1

18.2K 863 6
                                    

'Bahagia? Bagaimana bisa? Jika kau terus menyakiti.'

sellaselly12


🍎


Hari ini adalah hari pertama belajar mengajar berlangsung setelah libur panjang.

Dan hari ini juga hari pertama bagi Sasi menempuh kehidupan yang baru, dimana hari ini ia pertama kali menginjak di kelas 10 SMA.

Hari ini seperti neraka bagi kelas 10 karena hari ini hari pertama MOS dan bagi peserta didik baru harus menuruti apa yang dikatakan oleh seniornya, tak terkecuali Sasi.

"Sasi, perlengkapan MOS nya udah lengkap belum?" Jerit Santi -bundanya Sasi yang super duper cerewet-.

"Udah semua kok Bun" jawab Sasi sebari memakan roti tawar yang Bundanya sajikan.

"Kamu diantar kak Rian ya, soalnya Bunda takut kamu nyasar" saran Bundanya.

Yap, nyasar! Ini hari pertama bagi Sasi berada di ibu kota, ia baru pindah dari Bandung bersama keluarganya. Dan berarti ia tak mempunyai teman di Jakarta, namun ia berharap ia akan mendapatkan teman di sekolah barunya.

"Tapi Bun, kak Rian kan belum bangun" ucap Sasi.

"Ya udah cepetan bangunin kakak kamu, kalo kamu gak mau terlambat" kata Santi lalu beranjak meninggalkan putrinya yang merajuk.

"Nyebelin banget sih" umpat Sasi melangkah berat menuju kamar kakaknya yang laknat.

"Kak Rian, woy kak, bangun elah" jerit Sasi menggedor-gedor pintu kamar yang bertuliskan-Rian ganteng-. Lebay memang namun didepan kamarnya juga tertulis -Sasi cantik-.

"Kak, iissst, gue masuk ya kak" tanpa menunggu jawaban Sasi memasuki kamar kakaknya yang berbau maskulin itu.

"Heh, kak. Cepetan bangun gue gak mau terlat MOS" jerit Sasi tepat ditelinga kakaknya.

"Iya, gue bangun nih" erang Rian masih memejamkan matanya.

"Ish, cepetan elah" sebal Sasi memukul-mukul kakaknya menggunakan bantal guling.

"Sepuluh menit lagi gue bangun" kata Rian menutupi dirinya menggunakan selimut.

"Sepuluh menit lagi gue bakalan terlambat bego" ketus Sasi menarik selimut yang menutupi tubuh kakaknya.

"Ck, nanti adikku sayang, gue lagi ngantuk" celoteh Rian membalikan badannya memunggungi adiknya yang super duper cerewet.

"Elo mau bangun apa, gue siram lo pake air panas" ancam Sasi naik darah, dan tak disangka Rian langsung lari kearah kamar mandi, Sasi hanya cengengesan melihat tingkah kakaknya yang lucu.

****

"Bunda,,Sas-" jerit Sasi belum menyelesaikannya, namun mulutnya sudah dibekap oleh Rian dari belakang.

"Berisik" cetus Rian melepaskan bekapannya, lalu berjalan mendahului Sasi

"Tangan lo bau ogep" kata Sasi menendang bokong Rian hingga tersungkur.

"Huwahahahaha" tawa Sasi menggelegar.

"Adek durhaka" umpat Rian mengelus-elus bokongnya.

"Loh, Sasi belum berangkat? Ini kan udah jam tujuh lewat sayang" kata Santi mengkerut kan keningnya.

"Mampus, elo sih kak" umpat Sasi langsung menarik kakaknya menuju garansi.

Sesampainya di garasi, Sasi tak langsung masuk ke mobil, melainkan bersalaman dahulu ke bundanya.

"Bunda Sasi berangkat ya, Assalamualaikum" pamit Sasi langsung masuk ke mobil.

"Wa'alaikummussalam, itu apelnya ada di tas ya sayang" ujar Santi lalu menatap kepergian Sasi.

🍎🍎🍎

Follow akun aku

See you next part

SasIvan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang