2

1.2K 94 4
                                    

Usahakan untuk tidak men-skip satu katapun dalam ff ini. Semua kesinambungan antar kalimat (sesudah dan sebelum ke cerita) menopang isi cerita. Men- skip penopang isi mengarah ke miss-understand pada alur cerita.

!!!!!Jangan skip pembuka atau akhir chapter!!!!!!



















Penyebab munculnya kepribadian ganda tidak diketahui dan banyak diperdebatkan. Perdebatan kebanyakan terjadi antara pendukung hipotesis "kepribadian ganda adalah reaksi terhadap trauma" dengan "gangguan pengolahan memori".



















Kringgg~~~

Jisoo yang baru saja memasukkan ponselnya kedalam ranselnya berdecak kesal, pasalnya ada panggilan masuk yang mengharuskannya membuka lagi ranselnya.

"Halo cell, ada apa?"

"Jisoo apakah kau masih di tempat les? Ayo cepat, pertandingannya akan segera mulai."

"Iya bawel, bagaimana aku bisa pulang jika kau meneleponku begini, jemput aku cell"

"Aghhh!!! Aku merasa tubuhku lemas sekali hmm, pulang naik ojek saja ya!"

"Hish! Dasar!" Jisoo mematikan sambungan ponselnya, lalu memasukkan ponselnya ke kantong.

Ia berjalan sendirian menuju pangkalan ojek yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari bimbelnya.

"Pak, bisa antar saya?"

"Kemana dek?"

"Perumahan wisma anggara"

"Oh, bisa, ayo naik."

Sekilas tak ada yang salah dari tukang gojek itu, normal seperti tukang ojek pada umumnya.

5 menit sudah jisoo merasa gelisah dalam perjalanan, masalahnya tim sepakbolanya dan marcell akan segera bertanding, ia takut sesampainya dirumah ia tertinggal- barang hanya opening sekalipun.

Tapi jisoo merasa ada kejanggalan, ojek yang ia tumpangi berjalan ke arah yang salah, bukan arah perumahannya berada.

"Pak, perumahannya lurus, tapi ini kenapa belok kanan?"

"Saya mau isi bensin dulu dek"

Jisoo hanya mengangguk mengerti, kemudian lanjut melihat jalanan , pukul 8 malam memang puncak ramai ramainya jalanan pada hari jumat begini.

Tapi kejanggalan lain datang, pasalnya motor ini malah berjalan ke gang kecil, gang yang tidak mungkin ada pom bensin di dalamnya.

"Pak, mau beli bensin dimana?"

"Sabar sebentar dek"

Bapak bapak yang baru berumur 30 tahun an itu menghentikan motornya, di depan rumah berantakan dan ramai, dipenuhi lelaki seumurannya yang sedang asik meneguk miras.

"Pak, bawa saya balik pak, kita cari bensin di tempat lain aja"

"Turun dulu dek, bensinnya ada di dalam" tukang ojek tersebut meyakinkan jisoo dengan tatapan yang mantap.

Jisoo turun dari motor melepas helmnya sebentar karena terasa sesak sekali di kepalanya.

Tiba tiba sekumpulan pria mengerikan mendekat ke arahnya. Jisoo berjalan mundur menjauh namun langkahnya tertahan karena ada pria yang merangkul bahunya dari belakang.

"Adek cantik, mau kemana?"

"Ish! Lepasin!" Jisoo berusaha melepas rangkulan pria tinggi itu dari bahunya. Tapi pria itu memiliki tenaga yang lebih kuat.

Sedangkan pria lain justru mendekatkan wajahnya ke telinga jisoo, ia mengendus aroma wangi rambut jisoo.

Jisoo melawan, tapi mereka justru semakin gencar mendekat.

———————

"Tok! Tok! Tok!"

Setelah sekitar satu jam marcell panik menunggu kedatangan jisoo, dengan ponsel yang tidak aktif dan tak bisa dihubungi. Seseorang mengetuk pintu rumahnya, ia bergegas berlari kearah luar untuk membuka pintu.

"Astaga!! Jisoo!!!"

Marcell terkejut setengah mati, melihat anak lelaki seumurannya membopong jisoo yang sudah dalam kondisi mengenaskan. Ia tak sadarkan diri, pakaiannya terkoyak dan sobek dibagian kancing leher, rambutnya berantakan.

Dan pemuda yang membawanya tampak babak belur, dengan beberapa luka memar diwajah dan darah diujung bibirnya.

"Bawa dia kedalam"

Marcell ingin sekali menghubungi orang tua jisoo, tapi ia tak mau membuat orang tuanya khawatir. Rumah jisoo bersebelahan dengan rumahnya, tapi memang malam ini dia berniat menginap karena menonton liga sepak bola.

Malam ini dia memang menginap, dengan kondisi dan alasan yang berbeda.





















—-













Orang yang didiagnosis memiliki kepribadian ganda sering melaporkan bahwa mereka telah mengalami kekerasan fisik dan pelecehan seksual, terutama pada awal hingga pertengahan masa kanak-kanak (meskipun keakuratan laporan ini masih diperdebatkan), pernah menderita penyakit medis serius, atau peristiwa traumatis lainnya. Trauma seksual, fisik, atau psikologis yang parah di masa kecil telah diusulkan sebagai penyebab berkembangnya kesadaran, kenangan, dan emosi dari peristiwa tersebut.

 Trauma seksual, fisik, atau psikologis yang parah di masa kecil telah diusulkan sebagai penyebab berkembangnya kesadaran, kenangan, dan emosi dari peristiwa tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mensa melsana ; seokjin x jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang