08 : Tragedi Botak

5.8K 251 30
                                    

Hari ini ulangan, hari terberat dan hari di mana semua orang ingin kabur dari kelas. Aulia terlihat sibuk membuka buku pelajaran, ia memang sengaja datang cukup pagi hari ini karena harus melakukan kegiatan rutin, yaitu piket membersihkan kelas.

Aulia membalik tiap lembar buku pelajaraan, membaca dan terus membaca setiap kata yang muncul dari bukunya. Belajar di rumah terkadang masih membuat dirinya tidak puas, jadi ia akan menambahkan list tambahan yaitu belajar di sekolah.

Pelajaraannya mungkin terdengar mudah bagi kebanyakan orang, tapi Aulia tak suka menganggap remeh sesuatu, ia takut meremehkan tapi ternyata nilainya mungkin saja jatuh dan turun. Sungguh sikap yang buruk.

Aulia melirik ke arah meja Alifa yang masih kosong, memikirkan apakah cewek cantik itu tak masuk lagi hari ini. Menit terus berlalu dan orang-orang mulai memasuki kelas, mengisi ruang kelas yang awalnya kosong.

"Lia!" Suara Wulan yang tiba-tiba berada di depan Aulia, membuat Aulia memberikan tatapan tajam pada Wulan.

"Masih pagi kok galak banget!" komentar Wulan, dari atas sampai bawah Wulan memperhatikan detail wajah Aulia.

Wulan lebih mendalami penglihatannya menatap cewek berjilbab ungu susu, dengan tampang wajah polos tanpa balutan make up sedikitpun. "Lia lo mau gue dandanin?" tawar Wulan tersenyum licik.

"Mau buka salon lo?" balas Aulia.

Wulan segera meraih buku yang dari tadi dibaca Aulia hingga tak bisa memperhatikan dirinya lagi. "Lo cantik, Lia," puji Wulan tulus sambil mengelus jilbab Aulia lembut.

"Nah kan kebiasaan, gue mau belajar, Lan."

"Nonono!" Wulan tetap keras kepala, ia dengan cepat memasukan buku Aulia ke dalam tas miliknya.

"Gue emang cantik, okey fine."

"Hmm, gue dandanin mau gak?" tanya Wulan dengan nada penuh harap.

Aulia terlihat frustasi sambil menggaruk jilbabnya, "Ogah! Udah ambil aja buku gue, makan sampai lo kenyang."

"Marah? Okey makasih, Lia, nanti akan gue masak pakai saus asam manis pasti enak nih rasanya buku lo."

Aulia tersenyum kecut. "Aneh."

"Guys!" teriakan Aisha sang ketua dari geng pojokan kelas, membuat semua orang yang berada di dalam kelas langsung memandangi Aisha.

"Cempreng banget tuh suara." komentar Wulan.

"Lia teman lo kenapa?" tanya Aisha nyaring dari kejauhan.

"Siapa, maksudnya gue?" balas Wulan cepat.

Aulia menatap Aisha dan Wulan bergantian, bingung.

"Alifa." Mendengar kata Alifa keluar dari mulut Aisha membuat Aulia dan Wulan memandang satu sama lain.

"Alifa kenapa?" Akhirnya Aulia membuka suaranya cemas, takut sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya. Di saat seperti ini, ia harusnya memiliki pikiran positif bukannya negatif.

"Dia berhijab. BERHIJAB!" balas Aisha menekan beberapa perkataannya.

What?!!

W H A T!!!

"Apa?" Hampir seisi kelas membuat pertanyaan sama dengan raut wajah kaku, lalu beralih menatap Aulia. Satu-satunya cewek berhijab di kelas mereka.

"Lo lihat Alifa di mana?" tanya Wulan pada Aisha.

"Di parkiran."

Saat mendengar jawaban Aisha, Wulan langsung menyeret tubuh Aulia untuk mengikutinya keluar kelas, menemui Alifa sekaligus meminta penjelasan cewek tersebut.

A U L I A  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang