Kini Jennie dan Eomma Jisoo sedang berada didapur. Mereka sedang membuat makanan untuk Jisoo. Sementara Jisoo kini sudah terlelap didepan Tv.
"Aigo, Jika melihatnya tertidur seperti itu, Eomma jadi teringat dia diwaktu kecil. Dia senang sekali tidur didepan tv" ucap Eomma Jisoo saat melihat Jisoo dari dapur
"Nde eomma, dia senang sekali tidur siang didepan tv" jawab Jennie sembari melihat Jisoo juga.
"Jennie-ah. Terima kasih sayang, kau sudah banyak membantu Jisoo selama ini" Eomma Jisoo tersenyum memegang tangan Jennie lalu mengelusnya.
"Eomma, tidak perlu berterima kasih. Itu memang sudah tugasku sebagai istri nya. Selalu ada untuknya" Jennie membalas senyuman itu
"Aku senang Pilihan Jisoo tidak pernah salah. Kau memang istri dan menantu yg sangat baik. Aku bersyukur karena tuhan mengirimmu di keluarga kami"
"Eomma jangan seperti itu. Aku justru yang sangat bersyukur karena bisa mempunyai suami sebaik dan seperhatian Jisoo. Aku juga bersyukur memiliki mertua yang baik seperti eomma dan Appa" Jennie tersenyum lalu memeluk ibu mertua nya.
"Aigo, Anakku" Eomma Jisoo mengelus-elus punggung jennie dengan sangat lembut Membuat jennie merasa nyaman berada dipelukan ibu mertua nya itu.
"Uumm Eomma Chakkaman" Jennie melepaskan pelukannya lalu berlari menuju kamar mandi. Perutnya sangat mual seperti ingin muntah jadi dia berlari menuju kamar mandi sebelum dia mengotori dapurnya.
"Uueekk..uueekk..uueekk.." Jennie memuntahkan semua isi perutnya tapi hanya cairan bening yang keluar. Eomma Jisoo berjalan menghampiri jennie lalu mengelus pundak jennie supaya jennie lebih baik.
"Gwaenchanna? Apa kau sudah makan?" Tanya Eomma Jisoo penuh perhatian
"Nde eomma, aku sudah makan tapi rasanya perutku mual sekali dan kepalaku juga pusing" Ucap Jennie seraya memijit pelipisnya.
"Kajja, Istirahatlah di kamar" Eomma Jisoo membantu Jennie berjalan menuju kamar milik Jisoo dan Jennie.
Setelah sampai dikamar, jennie pun berbaring di ranjang dibantu Eomma Jisoo.
"Jennie-ah, apa bulan ini kau sudah mendapat tamu bulananmu?" Tanya Eomma Jisoo seraya menyelimuti Jennie.
"Belum Eomma, wae?" Tanya Jennie heran melihat ibu mertua nya yg sedang tersenyum sekarang.
"Aigo, Anakku" Eomma Jisoo tersenyum seraya mengelus-elus rambut Jennie.
"Eomma waeyo?" Jennie masih heran melihat ibu mertua nya yang terus tersenyum.
"Kau akan menjadi seorang eomma sayang" Jennie tampak terkejut atas ucapan ibu mertua nya itu.
"Eomma?" Tanya Jennie masih tak percaya
"Nde, ada kehidupan disini. Ini adalah cucuku, Aigo" Eomma Jisoo mengelus perut rata jennie seraya tersenyum.
"Benarkah Eomma?" Jennie ikut mengelus perutnya sendiri.
"Coba periksa lah sayang, tanda-tanda yang kau keluarkan itu menunjukkan jika kau sedang hamil" Jennie langsung bangkit dan mencari sesuatu di laci kemudian memasuki kamar mandi.
Klek!
"Eomma, kenapa eomma disini? Dan dimana Jennie?" Tanya Jisoo yang baru saja memasuki kamar miliknya.
"Jennie sedang berada dikamar mandi jisoo-ah" ucap Eomma jisoo, Jisoo pun menghampiri eomma nya lalu duduk di pinggiran ranjang.
"Wae? Apa dia muntah lagi?" Tanya Jisoo
"Nde, eomma akan kedapur untuk membuatkanya obat. Kau jagalah dia disini" Eomma jisoo tersenyum lalu pergi dari kamar Jisoo.
Jisoo berdiri lalu menghampiri Jennie di ambang pintu kamar mandi.
"Jennie-ah, gwaenchanna?" Tanya Jisoo seraya mengetuk pintu kamar mandi itu namun bukannya mendapatkan jawaban, Jisoo malah mendengar isakan tangis membuatnya khawatir dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Dilihatnya Jennie sedang terduduk dilantai sembari menangis, Jisoo langsung memeluknya.
"Waeyo sayang?" Tanya Jisoo seraya mengelus pipi Jennie.
"Jisoo-ah, aku.." Jennie memeluk Jisoo dengan erat.
"Wae? Kau kenapa?" Jisoo menggendong Jennie menuju ranjang.
"Ji, aku hamil" ucap Jennie yang membuat Jisoo membulatkan mata nya.
"Mm..mwo? Jinjja?" Ucap Jisoo masih tak percaya.
"Igo" Jennie memberikan alat itu oada Jisoo sembari menghapus air matanya. Jisoo menatap alat itu dengan teliti, dan dia menemukan dua garis merah disana membuatnya kembali menatap Jennie.
"Jinjja? Ini tidak bohong kan? Kau sedang hamil sekarang? Ini anak kita? " Jisoo memberi pertanyaan begitu banyak membuat jennie terkekeh.
"Tentu" Jennie mengelus pipi Jisoo dengan lembut.
"Jinjja, ini anak kita? Ada kehidupan disini?" Jisoo tersenyum bahagia sembari mengelus perut rata jennie. Sementara Jennie hanya mengangguk seraya tersenyum bahagia juga.
..
.
.
.
.
.
3 bulan kemudian~Tak terasa kandungan Jennie sudah memasuki bulan ke 3. Sikap Jennie selama mengandung ini membuat Jisoo benar-benar tidak bisa istirahat dengan tenang. Jennie cenderung lebih manja dan sering menangis jika jisoo tak ada disampingnya.
Jisoo selalu menuruti semua kemauan jennie, jika tidak maka jennie tidak akan mau makan ataupun keluar dari kamar. Kehamilan Jennie membuat Jisoo harus ekstra sabar menghadapi kelakuan istrinya.Jisoo mengistirahatkan tubuhnya sejenak di kamar tamu. tampak dari cara tidurnya jika dia sangat lelah. Dia bahkan belum mandi sepulangnya dia dari incheon untuk membeli kentang goreng yang dipesan oleh jennie.
"Sayang~"
Jisoo sontak terbangun saat mendengar Jennie memanggilnya. Dia mengucek matanya sebentar lalu berjalan menghampiri Jennie yang ada dikamar milik mereka.
"Waeyo sayang? Kau ingin apa hm?" Tanya Jisoo menghampiri Jennie yang sedang rebahan di ranjang sambil menonton tv.
Jennie langsung memeluk Jisoo saat jisoo duduk disampingnya."Ji, aku ingin makan tteokbokki" ucap Jennie manja, Jisoo pun hanya tersenyum. Jujur dia suka dengan sikap jennie yang manja padanya
"Hanya itu? "
"Um, tapi aku ingin tteokbokki yang ada di korea utara"
"MWO!!" Jisoo terkejut atas permintaan Jennie.
"Wae? Kau tak mau?" Jennie menatap Jisoo dengan wajah memelas membuat Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ini anak kita yang memintanya" Jennie menunduk seperti ingin menangis dan dengan cepat Jisoo memeluknya.
"Nde, aku tau. Aku akan pergi sekarang" Jisoo tersenyum pada Jennie membuat Jennie pun tersenyum juga.
Lelah mungkin tapi itu lah yang harus dihadapi Jisoo. Dia harus menuruti semua kemauan istri nya jika dia tak mau anak nya kelak ileran wkwk.
Beberapa hari yang lalu jennie meminta Jisoo untuk membeli ayam goreng di jalan gangnam. Setiba nya Jisoo membawa ayam goreng itu jennie malah tidak mau memakannya padahal perjuangan jisoo untuk mendapatkan ayam goreng itu tidak lah mudah ditambah lagi mencari ayam goreng ditengah malam, dia rela menyusup antrian dan di maki oleh beberapa orang disana demi keinginan jennie tapi setelah mendapatkan ayam itu, dengan gampangnya Jennie bilang jika dia sudah tidak selera.
.
.
.
.
To Be Continue..