*3 Peraturan dari Anak baru*
*
Aku dan seluruh teman ku, tengah memperhatikan Mrs. Lula mengajarkan pelajaran Ilmu-mengontrol-diri. Mrs. Lula sedang menerangkan dengan sangat serius, begitu juga kami semua yang mendengarkan.
Tapi tiba-tiba suara rintik hujan di luar sana membuat semua anak dalam ruangan kehilangan konsentrasi nya. Mereka berseru girang, hanya karna suara hujan semakin lebat yang turun. Sampai detik ini, meski telah membaca buku dari Dr. Woody aku masih tidak bisa mengerti mengapa ke-abnormalan semua manusia disini begitu mengkhawatirkan.
Hujan, hanyalah air yang turun dari langit —Tidak lebih. Tapi, aduhh, ada apa sih dengan mereka ?
"HUJAN !! HOREE.." jerit Rhys penderita Turophobia histeris, Ia begitu terlihat seperti idiot saat wajah nya di tempelkan pada kaca besar, demi hanya untuk melihat hujan.
Baiklah, bukan Rhys saja yang idiot karna beberapa detik setelah aku memikirkan itu, semua anak lain juga melakukan hal yang sama.
Riuh, suasana kelas mendadak riuh hanya karna hujan turun. Menurut buku dari Dr. Woody itu dikarenakan menurut mayoritas murid Ouvoporio Axeveio HT menganggap hujan adalah permainan dari langit. Undangan untuk bermain dari tuhan (?), tolong jangan tanya aku mengapa mereka keterlaluan idiotnya.
Mrs. Lula menggaruk kepalanya, melihat semua anak kelas nya, berlarian kesana kemari, ada beberapa yang telah keluar kelas demi untuk bermain hujan, dan beberapa lagi berputar-putar di dalam kelas, dari kaca satu ke kaca lain. Meski sudah terbiasa dengan pemandangan ini, tapi aku berani bertaruh, dia sudah sangat ingin membenturkan dahinya ke dinding dari pada harus menyaksikan semua kekacauan ini.
Dapat ku lihat ChunChun, Neva, dan Moyna bertingkah bodoh di bawah hujan, mereka membawa payung tapi, mereka hanya memayungi kaki mereka.
Sementara Moyna terlihat takjub saat kertas yang di bawanya hancur terkena air hujan, Ia menjerit-jerit bahagia. Dan menunjukkan penemuannya pada Chunchun dan Neva, yang malah membuat Neva lari terbirit-birit karna mengira itu salju.
Aku duduk santai di atas ranjang kasur ku, menonton semua kebodohan lucu yang mereka lakukan. Hingga tanpa ku sadari Mrs. Lula melangkah mendekat ke arah ku, dengan seorang cowok remaja seumuran ku berdiri di samping nya.
"Oliv, ada anak baru yang akan bergabung dengan kelas ini. Dia datang terlambat tadi, jadi saya tidak bisa mengenalkannya lebih awal. Lagi pula aku tidak bisa berbuat apa-apa jika kelas sudah begini. Setidak nya tunggu sampai hujan reda. Aku menitipkannya padamu ya." jelas, Mrs. Lula ramah.
Aku memiringkan kepala ku, seraya berkata, "mengapa harus aku ?"
"Karna kau, yang sepertinya tidak tertarik bermain dengan hujan." kata Mrs. Lula santai. "Baiklah, aku tinggal pergi dulu ya. Kalian saling berkenalan lah."
Aku mengangguk berkali-kali, lalu menoleh kepada cowok yang sekarang duduk di sebelah ku, bahkan sebelum aku basa-basi menawarkannya duduk.
"Aku tidak suka hujan, bagaimana dengan mu ?" tanya cowok itu, wajah nya dingin tanpa ekspresi.
Aku mengalihkan tatapan mataku dari wajahnya, dan kembali melihat keluar. Aku hanya merasa, pertanyaan nya tidak perlu untuk ku jawab.
"nama mu ?" tanya ku, masih enggan untuk melihatnya.
"nama mu ?" balas nya balik, aku menoleh ke arahnya dengan sebal.
"Kau tahu, kau hanya anak baru." cibir ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Clarity of Red
AléatoireOlivorie Preiffer Ia baru saja akan mengenalkan dirinya pada publik dunia bahwa Ia adalah gadis cantik dengan segudang bakat dari keluarga Preiffer -salah satu keluarga bangsawan di Inggris yang paling berpengaruh di Eropa. Tapi di tengah semua punc...