Tapak kaki membekas ditanah becek jalur pendakian. Dengan sejuta perasaan ku langkahkan kaki ini jauh meninggalkan kenangan dibawah sana.
Berat sungguh teramat berat melangkah ditengah kekacauan hati, Ego untuk kembali dengan cepat membesar, membuat sedikit demi sedikit keyakinan untuk meneruskan perjalanan memudar.
Ditengah lebatnya pohon, ditengah bisingnya kicauan burung, ditengah dinginnya cuaca, dan ditengah gelapnya kabut. Entah bagaimana caranya setitik cahaya indah menyilaukan hadir didepan mata.
Sinar itu menggantikan gelapnya kabut, sinarnya menghangatkan setiap inci bagian tubuh, dan sinar itu pula membawa senyum disenyapnya hutan.
Semangat baru mengalir deras disekujur tubuh, mendidih seperti air panas. Meredakan lelah hati, merontokan ego, mengeringkan luka serta meredakan sakitnya.
Aku bisa melanjutkan perjalanan ini, melangkah di licinnya jalur, menahan beban berat cariel dipunggung. Menebas sepi hutan dengan canda dan tawa.
Tak ada lagi sakit dari luka masalalu, tak ada lagi air mata kegelisahan, tak ada lagi rindu atas semua kenangan, tak ada lagi. Semuanya tertinggal jauh dibawah sana membusuk perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilin
RomanceMenyampaikan semua perasaan dan pikiran yang selama ini bersemayang dalam rongga tubuh