Matahariku

210 14 0
                                    

Bismillah.
Ini part ending.
Maaf ya kalau alurnya aneh, ini sesuai sama yang di kepala autorsnya. 😀😁😂
Happy annive sekali lagi IGL.

#MATAHARIKU 3
.
.
Bangkitlah hai satriaku..
Sembuhlah sayang...
Deritamu deritaku...
Sembuhlah sayang...
Bersinarlah matahariku...
Terangi kembali hidupku...
.
.
#AUTORSPOV

.
.
Hari berlalu begitu lamanya dengan kesedihan dimata ega.
Matanya sembab.
Keceriaan itu hilang.
Tak ada senyuman lagi,hanya ada airmata kesedihan dimatanya.
Sudah dua bulan lamanya irwan tertidur lelap tanpa bergerak.
Tertidur dengan semua tubuhnya di penuhi benda asing yang sama sekali tak dikenali Ega.

"Bangun irwan, aku lelah."
Sejenak kata itu mencuat kepermukaan, bukan lelah mencintai suaminya.
Rasa cinta itu bahkan tidak pernah berubah, lelah karena harus mengalami semua takdir ini. Hanya kata lelah yang bisa menggambarkan betapa hatinya hancur saat ini.

Kondisi ega juga semakin lemah, kondisinya juga sama memprihatinkan seperti irwan.
Bagaimana tidak..?
Ega tidak pernah makan teratur, tidak tidur dengan benar dan lebih banyak mengisi waktunya hanya dengan menangis.

Ega merebahkan kepalanya diranjang samping tangan irwan.
Sejenak tersenyum lesu dengan airmata yang kembali menetes.

Suara pintu terbuka pun tak dihiraukan olehnya.

"Egaaa"

Suara itu membuat ega mengangkat kepalanya pelan dan tersenyum, meski dalam senyuman itu terselip duka mendalam.

"Mama" ya disana sudah berdiri mama Irwan.

"Pulanglah nak"
Ega menggeleng sebagai tanda penolakan atas usulan mertuanya itu.

"Ega mau disini ma" jawab ega.

"Kau butuh istirahat ega,sudah cukup kau menderita,sudah cukup kau bertahan,sudah cukup kau menyia-nyiakan hidupmu demi irwan yang sudah seperti orang mati" Ega sejenak tercengang mendengar penuturan ibu dari suaminya mengucapkan hal itu.
Seandainya orang lain yang mengucapkan itu, mungkin Ega tidak akan peduli.
tapi disini yang mengucapkannya adalah ibu dari suaminya yang sedang melewati masa hidup dan matinya.
Bagaimana mungkin sang mama begitu tega mengucapkan hal itu.

"cukup ma cukup,irwan suami ega,Ega akan tetap disini menemaninya hingga kapan pun itu" teriak Ega tak terkontrol, tidak peduli dimana dia berada saat ini, perkataan mama irwan tadi begitu melukai hatinya.

"Mama tau itu ega..!! mama mengerti, karna mama adalah orang tua yang melahirkan Irwan,tapi mama juga tidak ingin kau menderita karena irwan ega,mama mau kau bahagia, meski itu bukan tanpa irwan" sejenak sang mama menghapus airmatanya.
Ibu mana yang tak ingin melihat anak semata wayangnya bahagia, tapi di satu sisi dia juga kasihan melihat keadaan menantunya.
Sebagai seorang ibu dia juga tidak tega.

"Apa maksud mama bahagia tanpa irwan...? Irwan adalah hidup ega dan dia adalah kebahagiaan ega,bagaimana mungkin ega bisa bahagia tanpa dia ma"
Ega semakin menangis tak kuasa menanggung beban yang terlalu besar yang di tampungnya saat ini.
Ega tecekat saat mengucapkan hal itu, nafasnya memburu.
Mama irwan memeluk ega.
Menangis bersama.
Sampai kapan takdir akan menguji kesabaran Ega..?

"Begitu besar pengorbananmu ega,semoga semua ini akan segera berakhir sayang"
Mama irwan mengecup kening menantunya pelan.
Ega semakin menangis dan memeluk sang mertua dengan menumpahkan beban yang tak bisa di pikul nya sendiri.
Ini terlalu berat.
Suara pintu tak membuat pelukan mereka terlepas.

"Permisi saya ingin bicara sebentar dengan ibu"
Suara itu membuat ega dan mama irwan melepaskan pelukannya.
Ternyata dokter yang masuk

"Ada apa dokter..?" tanya mama Irwan.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang