Prolog

27 0 0
                                    


Sebelum kamu, aku masuk dalam sebuah cerita, yang disana aku entah berperan menjadi apa. Kerjaanku menunggu, diam, tanpa gerak bahkan perlawanan. sesekali bertemu, sekitarku penuh dan berlapis debu. Bisa dibayangkan selama apa aku dibiarkan menunggu. Tak lain bagai penunggu rumah yang menunggu tuannya pulang. Hanya penunggu, tak berarti apa apa. Lalu aku minta pada tuhan, aku minta satu hari baik untukku dan tuanku, yang didalamnya terdapat kita, tawa, dan kedua orangtua yang duduk berdampingan. Belum sampai terkabul, aku mengadu pada tuhan, "aku lelah tuhan. Aku ingin berhenti saja", kataku begitu. Lalu aku pergi meninggalkan alurnya. Semua tak mudah, sungguh sulit. Mengadu seperti itu pada tuhan dan pergi tak sesingkat seperti yang kutulis. Aku benar benar lelah untuk tuanku. Aku menghabiskan 362 hariku untuk menunggunya, diantara penantian, terhitung enam kali pertemuan. Setelah pergi dari cerita itu, tuhan memberiku buku baru, aku tau akan ada lebih banyak lembar disana. Satu pinta pertamaku, "Tuhan, dikisah ini aku ingin ada lebih banyak temu", begitu bunyinya. Lalu seiring lembar terisi, tuhan menurunkan tokoh tokoh disamping pemeran utama yang tak lain adalah aku, diantara banyak tokoh keluarga dan sahabat, tuhan memberiku kamu. "Aku ingin ini jadi buku terakhir ku", dan begitu kemudian yang aku ingin Tuhan wujudkan.

📌


Bismillah 😇
Ini akun lama, baru bisa kebuka. Yang baru sempet publish "Nyoklat" malah kaga bisa kebuka. Hmm -_-

STUCK of you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang