? Apa yang sedang terjadi? apa ini nyata?

Air matanya menetes, tak ia sadari. Mengapa ia sangat bodoh? mengapa ia hanya melihat dua orang itu? mengapa ia tidak meminta penjelasan kepada lelaki itu?

Ia mengambil handphone di sakunya, dan segera menghubungi kekasihnya itu. Namun tak dijawab. Naura merasa ia sedang dipermain kan oleh Rafa. Seketika ia merasa marah. Mengapa ia harus merasa seperti ini?

To : Rafa❤

Raf, sebentar sore ketemuan di Cafe depan Danau. Plis.

ia mengirimkan pesan itu. ia ingin menangis, namun ia merasa perlu penjelasan dulu.

Naura melirik jam di pergelangan tangannya. Masih menunjukkan angka 10. Jika ia pulang, ia yakin saat bertemu dengan Rafa matanya akan terlihat jelas sudah menangis. Akhirnya ia memutuskan untuk ke Cafe dan berdiam diri disana.

**