3.Abu - Abu

19 4 5
                                    

03
__________
" tak mudah untuk mengerti perasaan"~Abu-Abu
__________

Aku ngerasa aneh kalo dideket dia, ada apa ini? Aku bingung.

***

Hari ini aku pulang naik angkot sendirian karna Lie pulang dengan Rizky, ya cukup bikin aku cemburu.

Sebenarnya aku takut naik angkot sendirian. Apa lagi zaman sekarang itu zaman edan, banyak kejahatan dimana-mana.

Aku juga ngerasa gak enak sama bapak-bapak yang didepanku itu, dia terus-terusan ngeliatin aku.

Udah angkot sepi hanya aku dan dia penumpangnya.

Angkot itu tak lama berhenti, dan aku mengeluarkan dompetku untuk membayar tapi naas, bapak-bapak yang sedari tadi ngeliatin aku itu langsung mengambil dompetku dan lari.

" EH!!! COPETT, TOLONG!!! COPET!!!" Teriakku sambil turun dari angkot dan membuat banyak orang berkrumunan lalu mengejar si copet.

Aku cewek jadi mana bisa aku lawan copet dan badan dia gedeeee buangetttt.

Untung aku masih ada uang di saku sekolah jadi bisa buat bayar angkot.

Aku bingung mau gimana lagi, haduh.... Aku nunggu ditempat tadi sambil duduk kepanikan.

Sampai-sampai ibu-ibu warung itu memberikan aku segelas air untuk menenangkan diri.

" neng minum dulu, biar gak terlalu panik." serunya sambil menyodorkan segelas air putih dan aku meminumnya.

Tak lama orang-orang yang tadi mengejar copet kembali, tapi mereka tidak mendapatkan dompetnya.

" maaf neng, Copet nya gak ketemu." Ujar salah satu bapak-bapak yang berbicara tersengal-sengal.

Aku menarik nafas dan membuangnya.

" yaudah deh pak, Terima kasih sudah mau bantu saya, dan makasih bu atas minumnya."

"Iya neng" jawab mereka bersamaan.

Aku berjalan menjauh dari tempat itu, sambil memikirkan isi dompet itu,

"padahal uangku ada disana semua, termasuk kartu atm." gumamku sambil berjalan menyusuri komplek.

Ya tempat aku turun naik angkot dengan kompleknya tidak jauh jadi bisa jalan kaki.

***

Makan malam dikediaman keluarga Dwiraja pun berlangsung, aku jadi gak mood makan karna masih memikirkan dompet itu.

(author : kasian ya😕)

" Vera!!" panggilan mama membuat aku membuyarkan lamunan tentang dompet.

"iya ma?"

" kamu kenapa? Makanan kamu masih banyak, padahal itu kan makanan kesukaan kamu." Tanya mama sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

Lalu aku memeluk mama " mah, dompet vera dirampas sama copet."

Mamaku yang mendengar langsung tersentak kaget.

" kapan sayang?" tanya papah.

" tadi pas pulang sekolah." jawabku sambil membendung air mata.

" Yaudah Vera, Ikhlaskan saja ya, semoga jika vera ikhlas maka pencopet itu dapet balasannya. Udah jangan nangis sekarang makan ya." Ucap mama dengan berkata lembut, dia memang mama terbaik. Dan aku melepas pelukannya.

Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang