02 : Alam

9.8K 400 70
                                    

Siapa yang tak mengenal Alam, semua orang yang berada di SMAN Pelita Indonesia pasti kenal sosok Alamsyah Fahreza Irham atau lebih biasanya dipanggil Alam itu.

Ya, sosok Alam yang di kenal suka berkelahi, buat onar. Semua masalah di sekolah pasti melibatkan dirinya.

Namanya memang Alam tapi, dia bukan penguasaan alam.

Kalau kata Aulia.

"Semua alam semesta beserta isinya dan jagat raya ini adalah milik Allah."

Dengan segala keburukan yang dibuat Alam, malah membuat cowok itu populer dan digilai gadis-gadis.

Mantan pacarnya banyak, jika disusun panjangnya mungkin akan lebih banyak dari antrian batagor pinggir jalan kesukaan Aulia.

Masalah di sekolahnya banyak, tidak tahu kalau di rumah.

Jika Alam sudah marah semua alam berguncang, tak ada yang berani melelarai bisa-bisa dapat tonjokan gratis plus memar dari Alam.

Pedas, tonjokannya biasa bertahan selama satu hari penuh, tidak bisa makan susah berbicara ditambah bengkak sekitar tiga harian.

Alam emang sadis!

***

Pak Eko berjalan cepat ke arah anak-anak yang sedang bergembolanan.

Melihat Pak Eko mendekat, beberapa orang lari terbirit-birit apalagi di tangan Pak Eko ada sebuah penggaris kayu ukuran jumbo yang siap menghantam anak muridnya yang tak menurut.

Mereka semua kabur, takut kena pukulan yang tersesat atau takut kena jemur di tengah lapangan, atau antara takut keduanya.

Pokoknya Pak Eko itu mengerikan.

Tinggalah Alam dan Petir di sana, saling tatap dengan muka yang sudah penuh memar, Pak Eko tersenyum pahit, siap dengan penggaris di tangannya. Menghukum dua siswa paling berandalan di sekolah.

***

Sekitar tiga puluh menit Alam dan Petir masih berdiri di depan tiang bendera, di mana bendera merah putih yang agung sedang berkibar.

Alam dengan baju seragam yang tidak aturan, sama sekali tidak rapi. Sama dengan Petir, tak ada perbedaan di antara mereka.

Dasar anak badung!

Keringat akibat dijemur di bawah terik matahari jam sebelas siang, membuat baju seragam yang mereka pakai menjadi basah karena peluh.

Keringat mereka jika diperas mungkin akan menjadi sebuah jus mematikan. Berminat mencoba?

Sekolah berlantai tiga tersebut, membuat cukup banyak orang melihat mereka dari pinggir pagar pembatas.

Mereka memperhatikan untuk mengejek dan menertawakan Alam serta Petir. Atau bahkan mereka yang didominasi para cewek itu, sedang memperhatikan dan tengah memuji ketampanan dua ciptaan Allah tersebut.

Bagi beberapa orang, beruntung bisa melihat wajah Alam sebab Alam itu orangnya dingin, kaku dan pemilih dalam berteman.

"Kenapa sih gue harus kena masalah pasti ada lo?" Petir membuka suaranya.

"Lo yang selalu ada di dalam masalah gue!" balas Alam tak mau kalah, mereka saling adu pandangan dengan tajam.

Ini, mereka berdua bangga karena punya masalah?

Jangan pandang-pandangan nanti naksir loh, sama authornya. Iyaaa, love you teman-teman.

"Alam dan Petir, kalian bisa kembali ke kelas masing-masing. Jangan lupa bahwa orang tua kalian besok harus datang," ucap seorang pria yang sedang berjalan ke arah mereka.

A U L I A  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang