5

3K 177 26
                                    

Warning⚠⚠!!!!
Terdapat Adegan 18 + jadi untuk yang belum berumur segitu harap jauhi 😁











Warning⚠⚠!!!!Terdapat Adegan 18 + jadi untuk yang belum berumur segitu harap jauhi 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa hari pun cepat berlalu. Hari sudah sore dan kini mereka akan pulang dari rumah Jensoo.
"jen kami mau pulang" ucap rose
"ah nde,  terima kasih untuk hari ini" ucap jennie tersenyum
"sebaiknya yoonhae kubawa pulang dulu Jen, supaya kau bisa mengurus Jisoo. Setelah Jisoo sudah baikan aku akan mengantarnya lagi kesini"ucap Irene tersenyum
"nde eonni" ucap Jennie memberikan Yoonhae pada Irene tapi yoonhae sepertinya tidak ingin berpisah dengan jennie
"baby wae? Ini eomma sayang" ucap Irene mencoba mengangkat yoonhae namun bayi itu semangkin mengeratkan pelukannya pada Jennie
"Seulgi~ah lihatlah Yoonhae tidak mau kugendong" ucap Irene pada seulgi.  Seulgi yang melihat itu pun langsung menghampiri Yoonhae yang masih berada di gendongan Jennie
"baby, ayo dengan Appa" ucap Seulgi mencoba mengangkat yoonhae namun bayi kecil itu tetap tidak mau.  Dia menjerit lalu menangis
"mamama.. Mamama.. Aaakkkkhhhh" teriak yoonhae
"Ini Eomma baby" ucap irene mencoba menggendongnya namun bayi itu tetap tidak mau
"Eonni, kenapa dia tidak mau denganmu? Jika dia tidak mau tak apa biar aku yang mengurusnya " tanya Jennie
"Aku tidak mau kau kerepotan Jennie~ah. Sudah tidak apa2 berikan saja padaku jikapun dia menangis akan sebentar" ucap Irene dan Jennie pun memberikan Yoonhae pada Irene dan diangkat paksa oleh irene. Bayi itu sontak langsung menangis sangat keras.
"mamama..  Mamama.." ucap Yoonhae yang menangis sembari mengangkat tangannya pada Jennie. meminta agar Jennie menggendongnya.
"Yoonhae sayang.  Pulanglah dulu,  Jennie Eomma akan mengurus Appa dalam beberapa hari kedepan. Nanti jika Appa sudah sembuh maka kita akan bertemu lagi, Arraseo" ucap Jennie mencium kening yoonhae dan yoonhae yang masih menangis meronta sambil memegang lengan Jennie erat.
"Baby kajja" ucap Seulgi lalu mengambil ahli gendongan Yoonhae yang masik meronta2,  Lice yang melihatnya pun menciba untuk menghibur Yoonhae juga dan mereka membawa Yoonhae menjauh dari para wanita
"fiyuuu,  sepertinya dia lebih nyaman bersamamu Jen" ucap Irene
"dia benar2 tidak ingin lepas darimu jen dan parahnya lagi yoonhae tidak mau bersama irene eonni" ucap Rose
"mungkin dia masih ingin bersamaku karna tadi aku mengajaknya ke taman hewan" ucap Jennie
"ya mungkin saja. Karna sebelumnya aju dan seulgi juga belum pernah mengajaknya ke taman hewan.  Yasudah aku pulang dulu ya jen. Semoga Jisoo cepat sadar" ucap Irene memeluk Jennie
"nde,  gomawo eonni" ucap Jennie tersenyum
"Aku pulang juga" ucap Rose memeluk Jennie
"nde,  jaga ponakanku ini dengan baik" ucap Jennie tersenyum dan dibalas anggukan oleh rose.  Mereka pun pergi meninggalkan rumah Jennie.
Jam menunjukkan pukul 8 malam,  Jennie memasuki kamarnya dan melihat Jisoo yang sudah sadar. Jisoo tersenyum menatap Jennie yang baru memasuki kamar.
"Kau sudah sadar? " ucap Jennie yang langsung memeluk Jisoo
"Maafkan aku Ji,  aku memang egois.  Aku memaksamu untuk menyukai anak2 hingga sekarang kau jadi seperti ini" ucap Jennie menangis dipelukan Jisoo
"ssstttttt,  gwaenchanna sayang.  Aku sudah tidak apa2.  Saat mengingat kejadian tadi sepertinya rasa traumaku sedikit berkurang. Tidak perlu menyalahkan dirimu.  Lagi pula ini demi kebaikan kita juga kan" ucap Jisoo mengusap air mata Jennie sembari tersenyum manis.
Inilah Jisoo nya Jennie Jisoo yang selalu tersenyum sangat manis. Dia kembali menjadi Jisoo yang hangat.
"gomawo Jisoo~ah" ucap Jennie tersenyum lalu kembali memeluk Jisoo.
"oiya dimana yoonhae?" tanya Jisoo yang masih dipeluk oleh Jennie
"dia dibawa pulang irene eonni karna eonni bilang aku harus merawatmu jadi dia sengaja membawa pulang yoonhae supaya Yoonhae tidak merepotkanku" ucap Jennie
"aa begitu" ucap Jisoo
"kau mau dengar kabar bahagia? " tanya Jennie mendongakkan wajahnya menatap Jisoo
"Kabar bahagia?  " ucap Jisoo mengerutkan keningnya
"nde,  kau tau.  Saat ini Rose sedang hamil.  Aku sangat senang mendengarnya" ucap Jennie tersenyum bahagia
"ah ternyata impian mereka terkabul juga" ucap Jisoo menatap Jennie dan Jennie hanya menatapnya dengan senyuman
"Jennie~ah. Mau mecobanya? " ucap Jisoo pelan namun masih bisa didengar oleh Jennie. Jennie yang paham dengan kata2 Jisoo pun hanya tersenyum malu sembari menunduk menutupi rasa malu dan juga gugupnya.  jisoo yang melihat  tingkah Jennie pun hanya tersenyum lalu menarik dagu Jennie dan mengecupnya lalu membiarkan bibirnya bersentuhan pada bibir Jennie tanpa harus menggerakkannya.  Cukup lama mereka terdiam dengan posisi itu,  Jennie yang suhu tubuhnya menaik pun ingin menghentikan aktifitas mereka yang hanya menempelkan bibir mereka satu sama lain.  Saat Jennie ingin mundur dengan cepat Jisoo melumat bibir Jennie dengan sangat lembut.
"Jisoohh.. Mmmm... " desah Jennie saat ciuman Jisoo semangkin dalam. Tanpa disuruh Jennie pun membalas ciuman Jisoo dengan mengalungkan tangannya di leher milik suaminya
“Iya Sayang?” Jisoo mulai mengecup leher istrinya itu perlahan. Ia menggigit pelan leher mulus Jennie yang mulai menahan rintihannya, menggigit bibirnya.
Jisoo tersenyum saat ia merasakan erangan yang berusaha istrinya tahan. Bukannya mengurangi intensitas kecupannya itu.. Jisoo malah menyambar sisi kiri leher Jennie yang akhirnya tak bisa menahan eluhannya saat suaminya itu mencium.. menggigit dan memainkan lidahnya untuk menghilangkan perih gigitan itu di lehernya.
“Don’t Leave mark please..” Jennie sepertinya telat karena Jisoo telah sukses membuat beberapa tanda cinta di leher mulusnya.
“You’re late Love.. I already mark you as mine..” Jennie terdiam melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Ia bisa melihat hasrat dan gairah yang begitu besar di mata suaminya itu untuknya. Senyum perlahan tergambar di wajah Jennie. Ia tertawa kecil mengalungkan kedua lengannya itu di leher Jisoo yang menarik tubuhnya untuk menyatu dengan miliknya.
“Make me yours Jisoo~ah.. Yours only.. your only one..” Jennie berbisik di kuping kanan Jisoo. Hasrat Jisoo semakin tak tertahan lagi saat Jennie menggigit telinganya, menjelajahi telinganya itu dengan lidahnya.
“As your wish Love..” dengan itu Jisoo naikan kedua kaki istrinya itu bergantian. Jennie tertawa kecil saat Jisoo dengan cepat membawa tubuh mereka ke atas kasur. Jisoo mendudukan Jennie yang kemudian bersandar di ujung ranjang megah dan empuk mereka.
“I Love You..” Jisoo membisikan kata-kata itu sebelum mengklaim bibir Jennie yang segera menyambut ciuman Jisoo yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ciuman itu berbeda dari biasanya. Ini bukan pertama kalinya Jennie merasakan manis dan begitu lembutnya bibir suaminya itu. Tapi ada sesuatu yang membuat Jennie tak mau melepaskan pagutan bibir mereka. Sesuatu yang membuatnya ringan dan menyegarkan.
“Eungh.. I Love.. you too..” ucap Jennie di sela-sela ciuman mereka dengan nafas memburunya.
Ciuman semakin panas saat Jisoo menggigit kecil bibir istrinya itu membuat Jennie membuka mulutnya dan akhirnya berhasil memasukan lidahnya kedalam mulut Jennie, mulai mengadukan lidah istrinya dengan miliknya. Dengan sendirinya lidah mereka mulai beradu merebut dominasi, berdansa cantik dalam kenikmatan yang membuat waktu terasa berhenti dan dunia hanya milik mereka berdua. Saliva begitu cepat tertukar, bersatu menjadi kesatuan yang dinikmati keduanya.
“Jisoohhh..” Jennie melenguh membiarkan Jisoo kini menjadi pemenang, mendominasi tarian mereka. Nafasnya serasa ditarik saat Jisoo menghisap lidahnya… membuat dirinya menggigil bergetar menerima hal itu.
Jisoo telusuri semua tempat di mulut Jennie. Ia absen satu persatu gigi sang istri yang semakin mabuk dibuatnya. Perlahan tangan kanannya mulai membuka baju yang digunakan jennie secara perlahan. Setelah sukses membuka baju itu dan melemparkannya entah kemana, tangan itu mulai memijat buah dada Jennie dengan perlahan.
“Heungh.. ahh.. Jisoo..”desahan itu terdengar semakin merdu di telinga Jisoo yang semakin mempercepat tempo dan ritme pijatan itu. Tangan Jisoo mengelus punggung mulus Jennie yang semakin tak bisa menahan laju cairan yang kini sudah mulai membasahi Thong-nya.
“Mendesahlah Sayang..” Jisoo kembali mencium bibir Jennie yang kini sudah merah muda. Sesekali ia tarik dan ia gigit bibir itu.. lalu ia lumasi lagi dengan salivanya sementara kedua tangannya masih bekerja di area masing-masing yang membuat Jennie terbang ke awang-awang. Ia hisap dan ia emut kembali lidah Jennie yang memijat leher dan kepalanya penuh nafsu, menaikan gairah bercintanya.
Jisoo merebahkan tubuh Jennie lalu menciumnya lagi. Jisoo bergerak seduktif saat ciuman mereka mulai panas yang membuat juniornya secara tidak langsung bersentuhan dengan miss V istrinya. Secara alami tubuh mereka mulai bergerak.. bertemu di satu titik yang membuat junior Jisoo dan miss V Jennie bertemu.. membuat keduanya melenguh dalam kenikmatan.
“Aaahhhh…”Jennie memohon  pada Jisoo  yang segera mendaratkan bibirnya ke buah dada istrinya yang meringis penuh kenikmatan saat ia menghisap.. mengggigit dan membasahi nipple pinkish itu dengan lidahnya. Jisoo melakukan hal itu bergantian.. ke payudara kanan dan kiri. Jennie yang mulai memijat mister P suaminya yang melenguh tak kalah hebatnya. Ia bisa merasakan mister P suaminya itu semakin mengeras dan sudah berdiri tegang siap memasuki miss V-nya.
Jisoo mulai mengecup Jennie di seluruh wajahnya, leher, dada, perut dan berakhir di miss V-nya. "Aaaaahhhhhhh.... "desah Jennie
jennie mulai bergelinjang saat miss V-nya itu menerima penetrasi.. dorongan masuk ke dalam dan keluar dari lidahnya.
“Ahhh… Jisoohhh..” Jennie tak bisa menahan desahannya. desahan itu semakin keras saat Jisoo mulai memasukan 2 jarinya, mempenetrasi miss V istrinya itu dengan pelan sampai akhirnya dengan kecepatan penuh karena permintaan Jennie. Merasa istrinya itu sudah cukup terlumasi dengan semua rangsangannya tadi.. Jisoo mulai bersiap mempertemukan mister P-nya dengan miss V sang istri yang terlihat merah padam dibuatnya.
“Saranghae Sayang..” dengan itu Jisoo mulai menelusupkan mister P-nya kedalam miss V Jennie yang berkilauan.. terimakasih atas cumbuan hebatnya tadi. jennie menangis kecil mencakar punggung Jisoo yang masih berusaha memasukan semua permukaan mister P-nya.
"Appayeo? " tanya Jisoo menghentikan aktifitasnya lalu menghapus air mata Jennie.  Jennie yang melihat Jisoo menghentikan aktifitasnya pun langsung menggeleng dengan cepat.
"Jika masih terasa sakit tak apa jika berhenti saja" ucap Jisoo dengan penuh kelembutan
"Ani,gwaenchanna.  Lanjutkanlah,  lagi pula ini bukan pertama kali nya untuk kita bukan?" ucap Jennie mengelus wajah suaminya itu
"Melihatmu sakit membuatku merasa sedih sayang" ucap Jisoo dengan wajah polosnya yang membuat Jennie tertawa melihat ekspresi Jisoo yang seperti anak2.
"gwaenchanna, sakitnya hanya di awal.  Kalau kita sering2 melakukannya lama kelamaan juga tidak akan terasa sakit lagi" ucap Jennie tersenyum
"baiklah,  aku akan melakukannya dengan pelan" ucap Jisoo yang memposisikan Mister P-nya kedalam Miss V Jennie
“You’re so tight Love.. eungh… ahhhh” Jisoo menggeram penuh kenikmatan saat mister P-nya itu berhasil sepenuhnya masuk ke miss V Jennie yang masih mencoba beradaptasi dengan mister P Jisoo yang begitu besar baginya.
"Gwaencahnna? " tanya Jisoo seraya mengelus Pipi Jennie
"eeuugghh..  Nde,  bergeraklah sayang" Ucap Jennie
Jennie meringis menerima genjotan pertama dari sang suami. Perlahan Jisoo memasukan dan mengeluarkan mister P-nya secara bergantian dalam tempo yang pelan dan sangat lembut. Menit-menit pertama masih pelan lalu Jennie meminta suaminya itu untuk menambah kecepatan dan tenaga penetrasi mister P Jisoo yang tentu saja segera ia kabulkan.
“Harder.. Faster Jisoohhh…aahhh” Jisoo dengan semangat mengabulkan keinginan Jennie yang semakin keras mendesahkann namanya. Jennie mulai mencium bibir Jisoo yang segera membalasnya tapi masih tetap focus mempenetrasi istrinya.
“Jisoo~ahhh.. haahh.. ahhh… ahh.. ahh..” Jennie merasa dikirim ke surga karena titik kenikmatannya itu berulang kali dihantam mister P suaminya. Jisoo semakin keras dan cepat memompa mister V istrinya.
“Jennie~ah…” Jisoo tahu sebentar lagi ia akan mengeluarkan cairan cintanya. Tapi ia masih menahannya karena ia tahu istrinya itu masih belum merasakan hal itu.
“Jisoo.. I wanna come..”
“Me too.. together oke..” dengan sentakan itu Jennie meledak. Ia mengeluarkan cairan cintanya yang tak tertahan lagi. Begitu juga Jisoo.. ia mulai menyemprotkan spermanya ke rahim sang istri yang tersenyum merasakan rahimnya itu menerima cairan hangat penuh cinta dari suaminya. Jisoo ambruk di ranjang dengan masih memeluk Jennie yang menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh Jisoo.  Jisoo mengelus punggung Jennie yang masih betah memeluk dada nya.
"melelahkan kah? " tanya Jisoo seraya menyingkirkan rambut halus yang menutupi wajah Jennie.
"em,  tapi aku menyukainya" ucap Jennie Pelan namun masih bisa didengar oleh Jisoo dan itu membuat Jisoo tersenyum.
"mau mencoba hal baru? "tanya Jisoo
"hal baru? "tanya Jennie menatap wajah Jisoo
"hum,  kau berada diatas dan mengendalikannya. Kudengar dari byun Seulgi posisi ini sangatlah nikmat" ucap Jisoo
"Tapi aku tidak pintar Ji" ucap Jennie menatap heran Jisoo dengan wajah polos
"Aku akan membantumu nanti sayang" ucap Jisoo tersenyum
"baiklah" ucap Jennie bangkit dari atas tubuh Jisoo
Jennie mulai memasukkan Mister P Jisoo kedalam Miss V Jennie dengan posisi Jisoo berada dibawah Jennie dengan tidur terlentang.wajah Jennie meringis ngilu saat benda tumpul itu berhasil masuk lagi ke dalam miliknya.begitu juga pria dibawahnya yang mengerang nikmat merasakan denyutan dibatang tubuhnya.
“eenghhhh” lenguh Jisoo dan Jennie bersamaan,saat tubuh mereka menempel dan berkontak lagi didalam Miss V Jennie.
“kau..masih ssaja..semmpithh.. Ssayanghh.. ” ucap Jisoo
Jennie mulai menaik turunkan pinggulnya. Menggenjot Tubuhnya dengan perlahan dengan tangannya sudah bertumpu di perut Jisoo,menjadikannya tumpuan.
Jennie memulai dengan tempo pelan berubah sedang lalu cepat.mencoba meraih kenikmatan yang lebih nikmat.naik-turun.in-out. jennie terus menggoyangkan pinggulnya dengan dibantu oleh Jisoo.desahan dan erangan terus keluar dari bibir mereka.deritan ranjang menjadi saksi bisu kegiatan mereka malam ini.
“ssayyanng…ohh…shhh”
“aahhh..Jishhh”
“oohhh harder baby..oouhh”
“nghhh”
Jisoo mengubah posisinya menjadi duduk dengan Jennie yang kini masih menggenjot tubuhnya memeluk Jisoo.
"aaaahhhhhh.." desah Jennie saat bibir Jisoo mulai mencium bibirnya
"aaaaahhhhhh... Aaaaahhhh... Aaaahhhhh... " desahan Jennie mulai menggila saat Jisoo menciumi payudara Jennie dengan sangat lembut.
Jennie meraih tangan Jisoo dan menuntunnya kepayudara miliknya ,Jisoo mulai meremas dada Jennie dengan lembut lalu dengan cepat membuat Jennie semakin menggila. jennie masih terus menggenjot pinggulnya dibawah sana.peluh sudah menghiasi wajah mereka tapi mereka masih enggan untuk berhenti.udara dikamar mereka semakin lama semakin panas dengan bau sex yang sangat kentara.
“oohhh Jishhh..aakuuh…aahh”
“aahhh Jjeennniieeehhh…ohhh”
desahan mereka terus bersahutan. Jennie menyukai desahan Jisoo saat menyebut nama Jennie. Jennie semakin memberikannya kenikmatan yang semakin menggila. menggenjot junior Jisoo yang memenuhi Miss V Jennie dan memberinya kenikmatan dunia.
tangan Jisoo memilin nipple Jennie dengan gemas sedang tangannya yang satu meremas bokong Jennie yang bergerak maju mundur.
“Ji…aku ahhh..akuu oohh..shh” Jennie memeluk Jisoo
“bersama Sayang..”
“AARRGHHHHH” Jennie memeluk Jisoo sangat erat saat cairan mereka tumpah bersamaan. bibir mereka saling bertautan. menghisap dan menggigit sebagai bentuk penyalur rasa nikmat.
Mereka ambruk di atas kasur dengan nafas yang terengah-engah.
"Otte?  Lebih nikmat dari biasanya?" tanya Jisoo sembari menyingkirkan rambut halus yang memutupi wajah Jennie.  Jennie mengangguk sebagai balasannya, dia sangat lelah akibat aktifitas hot mereka. Jisoo pun hanya bisa tersenyum melihat Jennie yang masih menempel didada nya dengan nafas terengah-engah.
"Seperti nya tadi ada yang bilang jika dia tidak pandai melakukannya tapi ternyata dia jauh lebih hebat dari pikiranku" ucap Jisoo menggoda Jennie dan itu berhasil.  Jennie mendongak kan wajahnya lalu menatap Jisoo
"Aish!  Itu juga karnamu. Sebelumnya aku memang tidak mengerti melakukannya" ucap Jennie
"memang kenapa denganku? Aku bahkan tidak mengajarimu,  aku hanya membantumu.  Apa jangan2 dulu kau sering melihat film blue ya makanya kau sehebat itu" ucap Jisoo yang masih betah menggoda istrinya itu.
Plaakk! 
