Senin adalah hari paling mengerikan sepanjang masa. Terutama upacara. Berdiri berjam-jam, menghadap teriknya matahari. Mendengarkan amanat pembina yang membosankan.
Dan kesialan hari ini terjadi pada Cinta. Bukan karena ia terlambat tapi karena ia tidak membawa topi.
Cinta mengutuk dalam hati. Ia sudah berbaris dilapangan. Guru bk mulai berkeliling untuk patroli.
"Ah mampus dah gue,"
Tiba-tiba sebuah tangan menangkup kepalanya dan terpasanglah sebuah topi. Cinta mendongak dan matanya menyipit karena sinat matahari pagi ini begitu terik.
Ethan menatapnya dengan senyum tulus dibibirnya. Sejenak Cinta tertegun. Matanya terpaku pada Ethan.
Di bawah sinar matahari pagi yang menyilaukan, Ethan jauh lebih menyilaukan mata.
Senyumannya kali berbeda. Bukan senyum jahil seperti yang sering Ethan lakukan saat menggodanya.
Senyum kali ini terasa begitu tulus. Begitu murni. Begitu nyata. Seolah tidak ada benteng tinggi yang selalu di bangun Ethan.
Ethan terkekeh. Tangannya menepuk kepala Cinta pelan menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
Belum sempat Cinta protes sebuah pukulan menghantam punggung Ethan keras. Cowok jakung itu meringis pelan.
"Astaga, Buk. Jangan pukul-pukul saya atuh. Ini masih pagi loh." Ethan mengusap-usap punggungnya.
"Tanpa Ibu pukul hidup saya udah sangat terpukul buk. Teraniaya parah. Perih banget." lanjut Ethan polos.
"Nelangsa banget idup lo, bro!" Andra terbahak.
"Banget, nyet!"
"Diam kalian!" bentak Buk Ira.
Mereka semua menahan tawa melihat Ethan akan diomeli lagi dan lagi.
"Kenapa kamu nggak pake topi? Dasi kamu kemana? Ikat pinggang? Dan kamu kenapa pake kaos kaki hitam di hari senin?!!" tanya guru itu bertubi-tubi.
Cinta meringis mendengar bentakan guru itu. Dalam hati ia merasa bersalah. Seharusnya ia yang terkena amukan guru itu bukan Ethan.
"Buk nanya nya satu-satu dong. Saya pusing denger Ibu ngomel gak ada jeda gini."
"ETHAN!!!" guru itu berkacak pinggang geram. "Saya jauh lebih pusing ngurusin kamu yang nggak jera-jera dihukum!!"
"Aduh buk, santai. Jangan ngegas." Ethan cengengesan. "Lagian saya gak minta Ibu buat ngurusin saya kok."
Mata guru itu melotot marah.
"Selesai upacara temui saya di kantor!" tandas Buk Ira selaku guru bk nya. Meladeni Ethan tidak akan pernah selesai.
Setelahnya Buk Ira balik badan melanjutkan patrolinya dan upacara dimulai.
*
Upacara baru saja usai. Siswa-siswi kemudian bubar dan tujuan utama mereka adalah kantin.
Ada jeda 15 menit setelah upacara baru setelahnya masuk ke kelas dan aktifitas belajar dimulai.
Cinta melepas topi Ethan di kepalanya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Keringat mengalir dari dahinya. Terik matahari hari ini begitu membakar mereka.
Cinta duduk bangku koridor menunggu Tania yang melesat ke kantin. Kakinya ia selonjorkan ke depan.
Pandangannya bergeser ke samping melihat sebuah sneakers hitam berdiri di hadapannya. Ia mendongak mendapati Elang tersenyum kecil dan menyodorkan sebuah sebotol minuman dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy[FRIEND]
Teen Fiction[18+] (Private) "Bibir lo kering banget, sini biar gue basahin." "Kurang ajar. Dasar setan bangsat!" "Nama gue Ethan Rasyaad bukan setan bangsat." "Tai bangke! Minggir lo!" "Jangan sebut-sebut tai dong, CintaQ. Tai gak bersalah." "Argh!!!" #107 in...