Prolog

33 4 0
                                    

Dulu, tak ada nisan putih bertuliskan namanya di situ.

Dia masih di sampingku.

Masih dapat kudengar tawanya.

Masih dapat kurasakan genggamannya.

Semua antologi rasa, ada saat dia bersamaku.

Waktu... salahkan ia!

Yang menggiringnya masuk melewati gawang tak berjaring.

Perjalanan panjang.

Peristirahatan tanpa mimpi.

Aku berdiri di sini menata bunga dandelion kesukaanmu, agar makammu tak kekurangan cantiknya, selayaknya dirimu dulu.

***

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang