Mentari pagi menyapa dengan indahnya. Cuaca sangat indah pagi ini ditambah lagi udara yang begitu segar membuat siapa saja tidak akan melewatkan hal itu, berbeda dengan seorang Namja yang tidak perduli dengan cuaca hari ini. Dia masih terlalu asyik dibawah selimut. Bahkan dia tidak terusik dengan adanya bunyi-bunyi yang cukup berisik didengar oleh telinga. Dia masih betah dengan mimpi indahnya itu hingga tampak seseorang memasuki kamar itu kemudian membuka gorden jendela agar cahaya masuk kedalam kamar itu. namja itu benar-benar tidak terusik dengan itu semua, walaupun matanya terkena pancaran sinar matahari tapi dia tetap melanjutkan tidurnya itu. seseorang yang membuka gorden itu pun berjalan mendekati namja itu lalu duduk dipinggiran tempat tidur. Ditatapnya wajah Namja itu dengan seksama, Namja itu memang terlihat tampan bahkan saat dia tidur. Senyum mengembang dibibirnya saat melihat Namja itu mengerutkan keningnya karena wajahnya terkena cahaya yang menyilaukan.
“sayang~ ireona” ucap seseorang itu mengelus wajah namja itu dan itu berhasil membuat namja itu terusik walaupun hanya sebentar.
“hhuuhh” ucap namja itu yang masih setengah sadar
“Kajja, ireona. Banyak hal yang akan kita lakukan hari ini” ucap seseorang itu yang ternyata adalah istri namja tersebut. Dan tanpa berkata lagi Namja itu pun langsung bangun dari tidurnya. Dia mengerjap - ngerjapkan matanya beberapa kali lalu menatap wanitanya kemudian tersenyum
Nama Namja tersebut adalah Kim Jisoo, dia Namja yang tampan, baik, sopan, ramah dan pekerja keras. Hidupnya terasa lengkap saat dia menikahi seorang Yeoja yang cantik, baik, perhatian dan apa adanya yaitu Kim Jennie karena sekarang statusnya adalah istri dari Kim Jisoo sebulan yang lalu. Jisoo bekerja sebagai CEO di perusahaan “Kim’s Crop” perusahaan yang telah dia bangun sendiri dengan susah payah. Sedangkan jennie menjalankan bisnis fashionnya bersama dengan temannya.Ting Tung!
Terdengar suara bel dari rumah mereka dan keduanya pun beranjak dari tempat mereka. Jisoo berjalan memasuki kamar mandi untuk membasu wajahnya sementara Jennie berlari menuju ruang tamu untuk membuka pintu.Kkleekk !
Jennie membuka pintu itu dan menampakkan dua orang yang tengah berdiri menatapnya. Detik berikutnya
“Aaaaaa...... rose..” teriak jennie memeluk salah satu dari mereka
“Jennie~ah. Bagaimana kabarmu?” tanya seseorang wanita yang bernama rose itu sementara yang Namja lebih memilih diam
“baik, bagaimana denganmu?” tanya jennie pada rose yang tak lain adalah sahabatnya
“seperti yang kau lihat, aku senang saat mengetahui kau adalah tetanggaku. Aku kesini untuk memberikan ini” ucap rose memberikan sebuah rantangan.
“wah~ gomawo” ucap Jennie tersenyum mengambil rantangan itu lalu menatap seseorang disebelah sahabatnya. rose yang tau apa maksudnya pun langsung memperkenalkannya
“Jennie~ah, perkenalkan dia Lice. Suamiku” ucap Rose memperkenalkan suaminya yang berwajah seperti orang barat.
“Annyeonghaseo, jennie imnida” ucap jennie menunduk lalu tersenyum pada orang tersebut.
“Ah ne, Annyeong” jawab Namja itu menunduk dan tersenyum
“kajja masuk dulu” ucap Jennie mempersilahkan Rose dan Lice
Mereka pun masuk kedalam rumah Jennie yang masih terlihat berantakan, banyak barang-barang yang belum tersusun dengan karna memang Jennie dan Jisoo baru pindah semalam.
“Maaf karna tempatnya masih berantakan” ucap Jennie
“gwaenchanna, kami datang kesini juga untuk membantu” ucap Rose sementara Lice masih tetap diam seraya melihat-lihat
“siapa yang datang sayang” ucap Jisoo tiba-tiba datang dan ketiganya pun langsung menoleh menatap Jisoo.
“ohk!”
“yah! Liam Cert Alexander Manoban. Lice” ucap Jisoo menatap seseorang disebelah rose
“ohoho Kim Jisoo. Ji~ah” balas lice tersenyum
“kalian saling mengenal?” tanya rose dan Jennie bersamaan
“siapa yang tidak mengenal orang tidak berperasaan seperti dia ini” ucap Jisoo ingin memukul Lice tapi kemudian dia pun memeluknya
“mianhae. Aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu” ucap Lice membalas pelukan sahabatnya sembari tersenyum
“Ah, aku benar-benar kecewa padamu. Kau sepertinya semangkin hari semangkin sibuk” ucap Jisoo sementara Jennie dan rose meninggalkan mereka berdua untuk melakukan pekerjaan rumah.
“aniya, aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu karna perusahaanku yang ada di itali tiba-tiba mengalami penurunan yang pesat maka dari itu aku harus turun tangan sendiri kesana” ucap Lice
“ohoho, nde sajangnim haha” ucap Jisoo tertawa diikuti Lice.
“ah iya, darimana kau tau rumahku disini? Bahkan aku belum memberitahumu. Apa Seulgi yang memberitahu?” tanya Jisoo
“Aniya. Awalnya aku hanya ingin menemani istriku untuk menyapa tetangga baru kami dan aku sangat terkejut saat mengetahui bahwa kau adalah tetanggaku” ucap lice
“jinjja? Kita menjadi tetanggan sekarang? Tapi dimana istrimu?” tanya Jisoo melihat sekitar
“igo, apa kau tak mengenalinya? ” ucap Lice menunjuk rose yang tengah membantu jennie memasang bunga dan Jisoo pun mengikuti mata Lice
“mwo? Rose? Dia istrimu? Dia terlihat berbeda dari waktu itu” ucap Jisoo tidak percaya
“nde, dulu dia menggunakan poni jadi mungkin itu yang membuatmu tidak mengenalinya” ucap Lice tersenyum
“bagaimana bisa aku tidak menyadarinya? Bahkan dia sahabat istriku” ucap Jisoo yang masih belum percaya.
“sungguh benar-benar kebetulan yang tidak terduga bukan” ucap Lice tersenyum
“Ji~ah. Bisa bantu kami?” ucap Jennie lalu Jisoo dan Lice pun menatap kedua yeoja yang tampak kesulitan mengangkat barang.
“Ah nde” ucap Jisoo tesenyum lalu berjalan menghampiri Jennie dan Rose diikuti Lice.
Mereka pun melakukan pekerjaan rumah itu. mulai menyusun, membersihkan dan merapikan barang-barang yang awalnya tertutup dengan kotak-kotak.
Sudah berjam Jam kiranya mereka melakukan aktifitas itu dan sekarang mereka tengah beristirahat di taman belakang rumah.
“melelahkan. Begini ternyata rasanya memulai kehidupan bersama orang yang kita cintai” ucap Jisoo menyandarkan kepalanya dikursi sambil menatap awan yang sangat indah.
“kau baru mengetahui sekarang? Tapi ini belum seberapa. Jika nanti istrimu hamil maka itu lah masa-masa melelahkan para suami. Seulgi cerita begitu banyak padaku, dia benar-benar mengalami kesulitan pada saat itu” ucap Lice
“Mwo? Sepertinya kalian banyak berbagi cerita dibelakangku” ucap Jisoo
“itu karna kau terlalu sibuk menjadi CEO” ucap seseorang tiba-tiba yang membuat Jisoo dan Lice berbalik melihat seseorang yang berkata itu
“Seulgi!” ucap keduanya serempak
“wae?” ucap Seulgi berjalan mendekati sahabat-sahabatnya lalu mengambil tempat duduk disebelah Jisoo
“kenapa kau baru datang? Semuanya sudah kami kerjakan” ucap Lice
“Dia memang seperti itu, jika pekerjaan itu sudah selesai maka dia baru akan datang” ucap Jisoo
“yah. Kenapa kau sensian sekali eoh? Aku minta maaf karna baru datang setelah pekerjaannya sudah selesai tadi kami pergi mencari barang dulu” ucap Seulgi
“sahabatku memang tidak ada yang bagus” ucap Jisoo yang membuat Lice dan Seulgi tertawa
“oiya tadi kalian sedang bicara apa?” tanya Seulgi
“merasa lelah menjadi seorang suami” ucap Jisoo
“cih? Baru beberapa minggu kau menikah dan sekarang kau mengeluh? Kau bahkan belum merasakan istrimu di masa-masa hamilnya dan mengurus anakmu” ucap Seulgi
“Aku tidak mengeluh. Aku hanya bilang. Ternyata begini rasanya, apa kau selalu menuruti permintaan istrimu saat dia hamil?” tanya Jisoo
“tentu, jika tidak dia akan marah padaku. Kau juga nanti jika istrimu hamil maka lakukanlah apa yang diminta istrimu” ucap Seulgi
“Aku selalu membayangkan bahwa aku akan mengurus anakku nanti, bermain dan bercanda dengannya pasti sangat menyenangkan rasanya” ucap Lice tersenyum
“lalu kenapa tidak kau lakukan? ” ucap Jisoo
“Aku sudah berusaha, mungkin memang belum waktunya” ucap Lice
“Apa tujuan semua orang menikah adalah untuk memiliki anak?” tanya Jisoo yang membuat Lice dan Seulgi tertawa
“Tentu, Anak adalah segalanya setelah semua orang menikah. Karna anak yang berada ditengah-tengah semua orang akan membuat hubungan antara kedua orang tuanya semangkin baik” ucap Seulgi
“Tapi kan tidak harus terburu-buru. Aku malah berfikir bahwa tujuan utamaku menikah adalah untuk membahagiakan Jennie dan hidup bersama dengan dia selamanya” ucap Jisoo
“terkadang banyak orang yang berfikiran seperti itu juga tapi hubungan 2 orang yang sedang jatuh cinta tidak akan selalu seperti itu. terkadang baik dan terkadang malah buruk, untuk menormalkan keadaan yang dibutuhkan pasangan adalah seorang anak. Aku juga ingin memilikinya” ucap Lice
“Ne, Lice benar. Dengan adanya seorang anak maka kita tidak akan pernah bosan karena setiap hari keadaan kita akan berubah-ubah saat kita memiliki anak” Ucap Seulgi
“Lalu kenapa kalian jadi seperti mendesakku?” tanya Jisoo
“Kami tidak mendesakmu.kami hanya memberitahu” ucap Lice
“Memberitahu apanya, kalian bahkan terlihat seperti menyuruhku memiliki seorang anak” ucap Jisoo
“Ji~ah, apa kau sudah pergi berbulan madu?” tanya Seulgi
“Apa urusannya denganmu?” jawab Jisoo
“sepertinya aku harus meninggalkan anakku selama seminggu disini” ucap Seulgi menatap Lice dan tersenyum
“kenapa?” tanya Jisoo terkejut
“karena kau harus mulai belajar menjadi ayah yang baik dari sekarang” ucap Lice
“yah. Kenapa Cuma aku? Kau juga belum memiliki anak. Kenapa bukan kau saja yang duluan, aku bahkan belum merasa puas berduan dengan istriku” ucap Jisoo
“Aku sudah pernah merasakannya. Dan aku tau bagaimana lelahnya menjadi orang tua” ucap Lice
“aku sudah membicarakan ini sebelumnya pada Irene dan Jennie. Mereka setuju, hanya untuk satu minggu. Kau harus merawat dan menyayangi anakku dengan baik, jika kau berhasil melakukan itu maka kau akan menjadi seorang ayah yang baik” ucap Seulgi
“lalu apa untungnya bagiku?” tanya Jisoo
“Jinjja! Kau bahkan tidak berubah saat kau sudah menikah” ucap Lice mengusap wajahnya
“pikirkan saja sendiri. Jika kau sudah melakukan itu dengan baik maka kau akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu itu” ucap Seulgi
“ide gila dari mana yang kau dapatkan? Aish ! jinjja” ucap Jisoo frustasi sembari mengusap wajahnya dengan kasar yang membuat Lice dan Seulgi tertawa.