*Kesialan berlipat*
-
Aku tidak percaya dengan tindak kejahatan yang ku lihat sepanjang hidup ku, maksud ku tentu saja aku percaya Hitler memang pernah membantai jutaan umat manusia, aku percaya Israel mengincar jalur Gaza seperti orang kesurupan hingga harus menghancurkan masyarakat palestina –aku percaya semua itu. Tapi kali ini ? rasanya tidak mungkin, ini pasti bercanda aku harus menemukan seseorang yang bisa memberitahuku bahwa ini hanya lelucon di bulan april, tapi tunggu ini bukan lagi bulan April.
Bayangan wajah Mr. Alfred saat terakhir dia masih hidup dan sempat menegur aku dan Ian di kelas dan wajah Mr. Alfred saat terkapar tak berdaya dengan bibir berlipstik merah terjahit asal berlumuran darah disana-sini. Terus berputar bergantian bagai kaset rusak di kepala ku.
Aku ingat saat aku berlari keluar kelas, ketika tiba waktu istirahat Mr. Alfred sempat mencegah ku untuk pergi. Aku memang agak kesal saat itu, karena Mr. Alfred bertingkah menyebalkan dan berlebihan, dia memanggil ku dan masih membicarakan tentang ketidaksukaan nya melihat aku dan Ian hampir berciuman. Oh, ayolah siapa sih yang akan dicium, mencium atau berciuman ? Asal kalian tahu dan ku harap tancapkan ini di ingatan kalian kalau aku Olivia Preiffer tidak akan pernah mau mendaratkan ciuman pertama ku untuk Ian Laffery, kecuali jika tiba-tiba Ian terlihat sangat seksi dan bisa membuat akal sehat ku memberontak –tapi ini tidak akan mungkin. Lagi pula bicara tentang itu, kalian harus tahu satu hal Mr. Alfred tidak benar-benar peduli tentang larangan berciuman di kelas, Ia pernah mengabaikan Neva yang mencium permen lollipop nya di kelas ketika Ia sedang mengajar, aku tahu itu hanya permen tapi gerakan dia mencium permen itu sungguh penuh nafsu dan—apa harus aku jelaskan lebih detail ?— setidaknya itu yang ku dengar dari kabar angin yang beredar, aku tidak pernah sekelas dengan Neva, jadi jangan tanya aku mengapa dia melakukan masturbasi dengan sebatang permen lollipop, dan jangan minta aku untuk menanyakan hal itu padanya.
Sekarang kepala ku sedang berdenyut sakit karna kesialan berlipat yang aku alami, aku rasanya ingin mengutuk diriku sendiri yang berlari menuju toilet perempuan seperti orang kesetanan. Akibat hal itulah, aku diminta untuk menjadi saksi di depan Mr. Lahm untuk menceritakan semua yang ku lihat. Aku yang di ketahui hanya seorang idiot pengidap dua syndrom sekaligus ini, hanya bisa menggeleng-geleng dan menunjuk Moyna. Tapi mereka yang mengerti maksudku yaitu tentang Moyna lah yang lebih dahulu melihat, menjawab dengan kalimat paling tidak logis dan menyebalkan yang pernah ku dengar “Moyna menderita ????? yang membuatnya berbicara tidak jelas, akan memakan waktu lama untuk kami memahaminya. Kami kira kalau kau yang menjelaskan akan sedikit lebih baik.” Saat itu aku merasa Ian yang berdiri tidak jauh di sebelah ku, memperhatikan ku dengan sangat teliti. Entah apa yang dipikirkannya, tapi aku berharap Ia tidak sedang memperhatikan gaya berbicaraku.
Aku disini di ruangan berukuran 7x12 meter persegi, dengan warna putih mendominasi seluruh benda bahkan dinding ruangan ini. Aku melihat bendera Jerman dan bendera Inggris yang mengapit lambang sekolah Ouvoporio di dinding di belakang Mr. Lahm duduk.
Mr. Lahm berdeham, aku segera menghentikan kegiatan ku memperhatikan segala sesuatu yang ada di ruangannya. “Apa yang kau lihat saat di toilet perempuan?” dialek jermannya begitu terasa untuk di dengar.
Apa lagi kalau bukan terkaparnya Alfred, bodoh cepat tanyakan sesuatu yang bermutu dan biarkan aku keluar dari ruangan mu. “Mr. Alf berdarah, dan—“ aku memperagakan bibir ku seperti sedang terjahit.
Mr. Lahm manggut-manggut sambil menulis sesuatu di bukunya. “Kau tahu apa yang dia lakukan di toilet perempuan ?”
Mungkin saja, dia ingin mengintip cewek disana. Tapi aku menjawab dengan gelengan kepala.
Mr. Lahm mengerutkan dahinya, dan menopangkan kedua tangannya pada meja. “Aku dengar, kalau orang terakhir yang dia ajak bicara adalah kau Oliv itu benar ?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Clarity of Red
RandomOlivorie Preiffer Ia baru saja akan mengenalkan dirinya pada publik dunia bahwa Ia adalah gadis cantik dengan segudang bakat dari keluarga Preiffer -salah satu keluarga bangsawan di Inggris yang paling berpengaruh di Eropa. Tapi di tengah semua punc...