Aaaakkkhhh
Jennie menampar dada Jisoo dengan keras sehingga menimbulkan bercap merah didada Jisoo.
"aaakkhh,  Appo" ringis Jisoo
"jangan gila Kim Jisoo. Aku tidak pernah suka melihat barang milik orang lain,  aku bisa melakukannya karna kau.  Kau yang membuatku tergoda dan itu  bergerak diluar pikiranku. Aku juga tidak mengerti kenapa kita bisa melakukannya dengan se-intens itu padahal sebelumnya kita biasa2 saja" ucap Jennie yang tampak kesal digoda oleh Jisoo
"kau tidak suka melihat barang milik orang lain brarti kau suka melihat milikku? Dan juga mungkin kau bisa se hot itu karna kau tergoda dengan tubuhku? " lagi2 Jisoo masih betah menggoda Jennie.
"Aish!  Molla" ucap Jennie ingin bangkit dari tubuh Jisoo namun dengan cepat Jisoo menarik Jennie kembali masuk kedalam dadanya.
"Yyakk!  Lepaskan" ucap Jennie meronta
"tetaplah disini sayang. Aku menyukai semuanya tentangmu,  apa yang kau lakukan padaku. aku menyukai semuanya bahkan saat kau menamparku seperti tadi aku juga menyukai.  Gomawo Jennie~ah, gomawo karna sudah mau hidup bersamaku,  mendampingiku hingga mencintaiku dengan tulus dan menerima segala kekuranganku. Terima kasih karna kau sudah mau menjadi istriku,  istri yang baik untukku.  Aku sangat bersyukur memilikimu sayang,  sangat.  Saranghae Jennie Kim" ucap Jisoo serius tapi terkesan lembut.  Jennie pun luluh dengan seketika,  matanya menatap mata Jisoo dengan lembut lalu detik berikutnya Jennie pun tersenyum.
"Nado saranghae Jisoo~ah" ucap Jennie tersenyum manis sembari mengelus bekas tamparan yg telah dia buat. dan itu membuat Jisoo gemas sehingga Jisoo mengecup Bibir Jennie sekilas yang mengundang senyum dibibir keduanya.
"tidurlah,  kau pasti sangat lelah" ucap Jisoo mencium  jennie.  Kini di kening lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
Pagi pun telah menyapa, matahari sudah mulai menaik. Cahaya matahari telah menerobos masuk ke dalam sebuah kamar tetapi sang empuh nya masih enggan untuk bangun dan memilih untuk memeluk selimut memasuki alam mimpi.
Beep.. Beep.. Beep..
Dering telepon sukses membangunkan Jisoo yang tengah tertidur nyenyak.  dengan malas akhirnya dia pun mengangkat telepon itu.
"wae? "
"yah,  kau sudah sadar? " ucap seseorang dari sebrang sana
"nde, waeyo?  Kau menggangu tidurku saja"
"yakk!  Aku hanya ingin tanya,  kenapa lampu2 di rumah kalian masih menyala?  Apa Jennie belum bangun? "
"nde,  dia sedang tertidur"
"um, tumben sekali?  Bukannya biasanya dia akan berbelanja ya? "
"dia terlalu lelah untuk bangun pagi ini karena tadi malam kami berolahraga"
"yaakk pabo!  Untuk apa kau berolahraga malam2, seperti tidak ada kerjaan lain saja"
"kami hanya sedang ingin. Sudah ya,  aku sangat lelah" ucap Jisoo yang langsung menutup sambungan teleponnya. Dia letakkan ponselnya di atas meja yang ada di samping tempat tidur lalu matanya menatap princess nya tengah tertidur dengan damai.
"kau pasti sangat kelelahan sayang" ucap Jisoo lalu mencium kening Jennie dengan sangat lembut.
Beep.. Beep.. Beep
Dering telepon pun terdengar lagi dari ponsel milik Jisoo,  ia pun segera melihat siapa yang sedang mengganggunya pagi ini.  Alisnya mengkerut saat melihat yang menelepon adalah sekertarisnya.
