Mensa melsana ; seokjin x jisoo

4

Sekarang marcell sedang membaca buku bergendre self-help di kereta yang ia naiki. Menuruti perkataan orang tua jisoo, iapun pergi dari salah satu kota besar di canada ke kota dimana orang tua jisoo tinggal.

Orang tua jisoo memutuskan untuk tidak tinggal lagi bersama jisoo setelah kejadian buruk itu. Alasannya karena ibu jisoo tidak kuat melihat kondisi anaknya, dan tak satupun dari keluarga itu mampu menenangkan atau sekedar memahami jalan pikir jisoo setiap kali kepribadian lain menguasai dirinya.

Soal canada, dokter penyakit jiwa yang menangani jisoo kala itu meminta keluarga untuk memindahkan jisoo ketempat yang jauh, cukup jauh untuk tidak melihat hal hal yang berkaitan dengan masa lalu. Jadilah keluarga dan juga termasuk marcell pindah ke canada.

Tak terasa ia sudah tiba di kota tujuan, segeralah ia menempatkan diri dalam kerumunan orang yang mendesak keluar kereta.

—————

"Paman, tapi tidak bisa begitu" marcell masih saja menentang keputusan orang tua jisoo.

"Nak dia seorang psikolog, dia bisa merawat jisoo seperti kamu merawatnya. Saya tidak mau merepotkan kamu terus, kamu punya cita cita, kamu punya hidup sendiri."

"Saya tidak keberatan paman merawat jisoo selama sisa hidup saya, tapi saya mohon jangan menikahkan dia dengan pria itu."

"Nak sudahlah, kau sudah cukup merawat jisoo selama ini, dan sudahilah rasa bersalahmu itu. Kau tidak bersalah atas semua kejadian itu, tidak sama sekali. Sekarang hidupilah hidupmu dan biarkan pria itu merawat dan menyayanginya."

"tapi pria yang menyelamatkan jisoo.... bukankah dia bagian dari masa lalu yang selalu kita hindari paman? Dia laki laki yang paling lekat dengan kejadian malam itu"

"Tidak nak, pemikiran jisoo terhadapnya baik, ia bukan termasuk satu dalam sekian bajingan kala itu. Bukankah kau juga begitu kan? Kau ada di pikiran jisoo sebelum semua itu terjadi, apa jisoo menjerit atau menangis ketika melihatmu? Tidak kan?"

Marcell menghela nafas panjang, ia tak terlalu tahu tentang yang ia rasakan sekarang.