6. Stay or Leave?

1.7K 84 27
                                    

Aku tuh suka banget sama foto mereka yang ini kitnya imoet bgt kyk biasa dan p'Sing disini kyk nerd tp senyumnya tuh kyk psiko juga jadi suka dah pokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tuh suka banget sama foto mereka yang ini kitnya imoet bgt kyk biasa dan p'Sing disini kyk nerd tp senyumnya tuh kyk psiko juga jadi suka dah pokoknya.

...

Krist menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Peck.

"Kamu yakin?" Krist mengangguk sambil tersenyum.

"Iya p'. Krist minta maaf selama ini sudah menyusahkan p'"

"Kamu ngomong apa sih Krist" Peck terlihat sedikit sebal. "Kamu itu p' udah sayang kayak adek p' sendiri. P' juga mau minta maaf atas perbuatan p' yang dulu"

Krist segera menggeleng. "Ga kok p'. Krist malah terimakasih banget p' selalu bantuin Krist"

Peck memandang Krist sejenak. "Krist, kamu tau harus kemanakan kalau butuh sesuatu. P' akan selalu ada" Krist tersenyum mendengar perkataan Peck.

"Tentu saja p'"
   
.......

Sometimes when people love each other very much. They need time apart. So when they come back together. The love is even stronger.

......

Seperti hari-hari sebelumnya, Krist mengirimkan pesan pada Singto, yang jangankan dibalas dibaca saja tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti hari-hari sebelumnya, Krist mengirimkan pesan pada Singto, yang jangankan dibalas dibaca saja tidak. Tapi untuk Krist itu tidak masalah. Dia sudah mentapkan hatinya untuk menunggu Singto.

Setiap malam perasaan Krist selalu galisah. Seakan semua rasa rindu yang ia tahan meledak keluar.

Jam menunjukkan pukul 2 subuh. Tapi Krist tidak bisa tidur. Dia lelah harus menangis sendirian di apartemennya.

Krist memakai jaket tebalnya dan memutuskan untuk berjalan sebentar.

Krist terus berjalan.

Dan berjalan.

Dia tidak punya arah dan tujuan. Hanya berjalan tanpa arah.

Seperti tidak lelah Krist berjalan bahkan matahari sudah hampir terbit.

"Mungkin aku harus pulang" gumamnya.

Baru sampai Krist di apartemennya telponnya langsung berbunyi.

Krist segera melihat handphonenya.

Ternyata telpon dari Peck.

"Halo"

" Iya p?"

"Benarkah?"

"P' dimana tempatnya?"

Krist segera mematikan handphonenya dan mengganti baju.

....

Suasana pamakaman sangat ramai. Penuh dengan para petinggi perusahaan. Tentu saja yang meninggal adalah ayah Singto. Pemilik dari salah satu perusahaan terbesar di Thailand.

Krist tidak berani mendekat. Dia hanya mengamati dari kejauhan. Hati Krist terasa ramuk melihat Singto menangis.

Pemakaman berlangsung khidmat. Saat Krist melihat pelayat yang lain sudah pulang Krist sebenarnya ingin langsung berlari ke arah Singto dan memberikannya kekuatan. Tapi apadaya di sebelah Singto sedang ada Pin. Istri Singto. Krist tidak ingin mengacau. Dia menahan egonya.

Dia hanya memperhatikan Singto dari kejauhan.

"Kit" Krist bahkan tidak sadar tiba-tiba Singto sudah memeluknya. Krist tidak berkata apapun dia langsung membalas pelukan Singto.

Sesekali dia mengusap kepala dan punggung Singto. Membiarkan pria yang lebih tua darinya itu menangis dalam pelukannya.

"Ehm" Krist dan Singto langsung menoleh. Ternyata itu Pin.

"Ayo pulang Sing orang tuaku sudah menunggu di mobil" ucap gadis cantik itu.

Krist menatap Singto dengan tatapan tidak rela melepas Singto.

Tapi Singto hanya membalas tatapannya dengan tatapan yang Krist tidak bisa artikan. Dan pergi bersama Pin.

Sakit

Hanya itu yang Krist tau.

....

2 bulan setelah itu Singto menceraikan Pin. Rumah tangga mereka tidak pernah bahagia. Karena Singto mencintai orang lain.

Singto segera kembali ke apartemennya dengan Krist. Dia sangat merindukan pria manis itu.

Terakhir mereka bertemu saat di pemakaman.

Singto dengan tidak sabaran membuka pintu apartemen mereka.

"P' Singto?" Krist yang tadi sedang duduk di jendela langsung berlari kearah pintu.

Singto segera memeluk Kristnya.

"Maafkan p" dengan sayang dia mencium puncak kepala Krist berkali-kali. "Makasih mau tungguin p"

Krist hanya menangis.

"P' jangan pergi lagi" keluhnya.

"P' tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi. Krist kamu mau menikah sama p?"

Mendengar perkataan Singto, Krist langsung melepaskan pelukan mereka. Hal itu tentu saja membuat Singto khawatir.

"Tentu saja p"  mendengar perkataan Krist, Singto langsung kembali menautkan pelukannya.

End.

Yey akhirnya selesai juga. Btw nih yah aku lagi suka banget sama pairingnya Ian sama Mickey dari Shameless mereka itu cuteeeeee banget loh. Nah kebetulan aku juga lagi coba-coba edit" video gitu. Dan seperti ini lah jadinya. Semoga kalian suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playing with FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang