Lonceng berpendar di dapur besar restauran milik Kris, tak lama kemudian pelayan datang untuk mengambil hidangan-hidangan yang kini siap untuk disajikan di meja pelanggan.
Pekerja dengan seragam yang sama terlihat begitu serius pada tugasnya masing-masing, terkecuali pemuda dengan seragam Chef berwarna hitam yang membungkus tubuhnya dengan rapih, Park Chanyeol. Pemuda tinggi itu kini kembali memperhatikan satu persatu cara kerja koki-kokinya, sampai pada akhirnya kedua mata bulatnya itu terpaku pada tubuh mungil yang kini terliat bergerak kesana kemari ketika koki-koki lain membutuhkan perannya. Tanpa ia sadari sudut bibirnya tertarik tipis.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya mencoba menepis pemikiran bodohnya kali ini, tapi kedua matanya tak bisa menahan untuk berpaling dari sosok itu.
Kyungsoo harus berhati-hati menggerakan kakinya ketika beberapa koki memanggil namanya secara bergantian. Terkadang Kyungsoo harus dibuat bingung saat namanya dipanggil secara bersamaan. Hari ini Kyungsoo merasa terheran-heran oleh Minah dan Joy yang terkadang sering sekali memerintahnya.
Akhirnya untuk sekitar dua menit Kyungsoo bisa mengatur napasnya dengan tenang, Kyungsoo melihat ke beberapa koki yang kini terlihat begitu serius dengan wajan mereka masing-masing. Akh iri rasanya, batin Kyungsoo.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya, sambil memainkan sodet kayu ditangan, kedua matanya kini terlihat fokus pada sang Sous Chef (Chef yang bertanggung jawab pada resep-resep)—Jongdae. Sesaat ia terpukau melihat Jongdae, namun kini ia teringat sang executive Chef, secara defenisif tubuh itu berputar mencari keberadaan orang yang menurutnya menyebalkan, dan pada detik itu juga ia berdiri mematung di tempat ketika orang yang ia cari itu kini tengah memperhatikannya dengan salah satu alis terangkat jangan lupakan bagaimana bahasa tubuh itu terlihat begitu angkuh. Mata mereka betemu, lalu Kyungsoo mengakhiri kontak matanya, dengan gugup Kyungsoo membalikan tubuhnya, kembali pada pekerjaannya namun ia sendiri bingung hingga tanpa ia sadari kini ia bergerak dengan begitu kikuk seperti orang bodoh.
Jarum pendek Jam dinding semakin merapat pada waktu istirahat, namun Kyungsoo harus merelakan sedikit waktunya untuk membantu Taehyun yang masih terlihat sibuk dengan piring-piring kotor. Jika di pikir-pikir, hal yang dilakukan Taehyun sekarang pun merupakan bagian dari tugasnya. Kyungsoo sadar diri, tidak mungkin 'kan ia menerima gaji buta? Itulah pikir Kyungsoo. lagi pula Kyungsoo sudah mengatakan pada Kris untuk membiarkannya bekerja sesuai keahliannya. Yaitu Pekerja kasar.
...oOo...
Chanyeol masuk kedalam ruang kerja milik Kris, lalu membaringkan tubuhnya pada sofa panjang berwarna merah marun. Laki-laki itu mencari-cari keberadaan Kris, dan selang beberapa detik kemudian Kris muncul dari balik pintu.
"sebaiknya kau keluar aku mau makan siang dengan Kyungsoo" ujar pemuda itu, Chanyeol merubah posisinya menjadi duduk, sosok Kyungsoo kini terlihat dibelakang Kris ketika Kris sudah berjalan masuk lebih dalam.
"oh ya, sebaiknya begitu" Jawab Chanyeol, ia berdiri dengan membuat hentakan yang terdengar keras pada lantai, membuat Kyungsoo memandang ke arahnya dengan tatapan polosnya.
"lain kali jangan hanya mengajaknya makan siang disini Kris" ujar Chanyeol sambil berlalu. Kyungsoo terdiam mendengar ucapan Chanyeol, selanjutnya ia mendapati Kris yang memandangnya dengan tatapan sulit di artikan.
"Jangan dengarkan dia" ujar pemuda itu mengambil posisi untuk duduk, lalu menyuruh Kyungsoo untuk duduk disebelahnya.
Mereka makan dengan tenang, sampai pada akhirnya Kris membuka suara untuk mengawali perbincangan mereka.
"Kau masih membantu Taehyun?" Kris bertanya disela-sela menikmati bulgoginya. Kyungsoo menatap Kris, "heum" jawabnya. "memangnya selain melakukan itu, apalagi yang bisa aku lakukan Oppa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitchen romance
RomanceAs well as the love cooking you' ll never find enjoyment if you can't combine corectly