"Xiyeon itu mantan tetangga gue. Dulu waktu SD gue sering main sama dia. Tapi sekarang gue jarang akrab".
Setelah mendengarkan penjelasan hyunjin, kini ryujin tidak perlu tanya tanya lagi. Benar Yang di katakan xiyeon. Dia dan hyunjin dulu adalah tetangga. Kini ryujin tenang. Ia pikir xiyeon dan hyunjin berpacaran. Ryujin takut kehilangan hyunjin.
Ryujin meminum sedikit coklat yang mungkin sudah hampir tidak ada rasa dinginnya. Lalu membuka handphonenya untuk mengecek notif masuk. Ada pesan yang ia belum baca. Ternyata pesan itu dari somi.
Somi : woy..kemana aja lu? Katanya mau nganterin gue. Ahh..PHP!
Ryujin melongo seketika. Ia lupa ada janji untuk mengantarkan somi ke mall.
Ryujin : "duhh..gue lupa som. Gue ke rumah lo ya. Tunggu".
Tingkah ryujin membuat hyunjin yang ada dihadapannya terkekeh. "Kenapa ryu?".
Ryujin mengambil handphone dan dompet yang tergeletak di meja. Lalu pergi dari hadapan hyunjin dengan terburu buru. "Gue lupa kalo ada janji ada sama somi. Gue pergi ya".
Dengan cepat, tangan ryujin ditahan oleh hyunjin membuat ryujin terkejut. "Terus yang bayar siapa?".
Ryujin nyengir. "Heeheheheh. Pakek uang lo dulu ya".
Hyunjin mendengus kesal. Padahal yang mengajak ke cafe si ryujin. Kenapa dirinya yang harus membayar. Tapi hyunjin ikhlas demi sahabat. Rasa pacar.
"Ya udah gue yang bayar". Hyunjin berdiri dan membayar coklat dingin di kasir. Tidak lupa tangan kanan ryujin digenggamnya.
Mereka keluar dari cafe. Hyunjin mengambil motornya. Sedangkan ryujin menunggu di depan trotoar.
"Lo mau ke rumah somi?". Tanya hyunjin menghampiri ryujin setelah mengambil motornya.
Ryujin mengangguk. "Iya. Tapi gak ada yang nganter". Kata ryujin ingin diantar hyunjin. Tapi dengan cara mengkode.
Kata kata ryujin berhasil membuat hyunjin peka. Ia tahu ryujin ingin diantar dengannya. "Kalo mau gue anter itu ngomong. Jangan pakek kode. Untung gue gampang peka".
"Hehehehheheh".
"Udah naik".
"Iya".
***
05.00
XXX : "ohh..kemarin malam lo ngedate sama hyunjin ya. Bagus bagus. Semakin lo ngedeketin hyunjin, semakin gue ganggu hidup lo".
Ryujin menghela nafas panjang. Lalu membuangnya kasar setelah membaca pesan misteri itu. Ini kedua kalinya ryujin mendapat pesan dari seseorang. Kali ini sepertinya orang itu menguntitnya. Orang itu bahkan tau semalam ryujin sedang berada di cafe dengan hyunjin.
Ryujin hanya membacanya, lalu mematikan handphonenya. Menurutnya pesan itu tidak membuatnya takut dan terancam. Malah dirinya ingin mencari tahu siapa yang mengirim pesan tersebut.
Sekolah
"Som". Sapa ryujin sesaat setelah meletakkan tasnya di bangkunya sendiri.
Somi yang sedang menulis sesuatu di samping bangku ryujin mendongakkan kepalanya. "Apa'an?".
"Gue mau curhat sama lo". Kata ryujin melirik sesuatu yang di tulis somi.
"Silahkan".
Ryujin menghela nafas dalam dalam. Lalu mulai bersuara. "Gini som, kemarin gue dapet chat dari orang. Tapi gak tau dari siapa".
Somi memberhentikan aktivitas menulisnya dan memilih mendengarkan curhatan ryujin. "Emangnya dia ngechat apa'an?".
"Intinya, gue disuruh ngejauhin si hyunjin. Padahal gue sama hyunjin cuma sebatas sahabat".
Somi mengangguk. "Mungkin orang ini gak suka lo deket sama hyunjin".
"Mungkin. Parahnya lagi ya, dia itu ngaku ngaku pacarnya hyunjin. Padahal hyunjin ga pernah cerita kalo dia punya pacar". Jelas ryujin secara rinci.
"Terus lo gak nanyain ke hyunjin?".
"Nah, malamnya itu gue ketemuan sama hyunjin di cafe. Katanya sih dia sama sekali ga punya pacar".
Setelah ryujin menceritakan semuanya, somi siap untuk memberi saran. "Gini ya...mungkin orang ini cemburu sama lo. Dia gak mau hyunjin itu deket deket sama lo. Nah yang ngirim chat dan ngancam lo itu mungkin orang yang ada di sekitar lo".
"Orang di sekitar gue? Berarti lo?". Tuduh ryujin lalu dibalas cubitan dari somi.
"Sakit tau som".
"Kalo ngomong di jaga ya mbak. Jangan nuduh sembarang".
"Kan mungkin". Ryujin mendapatkan cubitan sekali lagi dari somi. "Gue ga pernah nikung sahabat sendiri".
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend ; HYUNJIN & RYUJIN|| ITZY
Fanfiction(Cerita ini murni ide saya sendiri. Saya jujur bukan plagiat) Mereka bersahabat, tapi memendam rasa cinta di dalam hati masing masing. Selama bertahun tahun, mereka tidak pernah berani mengungkapkan rasa cinta. "Gue sayang banget sama lo. Tapi kita...