Jisoo yang baru selesai mandi pun menghampiri Jennie yang sedang berada didapur. Tampak terlihat Jennie memasak sambil menggendong yoonhae ditangan kirinya sementara tangan kananya sibuk membolak balikkan makanan yang ada di teplon.
Jisoo yang melihat istrinya seperti sangat kesulitan pun langsung menghampiri jennie, apalagi yoonhae yang tidak bisa diam digendongan yang membuat jennie semangkin kesulitan untuk mengerjakan masakannya.
"kau membuat istriku kesulitan eoh" ucap Jisoo yang langsung mengambil ahli gendongan yoonhae, Jennie pun sangat terkejut dengan pergerakan Jisoo yang tiba2.
"kau mengagetkan ku Ji" ucap Jennie sembari mengelus dadanya
"Kenapa kau menggendongnya saat sedang memasak? Bukankah itu bisa membahayakan bagi kalian" ucap Jisoo menatap Jennie intens
"mau bagaimana lagi, yoonhae menangis sewaktu kuletakkan, jadi aku terpaksa menggendongnya sambil memasak" ucap Jennie
"Lain kali jangan lakukan itu, panggil saja aku jika kau sedang repot. Aku akan mengurus baby kang ini" ucap Jisoo menatap Jennie dengan lembut
"gwaenchanna? " tanya Jennie
"nde, mau jalan2? " tanya Jisoo
"Oddi? " tanya Jennie
"kemana saja. Ke mall misalnya. Kau bisa berbelanja apapun untukmu dan juga baby kang ini atau ke tempat wisata" ucap Jisoo
"em, bagaimana kalau kita ke taman hewan saja. Aku ingin yoonhae bisa melihat binatang yang lucu2" usul jennie
"geure, jika itu maumu" ucap Jisoo tersenyum:::::::::::::::::::::::
Klek!
"nyonya, dokter jung sudah datang" ucap pembantu pada rose yang sedang terbaring diatas ranjang. Ntah sudah beberapa kali dia keluar masuk kamar mandi. Bukan untuk buang air melainkan untuk memuntahkan isi perutnya yang saat mengganjal.
"Annyeonghaseo Nyonya Ma" ucap dokter itu tersenyum dan rose pun ingin duduk namun ditahan oleh dokter itu.
"berbaring saja. Aku akan memeriksamu" ucap dokter itu lalu mengeluarkan stetoskopnya dan mulai memeriksa badan rose.
"apa yang anda rasakan saat ini?" tanya dokter itu
"tidak usah terlalu formal yerin~ah. Kau seperti menganggap aku sebagai pasienmu yang tidak kau kenal" ucap Rose mempoutkan bibir karna memang rose dan dokter yang bernama yerin itu adalah teman sekolah dulu. Dan mereka cukup dekat.
"haha baiklah, jadi apa yang kau rasakan? Badanmu panasnya tidak terlalu tinggi dan masih bisa dibilang normal. Apa kau salah memakan sesuatu?" tanya yerin
"Aniya, aku belum makan apa2 pagi ini. Sewaktu aku ingin membuat sarapan tiba2 saja perutku terasa sangat mual. Aku sudah mencoba untuk memuntahkan semua yang ada didalam perutku tapi hasilnya tidak keluar apapun, hanya air liurku saja yang keluar, kepalaku juga terasa sedikit pusing" ucap rose dan tak lama yerin pun tersenyum
"wae?" tanya rose yang heran melihat yerin malah tersenyum
"pabo!!"ucap yerin yang masih tersenyum
"mwo!! Kau itu aneh sekali. tiba2 tersenyum dan sekarang kau mengataiku kalo aku pabo. Sebenarnya kau ini kenapa? Cepat beritahu aku kenapa dan beri aku resep obatnya agar aku bisa langsung meminum obat itu" ucap Rose
"kau hamil" ucap yerin sembari tersenyum, kali ini senyumannya sedikit melebar.
"mwo? " ucap rose yang masih mencerna kata2 yerin.
"Kau hamil rose, kau sedang mengandung buah hati dirahimmu" ucap yerin tertawa melihat ekspresi yang sulit di artikan dari wajah rose dan detik berikutnya
"kkyyyaaaaaaaa..... " teriak rose senang, sangkin senangnya dia sampai lompat2 di atas ranjang
"yyakk! Jangan lompat2. Kau mau anak itu tidak bisa melihat dunia hanya karna kau tidak bisa diam eoh" ucap Yerin yang mencoba menghentikan aksi rose yang melompat2 di atas ranjang.
"hehe mian2. Aku sangat senang makanya aku tidak bisa mengendalikan diriku. Gomawo yerin~ah" ucap rose tersenyum lalu memeluk yerin
"nde,selamat atas kehamilanmu rose. Semoga semuanya lancar sampai persalinan nanti. Ingat, jaga pola makanmu dan juga tingkahmu, makanlah sayur yang banyak. Jangan lupa juga untuk olahraga minimal 15 menit dalam 1 hari. Itu akan membuatmu mudah untuk melahirkan normal " ucap Yerin
"jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan berminyak dan kalau bisa jangan makan yang berminyak2 dulu" ucap Yerin tersenyum
"nde, gomawo yerin~ah. Pasti akan kulakukan semua yang kau katakan. Lice harus tau kabar baik ini" Ucap rose yang tampak sangat bahagia sembari mengambil ponselnya
"akan lebih baik kalau kau memberitahu nya sewaktu dia pulang kerja nanti. Jika kau memberitahunya sekarang mungkin dia tidak akan fokus pada pekerjaannya, apalagi jika saat ini dia sedang meeting bukankah sangat mengganggu? Pasti setelah mengetahui itu dia akan selalu berfikir ingin cepat2 pulang. Jadi sebaiknya nanti saja kau beritahu kabar baik ini, agar dia tidak menjadi kepikiran" usul yerin
"kau benar yerin, jika Lice mengetahuinya sekarang mungkin dia akan langsung pulang kerumah tanpa memperdulikan pekerjaannya" ucap Rose dan yerin pun tersenyum
"ah iya, bagaimana kabar Sinb, Apa kau masih berhubungan dengan dia? " tanya Rose saat yerin mengemasi barang2 nya
"dia baik, dia bahkan sudah melamarku dan bulan depan kami akan melangsungkan pernikahan kami" ucap Yerin tersenyum
"Jinjja? Ternyata walaupun sinb berwajah dingin tapi dia bisa juga romantis denganmu" ucap rose
"Kau belum mengetahui sifat aslinya, walaupun wajahnya terkesan dingin tapi dia sangat perhatian dan penuh kasih sayang" ucap yerin tersenyum
"dia hanya perhatian dengan noona nya saja" ucap rose
"yakk! Berhenti berkata seperti itu. Aku jadi terkesan tua disandingan oleh Sinb" ucap Yerin tidak terima rose menyebutnya noona nya sinb karna memang jarak usia mereka tidak terlalu jauh. Hanya berbeda 2 tahun dan sinb berada 2 tahun dibawah yerin. Mau 2 tahun atau setengah tahun pun tetap saja dia akan menjadi noona nya sinb
"kan nyatanya memang seperti itu. Beruntung wajahmu imut jadi sinb tidak terlihat sedang mengencani noona2 walaupun kenyataannya benar haha" ucap rose tertawa meledek
"Aish! Sudahlah. Aku jadi merindukannya, oiya aku harus kembali kerumah sakit sekarang. Kau harus ingat apa yang sudah kukatakan tadi, jaga kesehatan ne.Aku akan menunggu malaikat kecil ini datang" ucap yerin tersenyum sembari mengelus perut rose yang masih datar
"gomawo yerin~ah" ucap rose memeluk yerin dan yerin pun membalasnya dengan
Senyuman.
"ini minumlah obat ini 3 kali sehari setelah makan. Ini akan mengurangi rasa sakit saat kau mengalami morning sick" ucap gerin memberikan obat pada rose
"nde" ucap rose tersenyum
"aku pergi dulu" ucap yerin pamit pergi
"akan ku antar sampai depan" ucap rose dan yerin pun hanya mengangguk
.
.
.
.
Kini Jisoo dan Jennie serta yoonhae sudah berada ditaman hewan. Ketiganya tampak fokus melihat hewan2 yang berada di kandang, terkadang jennie mengajak yoonhae berbicara dan memberitahu nama hewan2 yang sedang mereka lihat. Walaupun yoonhae belum tau dan belum mengerti tapi jennie senang melakukan itu. Dia tampak sangat bahagia apalagi saat yoonhae yang menangis melihat singa yang sedang mengaum. Ia jadi membayangkan jika anak yang berasal dari rahimnya nanti akan seperti yoonhae. Bisa dia peluk dan cium. Memeluk dirinya dengan sangat erat seperti yang dilakukan yoonhae saat dia ketakutan dan menagis dipelukannya, mengadu padanya jika dia takut. Ingin rasanya Jennie seperti itu. Sementara Jisoo masih terlihat sedikit takut jika untuk menggendong maupun berinteraksi dengan yoonhae sedikit lebih lama. Terkadang dia juga ikut memberitahu nama binatang2 itu pada yoonhae, tersenyum saat melihat ekspresi anak itu yang berubah2 ketika melihat binatang dan juga sewaktu yoonhae menangis Jisoo ikut mendiamkannya dengan cara mengalihkan objek untuk dilihat. Walaupun masih enggan untuk menggendong yoonhae tapi Jennie melihat ada sedikit perubahan yang terjadi pada Jisoo. Dan dia sangat beruntung memiliki Jisoo, walaupun dia trauma pada anak kecil tapi dia tidak pernah sekalipun mebiarkan anak itu. Jika anak itu menagis maka dia akan mencoba agar anak itu tidak menangis lagi dengan caranya sendiri tanpa menggendong ataupun menyentuh anak tersebut. Jennie sangat bersyukur pada sifat Jisoo, walaupun dia tidak suka tapi dia tetap terlihat perhatian pada apapun.
"yoonhae~ah.Lihat" ucap Jennie mendekat ke arah krumunan orang2 yang sedang memberi makanan pada unta. Yoonhae yang melihatnya pun langsung memeluk Jennie dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di leher Jennie.
"gwaenchanna,lihat lah. Appa berdiri dekat unta itu dan memberinya makan" ucap Jennie yang mengelus tubuh yoonhae seraya menatap Jisoo. Jisoo yang paham maksud istrinya pun langsung melakukan apa yang istrinya minta.
"Yoonhae lihat. Dia
memakannya" ucap Jisoo saat unta itu memakan makanan yang Jisoo berikan. Yoonhae pun menatap Unta itu walaupun masih memeluk erat Jennie.
"dia melihatnya" ucap Jisoo tersenyum pada Jennie
"bwakekekeke~"seketika Jennie dan Jisoo heran melihat yoonhae yang tiba2 tertawa terbahak2.
"baby, waeyo? "tanya Jennie lalu tatapan Jennie mengikuti tatapan yoonhae dan seketika
"hahahahaha. Jisoo~ah lihatlah, sepertinya untanya menyukaimu" ucap Jennie yang ikut tertawa juga lalu dibarengin dengan orang2 yang ikutan tertawa, Jisoo yang heran melihat semua orang tertawa pun langsung Menolehkan wajahnya kesamping.
"omo! KAMJAGIA" teriak Jisoo berlari menghindar saat unta itu sedang menjilat2 bajunya. Dan semua orang disana pun hanya tertawa, mereka sedikit terhibur dengan kejadian itu.
"Tuan! Lihatlah, anakmu sepertinya bahagia melihatmu dengan unta itu. Dia sampai tertawa terbahak2" ucap seorang Ahjumma yang masih tertawa melihat kejadian barusan.
"dia sangat menggemaskan, aigo. Imut sekali" ucap Ahjumma satu lagi seraya tersenyum sementara Jisoo hanya tersenyum ramah.
Setelah selesai melihat unta kini mereka memutuskan untuk mencari tempat duduk.
"kenapa kau tidak bilang jika unta itu menjilat bajuku" ucap Jisoo mempoutkan bibirnya, terlihat imut dan menggemaskan bagi Jennie, jarang sekali Jisoo mau bersikap imut seperti itu.
"aigo, lihatlah baby. Appamu sedang ngambek" ucap Jennie pada Yoonhae yang berada di atas meja menghadap ke arah Jennie dan Jisoo, merasa Jennie berbicara padanya yoonhae pun menatap Jennie dan Jisoo lalu tersenyum. Sungguh imut sekali.
"Aahh kau imut sekali baby, Eomma jadi gemas padamu" ucap Jennie tersenyum sembari mencium pipi chubby yoonhae
"Lihatlah, sekarang bahkan kau mengabaikanku"ucap Jisoo yang masih mempoutkan bibirnya
"kau cemburu pada yoonhae? Hahaha " ucap Jennie diikuti dengan tawa sementara Jisoo hanya menarik nafas panjang.
"Jisoo~ah. Salah jika kau cemburu pada yoonhae. Aku mencintaimu karena kau suamiku, cintaku sangat besar padamu sedangkan pada yoonhae hanya rasa sayang, rasa sayang ibu kepada anaknya berbeda dengan aku dan kau. Aku mencintaimu sebagai istrimu, istri yang akan menghabiskan sisa hidup nya bersamamu dan yang terpenting kebahagianku ada pada dirimu" ucap Jennie yang ntah sejak kapan tangannya mengelus pipi Namja yang sudah berhasil merebut hantinya itu.
Aksi mereka pun menjadi tontonan public, banyak yang mengabadikan momen itu, momen yang jarang terjadi dan momen yang terlihat sangat manis menurut mereka semua.
Jisoo tersenyum menatap wajah cantik Jennie. Dan Jennie pun membalasnya
dengan senyuman yang sangat manis.
"Aku akan membelikan makanan dan minuman untukmu dan Yoonhae. Tunggulah disini" ucap Jisoo dan Jennie hanya mengangguk sebagai balasan
Memang terkadang sifat Jisoo bisa berubah-ubah. Kadang dia akan berubah seperti anak kecil jika sedang ngambek dengan Jennie dan kadang juga dia akan mengeluarkan sifatnya dari sisi kedewasaannya. Hanya 1 sifat yang tidak pernah keluar dari Jisoo saat dia masih pacaran dengan Jennie sampai sekarang. Jisoo tidak pernah marah maupun membentak siapapun, dia adalah model pria yang jika sedang marah akan diam saja dan akan memasang wajah datar itu pun jika dia sedang marah, marahnya tidak sepenuhnya. Seperti saat dia sedang marah atau kesal dengan Jennie sewaktu masih pacaran, dia akan tetap perhatian pada Jennie. Menyuruhnya makan dan menyuruhnya berhati2 saat berkendara, ya walaupun dari ucapannya datar tapi itu masih termasuk bentuk perhatian bukan?To be continue..
Next gak nih?