#CINTA_TERAKHIR_PART2
Rasa cinta dihati dikeduanya tidak serta merta membuat hubungan yang terjalin diantara keduanya bisa bertahan.
Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hubungan Ega dan Irwan sudah berakhir cukup lama.Ega menghembuskan nafasnya berat. Ini kali kedua laki-laki yang tengah dekat dengannya itu mengungkapkan perasaannya pada Ega.
Ega ingin menolak, tapi dengan alasan apa?
Dengan alasan masih belum move on dari mantan?
Sesuatu yang sangat tidak mungkin Ega akui karena Irwan sendiri sudah memiliki kekasih sekarang.Ega mengerang frustasi jika mengingat seberapa cepat Irwan bisa melupakannya.
"Gue harus apa?" Ega berteriak diatas bantal yang tengah di tidurinya saat ini.
Rasa cintanya pada Irwan sungguh sangat menyiksanya, bagaimana tidak?
Irwan masih tetap memberikan perhatian lebih padahal mereka tidak memiliki hubungan. Tetap memberi kabar meski mereka tidak seharusnya saling mengetahui itu semuanya."Seharusnya kalau udah jadi mantan, jangan memberi perhatian lebih. Kan dia udah punya pacar." Ega menggerutu tapi kemudian menggeleng.
"Kalau dia gak hubungin gue, perasaan gue pasti bakal tambah sakit. Dan gue suka dia ngelakuin itu buat gue, sekarang gue harus apa?" Ega kembali memijit pelipisnya pelan.
Rasa pusing mendera kepalanya. Entah sampai kapan dilema ini akan berakhir, yang pasti saat ini Ega tengah berdiri diantara dua pilihan yang sangat sulit untuknya sendiri._Irwan Krisdiyanto : hai mantan !!_
Ega mengerucutkan bibirnya saat melihat sapaan tidak tau malu dari Irwan.
Mantan? Oke mereka memang mantan, tapi kan tidak perlu di perjelas juga statusnya._Ega Noviantika : hmmm._
_Irwan Krisdiyanto : ada acara gak?_
_Ega Noviantika : kenapa?_
_Irwan Krisdiyanto : jalan yuk?_
Ega berpikir sejenak, iya sepertinya dia butuh waktu refreshing untuk memikirkan semua ini. Dia butuh waktu untuk meyakinkan semua yang tersimpan dihatinya.
_Ega Noviantika : boleh._
_Irwan Krisdiyanto : ya udah, dandan yang cantik biar mantan makin sayang._
Ega tersenyum saat mendapat pesan seperti itu dari Irwan. Sederhana memang, tapi hatinya masih bisa berdebar seperti saat mereka bersama dulu.
*****
Irwan tersenyum setelah mengirim pesan untuk Ega. Wanita yang sampai saat ini mengisi hatinya, meski pada kenyataannya dia memiliki kekasih.
Irwan laki laki jahat? Katakan saja seperti itu, karena kenyataannya seperti itu dan Irwan tidak pernah tidak mengakuinya.
Laki laki baik mana yang mencintai wanita lain, tapi memiliki hubungan dengan wanita yang lainnya.
Dan Irwan adalah pemilik drama mengenaskan itu.Hubungannya dengan kekasihnya sekarang tidak terlalu spesial, karena memang tidak spesial menurut Irwan.
Hubungan ini tidak serius, karena menurutnya hanya sebatas statis karena Irwan tidak memiliki perasaan lebih. Pemilik seutuhnya hati Irwan itu Ega, jadi sespesial apapun wanita yang menjadi kekasihnya, tetap saja dimata Irwan Ega yang paling istimewa.Handphone Irwan berdering menandakan ada yang menghubunginya.
Irwan menatapnya.Nama Sarah terpampang disana. Sarah adalah nama kekasih Irwan saat ini.
"Ya kenapa Sar?" Irwan tanpa basa basi mengucapkan itu pada Sarah yang kini berstatus pacarnya.
"Bisa temenin aku pergi gak?" Tanya Sarah diseberang telpon.
"Maaf ya aku gak bisa, aku udah ada janji soalnya. Lain kali aja ya" kata Irwan sangat tenang.
"Ya udah gak apa apa, aku bisa pergi sendiri. Ya udah, love you"
"Iya" hanya sesingkat itu balasannya untuk Sarah dan tanpa balasan cinta.
Irwan bersiap siap akan menemui Ega, dan saat akan bertemu Ega dadanya selalu berdebar. Dia selalu ingin yang terbaik untuk Ega, meski pada kenyataannya saat ini mereka tidak memiliki hubungan lebih dari sekedar yang namanya mantan yang masih menyimpan rasa.
****
Irwan tersenyum saat melihat Ega makan.
"Gimana hubungan kamu sama pacar kamu?" Tanya Ega membuat senyum Irwan langsung memudar. Maksudnya apa membahas pacar?
"Ya gak gimana-gimana, emang kamu pikir gimana?" Tanya Irwan balik membuat Ega mengangkat bahu tanda tidak tau.
"Ya kan kamu yang menjalani, pasti dong pacaran itu menuju tahap serius, masak iya cuma diam-diam gitu aja" kata Ega menutupi rasa nyeri yang ada dihatinya.
"Aku belum mau memikirkan itu, dan aku juga gak pernah mau berpikir kesitu" jawab Irwan enteng membuat Ega bernafas lega.
Ega egois? Mungkin iya, tapi Ega juga bukan orang yang bisa memberhentikan hatinya sendiri untuk tidak mencintai Irwan.
Dan lagi pula, cinta nya pada Irwan itu bukan seperti tulisan di papan tulis, yang bisa di hapus hanya dengan satu sapuan saja."Kenapa jadi bahas pacar? Bisa cari topik lain?"
"Memangnya topik seperti apa?"
"Entahlah" kata Irwan tapi kemudian.
"Lalu? Hubungan kamu dengan cowok yang kamu ceritakan sama aku waktu itu, bagaimana?" Tanya Irwan dengan nada biasa, meski disetiap perkataannya itu rasa tidak terima terselip didalamnya.
Ega mengangkat wajahnya kemudian menggeleng bingung.
"Maksudnya gimana? Dia nyakitin kamu?" Tanya Irwan dengan nada marah yang kentara sekali.
Memangnya Irwan siapa harus marah?"Menyakiti? Enggak sama sekali." Kata Ega cepat.
Lebih tepatnya Ega yang menyakiti perasaan laki-laki itu karena sudah menggantungkan perasaannya. Bukan sebaliknya."Aku yang sudah menyakiti dia lebih tepatnya, karena aku gak bisa memberikan dia kepastian seperti yang dia harapkan" jawab Ega jujur membuat Irwan terlihat rileks kembali dan menghembuskan nafas lega.
"Ya kalau kamu gak cinta, jangan diteruskan. Karena nanti pada akhirnya kamu juga yang akan tersakiti. Kalian berdua akan sama-sama tersakiti." Kata Irwan pelan dan Ega mengangguk setuju.
Lalu apa bedanya dengan Irwan?Memberi harapan pada Sarah, padahal hatinya sudah sepenuhnya milik Ega dari dulu hingga sekarang.
Sial, Irwan tidak pernah memikirkan semuanya sejauh itu yang Irwan tau saat ini hanyalah dia masih mencintai Ega meski status mantan masih terselip diantara keduanya.#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FantasyIni hanya berisi cerpen karya saya, cuma setiap cerpennya berjumlah lebih dari 1 part.