Kriinggg.. Kriinggg.. Alarm pagi mengganggu jam tidur Alano, remaja blasteran Indonesia Spanyol itu kini sedang terduduk di tepi kasur ukuran besar miliknya dan menyisakan selimut hitam putih diatas kasurnya.
Dengan keadaan setengah sadar, Alano berjalan menuju kamar mandi, dan dia tersadar kalau dia belum mengganti pakaiannya, bahkan belum melepas sepatunya.
Segini capeknya kah gue? Sampe nih baju belom gue ganti.
Batin Alano sambil melepas sepatu sneaker hitam putih miliknya. Kamar mandi adalah tujuan berikutnya, ya karna ia harus bergegas ke sekolah, "Kenapa si weekend cuman bentaran" kesal Alano. Brruukk Alano terpeleset didalam kamar mandinya,
"Aah sial bat masih pagi ge" kekesalannya pun tambah menjadi.•••••••••
Mobil sport merah terparkir di parkiran sekolah elite, turunlah siswa blasteran spanyol dengan seragam sekolahnya yg lengkap tapi dengan model baju yang dikeluarkan, serta dengan tas yang digendongnya sebelah. "Woy bro!" sapa salah seorang siswa sambil menepuk bahu Alano. Dia Davin, sahabat Alano sejak duduk di bangku SMP, serta disebelahnya Revan sahabat Davin serta Alano.
"Santai aja ngapa manggilnya" kesal Alano pada Davin, "Hehe, sorry bro sorry" kekeh Davin. "Kelas kuyy" sambung Revan yang sedari tadi hanya diam melihat tingkah laku dua sahabatnya. "Lu berdua aja duluan, gua masih ada urusan" jawab Alano,
"Yaelah so bangat sibuk lu Lan" sahut Revan dan Davin bersamaan.
"Wahh, kita barengan ngomongnya, jangan jangan kita jooo-" belum sempat Davin menyelesaikan ucapannya Alano langsung mendorong mereka berdua yang sedang saling merangkul layaknya sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara, "Udah sono sono ah jijik gua kalo udah pada homoan". Tingkah mereka memang seperti itu, tapi mereka tetap berteman baik. "Hahaha, oke kita duluan ya Lan" ucap Davin seraya berjalan bersama Revan dengan posisi tetap saling merangkul. Kenapa gue bisa temenan ama bocah macam mereka berdua, tapi gapapa deh, gue seneng , Batin Alano sambil menatap punggung sahabatnya yang makin menjauh.•••••••••
Semoga ga terlambat Batin seorang gadis bernama Aqila, dengan seragam sekolah yang lengkap dan rapih, sambil membawa tas punggung berwarna rose pink miliknya, Aqila sedikit berlari sesekali mengelap peluhnya yang menetes dari dahinya. "Huuh papah kenapa sih harus berangkat kepagian, huh-huh, kalo gini kan cape" kesal dirinya sendiri dengan nafas yang tidak teratur. Setelah belari kecil beberapa meter, akhirnya Aqila tiba di depan gerbang sekolah bertuliskan "SMA merdeka". Finnaly Batin Aqila ketika dirinya sudah tiba di depan gerbang, "Neng, murid baru ya?" sapa seorang satpam sekolah dengan ramah, "E eh iya pak saya murid baru disini" jawab Aqila sambil merapikan seragamnya, "Mari pak.. " lanjut Aqila sambil berjalan menuju kedalam sekolah.
Ruang kepala sekolahnya dimana sih? Kenapa tadi gue gananya ama pa satpam itu dah Batin Aqila yang kesal karna dari tadi tidak menemukan ruang kepala sekolah.
"Duuh gue harus nanya ke siapa-"brukk Aqila yang daritadi kebingungan, terjatuh karna menabrak seorang siswa dari sekolah itu juga, tapi dengan cepat Aqila bangkit "Ma-Maaf gu-gue ga sengaja" "permisi" setelah itu Aqila langsung pergi tanpa melihat orang yang tadi tertabrak olehnya, karna dari tadi dia hanya menunduk.Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya Aqila menemukan ruang kepala sekolah yang daritadi dia cari cari. Aqila mengetuk pintu kemudian masuk setelah mendengar perintah masuk dari dalam ruangan. "Permisi Bu.. " ucap Aqila dengan sopan seraya menghampiri seorang wanita yang menjadi kepala sekolah dari SMA Merdeka, diatas mejanya tertempel "Siti Rahmawati","Oh iya silahkan duduk" jawab ibu Rahmawati dengan ramah mempersilakan Aqila duduk.
"Kamu Aqila, murid baru pindahan dari bandung kan?" tanya Bu Rahmawati pada Aqila "I-Iya Bu" jawab Aqila dengan gugup. "Baiklah ayo ikut ibu, ibu tunjukkan dimana kelas kamu" ajak Bu Rahmawati dengan baik.
••••••••••Hallo readers, saia kembali, hehe. Kembali dengan cerita baru, semoga bisa lanjut kedepannya, Aamiinn...
Jangan lupa tinggalkan jejakk:*
*idih jijik :v
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
Novela Juvenil"Apa sih rasanya dekat dengan cowok yg mood nya berubah rubah?"... "Apa sih jadinya kalo seorang 'artis' di sekolah ternyata dekat dengan cewek yg biasa biasa aja kayak gue ?"... Ya, itu yg selalu ada di pikiran Aqila, siswi yg baru pindah ke SMA M...