"Sebelum pulang, Ibu mau kalian bikin kelompok, tentukan sendiri." ucap Guru Matematika nya sebelum mengakhiri pelajaran hari ini.
Ketika guru itu bilang bikin kelompok dan tentukan sendiri disitulah muncul kelompok orang pinter pinter dan kelompok buangan.
"Satu kelompok ada 6 orang ada yang 7 orang. Minggu depan kita presentasi. Sekian pelajaran kita hari ini."
Lalu suasana kelas ramai kembali. Masing-masing dari mereka mulai membentuk kelompok.
"Hadeh! Dapet kelompok buangan lagi dah gua!" umpat Arif.
"Yailah disuruh bikin sendiri! Gak adil lah!"
"Ibu dong yang bagi kelompoknya"
"Oi lo pada yang pinter-pinter sekali-kali mencar kek. Ini malah pada ngumpul mulu, heran gue!"
"Makin bego dah gue sekelompok sama orang-orang idiot!"
"Lah si anjing!"
Dan masih banyak lagi protes-protes lainnya yang diserukan. Tapi guru itu menggelengkan kepala.
Guru itu memilih menuliskan telinga atas protes mereka kemudian gurunya keluar kelas setelah memberi salam dan meninggalkan murid-muridnya yang semakin protes.
Cinta menghela nafas berat melihat kepergian gurunya itu. Bahunya merosot ke bangku kursi.
Cinta paling malas jika ada tugas kelompok. Karena sudah dapat dipastikan ia akan sekelompok dengan siapa saja.
"Woy kek biasa ya!" seru Andra.
Nahkan!
"Wokeyyy. Kita ngerjain di rumah Cinta aja ya mayan di bikinin makanan sama nyokapnya Cinta," ujar Irham semangat.
Ethan terkekeh pelan melihat wajah menderita Cinta.
"Yoii!"
Cinta mendelik. "Yang mau sekelompok sama kalian siapa hah?!"
"Ettssss gak bisa, cantik. Lo harus sekelompok sama kita-kita."
"Setialah engkau wahai Cintaku. Jangan berpaling dari kami. Walaupun otak kami tidak sejenius mereka tapi percayalah, kami akan selalu bersamamu. Dalam suka maupun duka," wajah Riko benar-benar minta ditabok.
"Kami akan tetap di sampingmu sampai akhir hayat hingga maut menjemput dan memisahkan kita. Kami juga takkan meninggalkanmu walaupun kami sudah jenius dan kamu masih tetap bego,"
"Najis banget sih lo!"
Mereka tertawa. "Oke fix kita satu kelompok okey? Gue duluan, bye!"
Cinta mendengus pelan. Ia sudah kebal dengan godaan juga candaan yang kadang lelucon mereka garing parah. Cowok-cowok ini memang sinting tapi kenapa harus berparas tampan?
Satu persatu mulai meninggalkan kelas karena bel pulang sudah berbunyi dari lima menit yang lalu.
Kini hanya tersisa Cinta bersama beberapa orang dikelasnya. Juga Ethan di sampingnya.
Cinta menoleh sekilas melihat Ethan yang sudah siap dengan tas di punggungnya.
Lah si mesum kenapa belom pulang?
Dengan cepat Cinta membereskan buku-bukunya beserta tempat pensilnya lalu memasukannya ke dalam tas.
Setelah memeriksa laci meja dan tidak ada yang tertinggal lagi Cinta bergegas bangkit sambil menggendong tasnya.
"Lo pulang bareng gue!"
Cinta berhenti melangkah saat dirasakannya sebuah tangan mengamit lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy[FRIEND]
Teen Fiction[18+] (Private) "Bibir lo kering banget, sini biar gue basahin." "Kurang ajar. Dasar setan bangsat!" "Nama gue Ethan Rasyaad bukan setan bangsat." "Tai bangke! Minggir lo!" "Jangan sebut-sebut tai dong, CintaQ. Tai gak bersalah." "Argh!!!" #107 in...