Pertukaran Pelajar

197 19 0
                                    

Saat itu sekolah dimana tempat Raine belajar sedang mengikuti program pertukaran pelajar, sekolahnya kedatangan siswa dari Jerman, namanya Geunta Algebra yang akrab disapa Geunt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat itu sekolah dimana tempat Raine belajar sedang mengikuti program pertukaran pelajar, sekolahnya kedatangan siswa dari Jerman, namanya Geunta Algebra yang akrab disapa Geunt. Dasva ditugaskan kepala sekolah untuk membantu memperkenalkan lingkungan sekolah kepada Geunt, Raine juga diajak Dasva untuk ikut serta menemani mereka berkeliling. Disepanjang perjalanan Raine memperhatikan gerak gerik Geunt. Memang sudah terlihat dari cara bicara dan tutur bahasa serta caranya ber-attitude menunjukkan Geunt adalah siswa yang sangat pintar. Geunt adalah siswa yang sangat aktif dan penuh semangat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dia juga banyak bertanya selama Dasva mengajaknya berkeliling.

Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Raine langsung bergegas menuju kantin, sementara Dasva dan Geunt harus menemui guru.
Suasana kantin saat itu sama seperti biasanya, sangat ramai. Raine melihat sekeliling untuk mencari bangku yang kosong, namun tak kunjung ditemukan, akhirnya Raine memutuskan untuk duduk dibawah pohon dekat lapangan yang memang disana disediakan tempat duduk, hanya saja jarang murid yang mau duduk disana. Raine langsung duduk dan menikmati bekal yang dibawa dari rumah yang sengaja ibu buatkan untuknya. Raine menyantap makanannya sambil membaca buku, tiba tiba seseorang datang dihadapannya, matanya yang masih tertuju pada buku menghiraukan orang tersebut. Raine hanya melihat sekilas kakinya. Dalam hatinya berkata "mungkin itu Dasva, tapi mengapa dia tidak langsung duduk?"

"Excusme, do you mind if i join you?"

Raine langsung berhenti membaca dan melihat kearahnya, ternyata dia adalah Geunta.

"Sure" kata Raine.

Geunt tersenyum, tetapi Raine tidak membalas senyumnya dan langsung lanjut membaca.

"Buku itu sangat bagus, aku pernah membacanya"

Raine sontak terkejut mendengar kata kata itu, ternyata Geunt bisa berbahasa Indonesia.

"Sejak kapan kamu bisa berbahasa Indonesia? " tanya Raine heran.

"Aku dilahirkan dan sempat tinggal di Indonesia selama 9 tahun sampai akhirnya orang tuaku memutuskan untuk kembali ke negara asal kami yaitu jerman." jelasnya.

"By the way, nama kamu siapa? Kita belum sempat berkenalan tadi" sambung Geunt

"Raine" jawabnya singkat

"Hujan?"

"Iya... Hujan plus 'e' , rain-e"

"HAHAHA"

"Kok kamu malah ketawa" tanya Raine dengan wajah kesal.

"Namanya unik, sama seperti orangnya"

"Aneh kali maksud kamu"

"Aneh bagaimana? Kamu normal kok"

"Iya aneh, aku terlihat selalu menyendiri, tidak memiliki teman."

Geunta tidak menjawab, dia berpura pura fokus membaca buku yang kubawa. Tak lama kemudian bel berbunyi, pertanda waktu istirahat telah habis, Raine langsung bergegas menuju kelas dan meninggalkan Geunta begitu saja, sampai lupa, dia meninggalkan bukunya juga. Saat tiba dikelas, Raine langsung menceritakan semuanya kepada Dasva tentang Geunta. Suasana kelas yang sebelumnya sangat berisik, menjadi hening seketika, ternyata ibu guru datang bersama seorang murid, murid itu adalah Geunta. Diluar dugaan Geunt kini menjadi bagian dari kelas itu, satu dengan Raine. Disaat Geunta memperkenalkan diri, para siswa terutama yang wanita langsung saling berbisik membahas tentang Geunta,banyak yang terpukau melihat wajah Geunta yang terlihat sangat tampan, ditambah lagi bentuk tubuhnya yang sangat mendukung, tentu saja dia menjadi topik pembicaraan dikelas.

Senandung Tak BernadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang