《8》Belajar Bareng

552 300 296
                                    

Hmm ... lihat aja tingkah kakakmu itu, kayak orang yang lagi jatuh cinta -Aileen

**********************************

CITRA'S POV

Tepat jam 7 kurang 30 menit, gue mulai memilih baju yang ada di dalam lemari untuk dipakai saat Boy datang nanti.

Setelah lama memilih baju, akhirnya gue memutuskan untuk memakai baju berwarna merah. Gue menatap ujung rambut sampai ujung kaki gue di depan sebuah cermin.

"Kayaknya gue udah cantik, nih. Bener gak, cermin?" tanya gue kepada cermin yang padahal cermin itu sendiri gak bisa berbicara.

"Kak?" panggil Nicha.

"Apaan?" jawab gue pada Nicha yang bisa gue lihat dari cermin.

"Wow!!" Mata Nicha langsung berbinar-binar melihat baju yang gue pakai. "Kakak cantik banget," puji Nicha sambil berjalan ke arah gue.

"Gimana?" tanya gue.

"Gimana apanya?" Nicha balik bertanya.

"Ya gimana penampilan gue? Baju ini pas gak buat gue?"

"Pas banget, Kak." Citra bertepuk tangan penuh kebanggaan. "Ngomong-ngomong, lo mau pergi kemana pakai baju sebagus ini?"

DEGGGG!!!!

Gue tersentak dengan pertanyaan Nicha. Pertanyaan macam apa itu? Harusnya dia peka. Kalau gue pake baju yang bagus dan pakai make up yang berkualitas, artinya gue melakukan semua ini karena cowok.

Eh, gak salah nih pemikiran gue barusan?

Ah! ya udahlah. Gue gak peduli.

"Gue gak kemana-mana," ucap gue santai yang membuat Nicha menjadi curiga.

"Wajah lo kenapa? Kok ngeliatin gue sampe segitunya?"

"Kakak bohong, ya?" Nicha mulai mendekatkan wajahnya ke wajah gue sambil menunjuk mata gue yang tersirat dalam kebohongan.

"Apaan, sih?" Gue menepis ibu jarinya Nicha dengan tangan gue. "Gue cuma mau pakai baju ini aja karena nanti temen gue bakal datang," jelas gue.

"Temen lo yang namanya Boy itu?"

"Iya. Emangnya kenapa, sih?" risih gue dengan pertanyaan dari Nicha.

"Temen lo mau ngapain kesini?"

"Dia mau gue ajarin dia tentang tugas Matematika," geram gue sambil memasang mata melotot ke arah Nicha.

"Ngerjain tugas bareng gitu?"

"Iya, seperti itulah."

"Tapi, kok lo pakai baju sebagus ini? Kayak mau ke acara kondangan aja," iri Nicha.

"Aduh! Lo ini banyak nanya. Lo iri kalau gue pakai baju sebagus ini?" sindir gue.

"Gak." Nicha memalingkan wajahnya.

"Ya udah. Mending lo bantuin Ibu di dapur buat nyiapin makan malam," ucap gue.

"Ya udah, deh. Habisnya, lo aneh. Masa ngerjain tugas bareng aja pakai baju bagus kayak gitu," omel Nicha sambil berjalan ke luar kamar gue.

"Banyak omong amat, sih. Terus gue harus pakai baju tidur gitu biar gak aneh?" tanya gue dalam hati sambil mengumpat.

***

Gue keluar dengan baju bagus dan baju tersebut juga sepadan dengan tubuh gue. Gue berjalan ke arah ruang tamu dan sempat melihat Ibu dan Nicha yang menyiapkan makan malam di ruang dapur.

My Love Is My Brother✔ [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang