Sekarang pukul 8.15, dan aku hampir siap. Lima menit yang lalu Elisa menelponku katanya aku harus bergegas karena sudah banyak yang hadir.
Aku menekan nomor yang sering kuhubungi. Sambil memakai jilbab, aku menunggu seorang disana menjawab panggilanku.
"Halo", katanya
"Assalamualaikum calon ahli kubur", sapaku
"Waalaikumsalam calon ibu dari anak anakku", balasnya disertai kekehan
"Anak monyet kali ah", balasku ngawur
"Hahaha, kenapa? Udah mau berangkat?", tanyanya
"Iya ni, dah siap", jawabku sambil berjalan menuruni tangga
"Jangan bawa motor sendiri ya. Biar nanti aku bisa jemput",
"Mau kemana kita?", tanyaku sambil berjalan ke dapur mencari ibu untuk berpamitan
"Pantai?",
"Asyikkk. Okedeh. Aku minta antar Bang Raka",
"Abangmu pulang?",
"Iya semalam",
"Yasudah. Hati hati ya Albareta Zein putrinya bapak Zainudin dan ibu Zainab",
"Eh enak aja. Bukan ortu gue itu mah",
"hahaha, see you"
"daaahhh",
"Mau berangkat nak?", Ibu dibelakangku yang sedang duduk disofa mengecek isi tas kecil ku.
"Iya bu. Bang Raka mana?", tanyaku balik
"Mau dianter abang?", Bang Raka nongol dengan ciki ciki ditangannya
"Hayu bang. Nanti habis acaraku ini, aku pergi ya bu sama Bang Andru", izinku
"Iya boleh", jawab Ibu sambil menyalamiku
"Ayo dek", ajak Bang Raka
***
Aku sampai ditempat saat kulihat Sofia tengah memarkir motornya.
"Sofia", panggilku sambil melambaikan tangan kearahnya. Ia menoleh dan berjalan menghampiriku
"Abang pulang ya dek", pamit Bang Raka
"Makasih abangg. Hati hati ya", ucapku sambil menyalaminya
"Apa kabar?", sapa Sofia padaku, lalu kami berjabat tangan.
"Baik", jawabku, "Yang lain udah didalem ya?", tanyaku
"Iya kayaknya. Yuk", ajaknya. Kami berjalan bersama sambil sesekali bertanya kesibukan masing masing.
Hari ini kami akan foto studio. Ya, kami, aku dan teman teman kelas SMK ku. Katanya untuk menambah kenangan dan itung itung reuni juga.
Tak sampai dua jam untuk kami selesai. Lalu kami pergi ke cafe yang ada disebrang studio foto tersebut. Semua duduk mengelompok seperti saat dulu.
"Hay", sapa Lia yang tiba tiba bergabung denganku.
"Lani mana li?", tanya Tania menyahut sapaannya. Aku tau maksud Tania bertanya seperti itu. Lia memang selalu dengan Lani
"Ada, itu sama Bayu", jawabnya, "eh Reta, lo masih sama Andru?", lanjutnya bertanya padaku
Aku berhenti menyesap minumanku dan menoleh padanya. "Masih", kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK of you
Teen FictionDatang, nyaman, lalu berpindah itu mudah. Yang sulit adalah apabila kau telah terjebak. Segala keinginan beranjak hanya akan mati oleh tatap ~