7

2.2K 186 62
                                    

"Awalnya aku tidak ingin menceritakannya tapi terbesit di otakku untuk mengerjai 2 byun itu.  Aku menceritakan awal mula nya kita melakukan itu hingga di awal bagian intim itu akan kuceritakan. Aku menerima telpon dari ryeol dan setelah itu aku pergi, sebelum aku pergi aku sudah mengatakan pada ryeol supaya meneleponku 2 menit lagi dan dia menelepon tepat pada waktunya. mereka tampak kecewa. Aku tertawa terbahak2 setelah meninggalkan ruangan itu" ucap Jisoo terkekeh kecil.

"kau ini jahat sekali Ji" ucap Jennie memukul tangan Jisoo yang masih melingkar di perutnya.

"biar saja sayang, orang2 byun seperti mereka memang harus diberi pelajaran" ucap Jisoo

"Ji,  chakkaman" ucap Jennie melepaskan tangan Jisoo lalu berjalan menuju wastafel, Jisoo yang heran pun mengikuti istrinya

"kenapa sayang?  Kau sakit? " tanya Jisoo saat melihat Jennie yang berusaha memuntahkan isi dalam perutnya. Jennie menggelengkan kepalanya lalu Jisoo mengusap2 punggung Jennie untuk membantu mengeluarkan isi dari perutnya.

"Kajja kita ke dokter" ucap Jisoo

"aku tak apa2 Ji, mungkin aku salah makan" ucap Jennie

"tapi kau harus tetap diperiksa agar tau apa penyebabnya jadi kau bisa meminum obat supaya cepat sembuh" ucap Jisoo sedangkan Jennie menatapnya dengan tatapan memohon.  Jisoo tau jika istrinya itu tidak suka berada dirumah sakit. Dengan berat hati akhirnya Jisoo pun mengalah.

"baiklah,  tidak usah kerumah sakit. Akan aku panggil kan saja dokter untuk datang kesini" ucap Jisoo tersenyum lalu mengelus pipi Jennie.

"Ji kepalaku terasa sangat pusing" ucap Jennie

"Kajja, kita kekamar saja" ucap Jisoo lalu menggendong Jennie menuju kamar mereka.setelah sampai Jisoo pun merebahkan tubuh Jennie dengan lembut. Ditariknya selimut menutupi tubuh Jennie sampai di bawah dada.

"aku akan pergi menemui dokter Jung" ucap Jisoo ingin berjalan pergi tapi ditahan oleh Jennie.

"Apa tidak bisa kau telpon saja? " tanya Jennie

"mungkin bisa tapi dokter Jung itu dokter yang paling sibuk sayang, apa mungkin dia mau datang jika aku meneleponnya? Tidak kan? " tanya Jisoo

"Dia temanku, pasti dia akan datang, jika kau tak mau yasudah. Tidak usah memanggil dokter saja" ucap Jennie cemberut lalu mengubah posisi tubuhnya membelakangi Jisoo.sementara Jisoo masih dibuat heran oleh sikap Jennie saat ini. Tidak biasanya dia mudah merajuk seperti ini.

"Jennie~ah, wae?  Ada apa denganmu hari ini? "tanya Jisoo memegang bahu Jennie. Jennie pun membalikkan tubuhnya menghadap Jisoo yang sudah duduk dipinggiran ranjang.

"Aku hanya ingin kau disampingku" ucap Jennie menatap Jisoo yang masih terlihat bingung

"huh? " jawab Jisoo  tidak mengerti dengan apa yang Jennie katakan

"Aish!  Molla" Ucap Jennie yang membalikkan tubuhnya kembali membelakangi Jisoo sementara Jisoo hanya bisa membelakkan matanya menanggapi istrinya itu.

"baiklah, aku akan menelpon dokter Ju..." "tidak perlu" ucapan Jisoo terpotong oleh Jennie

"huh? " lagi2 Jisoo terheran melihat sikap Jennie yang berubah drastis. Dia kembali seperti Jennie yang dulu, Jennie yang dingin sewaktu berstatus kekasihnya sementara sewaktu berstatus sebagai Istri Jisoo, dia menjadi Jennie yang lemah lembut, ceria dan perhatian. Lalu sekarang dia kembali ke sifat nya yang dulu.
Bagi Jisoo tak masalah jika Jennie menjadi seorang yang dingin lagi, yang menjadi masalah adalah jika jennie sudah marah maka dia tidak akan marah2 melainkan hanya diam dengan tatapan membunuhnya. Itu yang mebuat Jisoo sulit menemukan dimana letak kesalahannya.

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang