1. Broken

2.5K 113 6
                                    

Krist terus saja memohon dikaki Singto. "P'Sing jangan pergi" ucapnya dalam tangisan. Kalimat itu mungkin sudah lebih dari 10 kali keluar dari bibir Krist.

Pin yang sedang memegang tangan Singto hanya menatap jengah. Dan Singto?

Ekspresinya susah di ungkapkan.

Peck langsung menarik Krist berdiri. Tubuh Krist limbung hampir saja terjatuh tapi Peck langsung manahannya.

"Singto kalau kamu memang mau pergi sekarang kamu pergi dan jangan pernah perlihatkan wajahmu disini lagi" teriak Peck marah. Mendengar perkataan Peck, tangis Krist makin pecah.

Singto masih berat hati untuk pergi. Tapi Pin langsung menarik tangannya.

Singto sempat berbalik, yang dilihatnya adalah tatapan kecewa Krist. Tidak ada kebencian didalamnya, yang ada hanya kesedihan dan rasa sakit.

....

"Kamu kelihatan tambah kurus" komentar Peck saat Krist membawakan berkas kedalam ruangannya. Krist hanya menjawab pertanyaan Peck dengan senyuman.

"P'peck ini ada laporan dari bagian SDM, katanya mereka bakal bikin pelatihan buat karyawan baru" Krist memberikan berkas itu pada Peck.

Krist adalah sekretaris Peck. Dan Peck adalah Direktur keuangan di Global Polimer Group.

Peck membaca dengan seksama berkas yang diberikan Krist. Tapi belum dibaca semua Peck sudah menutup berkasnya.

"Krist, temani aku makan" Krist melihat jam tangannya. Sudah jam 4.13, sudah jam pulang mereka.

"Tapi p' selesaikan dulu berkas itu. Biar aku bisa langsung buatin laporannya" ucap Krist.

"Kalo gitu kamu beresin semua barang-barang kamu. Aku baca laporannya"

Krist langsung membereskan semua barangnya. Sesekali dia masih mengecek telponnya. Mungkin saja ada kabar dari Singto. Memang begitu orang yang gagal move on.

Mungkin hampir setiap hari Krist mengirimkan Singto pesan. Isinya?

-P'Sing, kit kangen
-p'sing udah makan? Kit belom. Kit ga selera makan kalo ga ada p'sing

Dan berbagai macan sms lainnya.

Singto. Pacarnya yang telah bersama Krist 5 tahun terakhir. Ups, mantan maksudnya. Karena Singto bulan lalu telah resmi meninggalkannya.

Alasannya sepele. Ayah Singto sangat menginginkan keturunan. Dan tiba-tiba Singto datang dan bilang kalau dia menghamili seseorang.

Krist sudah ribuat kali bilang kalau dia tidak masalah jika Singto ingin menikah atau apapun itu selama dia tidak meninggalkan Krist. Baik hati bukan? Atau bisa dibilang bodoh.

Tapi itulah cinta.

Tidak ada logika di dalamnya.
....

Peck mengajak Krist makan Tomyum lalu mengantarnya pulang.
...

"P'peck singgah dulu yah" ucap Krist manja.

Krist ga lagi modus ke Peck. Pada dasarnya dia memang manja. Apalagi dia dan Peck sudah seperti saudara. Mereka sudah kenal sejak lama, sejak SD mungkin. Jauh sebelum Krist mengenal Singto.

Peck masuk apartemen Singto dan Krist dulu. Apartemennya terlihat sangat rapi dan bersih. Krist benar-benar menjaga apartemen ini. Itu semua karena dia selalu berharap suatu saat nanti Singto akan sadar dan kembali kepadanya.
...
Peck duduk diruang tamu sambil menikmati cemilan dan nonton tv.

Sementara Krist masuk kedalam kamarnya untuk ganti baju.

"P' hari ini p'yui ada tugas di luar kota kan? P'bermalam yahh" desak Krist.

Sejak Dia putus dengan Singto, Krist memang jadi takut sendirian. Bahkan tidak jarang Yui, istri Peck mengajaknya tinggal bersama mereka.

Tidak ada jawaban dari p'peck yang sedang berpikir, Krist langsung menarik tangan Peck berdiri.

"P' bersih-bersih dulu, aku siapin  baju ganti"

'anak ini selalu seenaknya saja' pikir Peck.

...

Peck tidur bersama Krist. Peck menatap Krist dari belakang. Menggoda. Hanya itu yang ada di pikirannya.

Dia mungkin gila. Karena walaupun sudah menikah dia masih bisa tegang melihat tubuh orang yang ia anggap seperti adik sendiri.

Peck memberanikan diri meletakkan tangannya di bokong sintal Krist. Lama kelamaan dia semakin berani dengan gemas dia meraba dan meremas pantat kenyal Krist.

"Enggh" suara erangan lembut keluar dari bibir Krist.

Peck sudah tidak tahan.

Dia membuka celana pendek Krist. Dan akhirnya pantat montok itu kelihatan dengan jelas.

"P'peck" pekik Krist kaget saat Peck menggesekkan kejantanannya didepan lubang Krist.

"Tenanglah,Krist" Peck berusaha menenangkan Krist yang panik dan mencoba mendorongnya.

"Kau, sudah gila" ucap Krist marah, tapi Peck tidak peduli nafsu telah melumpuhkan otaknya.

Dengan tidak sabaran Peck mendorong tubuh Krist tengkurap dan memaksa kejantanannya masuk kedalam lubang Krist.

Krist langsung terpekik kesakitan. Tapi peck menutup mulutnya segera.

"Tahan sedikit" ucapnya. Tidak lama kemudian peck menggerakkan tubuhnya brutal.

Dan Krist hanya bisa menangis.

Playing with FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang