◑Mikaela pamit dari rumah Harry saat pagi karena tak mungkin ia menginap sampai siang atau malam. Dan Harry hari ini berencana membawa Mikaela lagi di hari ketiga untuk makan malam di dekat London Eye. Hitung-hitung, sudah lama mereka tak makan malam berdua.
"Mikaela? I'll pick you up at 7pm"
"Okay. I'll prepare"
Harry memutuskan sambungannya. Ia merapihkan setelan jas Gucci nya, dan ia mengambil buket bunga yang ia beli tadi siang. Mikaela suka sekali bunga mawar warna apapun. Masalah harga, Harry tak peduli itu mahal atau murah. Yang penting, orang yang ia cintai bahagia.
Jam menunjukkan hampir pukul 7, Harry pun turun menuruni anak tangga. Berpamit pada Anne, lalu ke masuk ke dalam mobil.
Harry mengetuk pintu rumah Mikaela. Betapa terkejutnya ia melihat Mikaela dengan gaun yang indah.
"Hey, Edward" sapa manis Mikaela.
"H-hey, Inggrid" Harry gugup dengan Mikaela yang cantik. Harry melihat atas sampai bawah penampilan Mikaela. "Ada apa?" tanya Mikaela kebingungan.
"Tidak ada. Kau cantik" Mikaela tersenyum, "terima kasih"
"Woah, oke, Tuan Styles. Sekarang kau menjadi Gucci addicted, ya? Dulu kau hanya mengenakan kemeja lengan panjang dikancing atas, lalu celana yang agak longgar dan tampang polosmu" ledek Mikaela, yang membuat Mikaela sendiri tertawa lepas.
"Itu dulu, Sayang. Aku berbeda sekarang" Namun Mikaela tak berhenti tertawa walaupun tak selepas saat ia meledek Harry.
"Sudahi tertawamu. Kita akan berangkat sekarang" Tanpa meminta persetujuan Mikaela, Harry menarik tangannya yang membuat tubuh Mikaela tertarik. Mikaela duduk di kursi depan penumpang.
"Kita sampai,"
Mikaela dan Harry melepas seat belt lalu keluar dari mobil. Dan Harry sudah memesan meja terlebih dahulu. Walaupun di restoran, Harry merasa tidak ada yang memotret dirinya. Mungkin mereka menghargai privasinya.
"Harry, makanan disini terlalu mahal" bisik Mikaela pada Harry seraya membaca menu yang disediakan oleh pelayan.
"Tidak Sayang. Pesan saja apapun yang kau inginkan."
"Um–baiklah. Aku ingin Beef Steak Blackpepper dan Vanilla Shake. Bagaimana denganmu, Harr?"
"Samakan sepertinya, dan tambah satu porsi lobster. Terima kasih," Kemudian Mikaela dan Harry mengembalikan buku menu ke pelayan tersebut.
"Harry, lobster terlalu mahal!" bisik Mikaela di dekat Harry.
"Itu murah bagiku, Sayang" Harry memang kaya, makanan mahal seperti lobster pun bagaikan makanan murah.
•••
"Harry, terima kasih untuk makan malamnya. Aku merasa rendah sekali jika makan di restoran Eropa tadi" ujar Mikaela sebelum ia membuka pintu mobil. "Sama-sama, Mikaela. Dan kau tak perlu merasa rendah, Sayang" Harry selalu membuat hati Mikaela tenang dengan ucapannya. Namun kadang kala tidak.
"Baiklah, aku keluar. Daah Harry" pamit Mikaela.
"No kiss for me?" celetuk Harry dengan nada godaan disana. Mikaela berbalik menghadap Harry lalu mencium bibir merah muda lembutnya. Tak ada gairah di sana. Hanya kasih sayang.
Harry melepas ciumannya dan tersenyum pada Mikael. "I gotta go. Bye, Harry"
"Bye, Mikaela" Mikaela pun keluar dari mobil Harry. Sebelum ia berjalan ke rumahnya, ia melambaikan tangannya pada Harry terlebih dahulu.
"Mikaela!" teriak Harry, sepertinya ia melupakan sesuatu.
"Ya?" sahut Mikael mendekati kaca jendela.
Harry mengambil sesuatu di kursi belakang. Dan itu buket bunga yang Harry beli.
"Untukmu,"Mikaela mengambilnya dengan tatapan tak percaya. "Terima kasih, Harry!" serunya bersemangat. Harry hanya tersenyum tulus. Kemudian Mikaela melambaikan tangannya pada Harry, Harry pun membalasnya. Sampai ketika mobil Harry melaju meninggalkan rumahnya, Mikaela masuk ke dalam rumah dengan sebuah buket bunga yang diberi Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
superstar 🌟 h.s ✔
FanfictionWho says that being a superstar is good? "Where have you been? I'm waiting for you but you never came back. You left me." she said, as her tears streaming down her face. "I'm sorry, let me pay all this." he begged. She laughed, "It's too late" © 201...