"Annyeonghaseo Tuan"
"nde,  wae ryeol~ssi? Apa ada masalah di kantor? "
"ani tuan.  Tapi hari ini ada meeting dengan CEO Kang Enterprise ,Ma Privation  Dan Ry Production Tuan"
"kenapa aku bisa melupakannya.  Jam brapa meeting dimulai? "
"Jam 9 Tuan"
"Baiklah,  siapkan berkas2 nya. Aku akan mandi dulu" ucap Jisoo mengakhiri panggilannya dan segera masuk kedalam kamar mandi
-------------
Seulgi berjalan menghampiri Lice yang tak jauh dari parkiran mobil.
"Lice,  apa kau sudah menghubungi Jisoo? " tanya Seulgi
"nde" ucap Lice
"kau mengatakan jika hari ini kita akan meeting dengan pimpinan Ry Production kan? " tanya Seulgi.
"Omo!  Aku lupa seul" ucap Lice menepuk jidatnya
"Yakk!  Jadi kau bicara tentang apa padanya huh kalau bukan tentang meeting? " tanya Seulgi yang kesal melihat Lice
"Mian, Lagipula aku lupa karena melihat lampu rumah mereka masih menyala pagi tadi. Tidak biasa mereka menyalakan lampu sampai pukul 8 kan? ternyata mereka kelelahan karena abis olahraga malam hari" ucap Lice menjelaskan
"mwo!  Olahraga malam hari? " tanya Seulgi mencoba memastikan
"nde,  aku juga tidak habis fikir, knpa dia mengajak Jennie olahraga dimalam hari.  Angin malam kan tidak bagus untuk kesehatan" ucap Lice sementara Seulgi tampak sedang berfikir dan detik berikutnya
"Yakk!  Pabo!  Kenapa aku baru mengerti maksudnya sekarang" ucap Seulgi menepuk jidatnya sendiri
"maksud apa?" tanya Lice heran
"maksud dari olahraga malam hari" ucap Seulgi terkekeh
"memang nya apa? " tanya Lice
"mereka bukan sedang olahraga tapi mereka sedang bercinta pabo! " ucap Seulgi tertawa
"mwo! Jinjja?  Daebak" ucap Lice yang ikut tertawa
"Kajja,  kita akan minta penjelasan padanya" ucap Seulgi yang mulai berjalan memasuki gedung
"wow,  mendengarkan nya saja aku sudah tercengang. Pasti mereka melakukannya dengan sangat hot dan beruntungnya Jisoo memiliki Istri yang sangat sexy. Aku tidak sabar menunggu kelanjutan ceritanya" ucap Lice tersenyum
"heii,  Istriku Irene juga sangat sexy,  dan kau tau, dia itu sangat ahli di atas ranjang" bisik seulgi karena mereka sudah berada di dalam gedung.
"Jinjjayeo? Daebak" ucap Lice
"Tuan Kang,  Tuan Ma,  sedang apa kalian? " tanya seseorang
"oh Tuan kwon,  anda sudah lama berada disini? " tanya Seulgi menjabat tangan seseorang yang dipanggil tuan kwon diikuti dengan Lice yang ikut menyalami Tuan Kwon itu
"Aniyo.  Aku baru saja Sampai. Oiya dimana Tuan Kim? " tanya Mr. Kwon
"Sepertinya belum datang Tuan,  bagaimana seraya menunggu meeting dimulai kita ngobrol sebentar" ucap Lice
"baiklah" ucap Mr. Kwon menyetujuinya lalu mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
............
Jisoo telah selesai dengan pakaiannya,  kini dia sedang bercermin sembari memakai dasinya.  Biasanya Jennie yang akan melakukannya tapi karena Jisoo tidak tega membangunkannya akhirnya dia memakainya sendiri.  Setelah selesai dia pun menghampiri Jennie yang masih tertidur dengan lelap. Diciumnya kening Jennie lalu ia menyambar Jas serta kunci mobilnya dan bergegas pergi.
Jisoo memarkirkan mobilnya di parkiran, disana terlihat sekertaris Jisoo yang bernama Ryeol tengah menunggunya.
"Annyeonghaseo Tuan" sapa ryeol membungkuk lalu tersenyum
"Ah nde,  Annyeong Ryeol. Bagaimana?  Kau sudah menyiapkan berkasnya? " tanya Jisoo seraya membalas senyuman Ryeol
"nde Tuan,  semua berkas sudah selesai" ucap Ryeol dan Jisoo hanya mengangguk. mereka pun memasuki gedung perusahaan.

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang