3

6 0 0
                                    

Hari pertama sekolah

*morning*
Hari ini aku berangkat sendiri karena Marfel membeli mobil baru yang sama dengan mobilku.
Aku datang awal sedangkan Marfel masih sibuk bernyanyi dan bersantai.
Ketika aku dijalan aku bertemu Aru
Zen : "hey, Aru? Kenapa kamu berjalan sendiri disini? Apa kamu tidak menggunakan kenadaraanmu?"
Aru : "..." (sambil berjalan tanpa melihat Zen)
Zen : "hey Aru, kamu kenapa? Ada apa? Aku berbicara kepadamu"
(Melihat Zen)
Aru : "eh,, maaf aku sedang memikirkan sesuatu, apa kau dari tadi ngomong sesuatu?"
Zen : "emm, lupakan saja, apa kamu mau ikut aku ke sekolah? Aku sendiri hari ini Marfel sudah membeli mobil baru,lagi pula tujuan kita sama, apa kamu ingin ikut?"
Aru : "aaa,, tidak perlu repot-repot Zan , lagi pula sekolah sudah mau dekat"
Zen : "hey, namaku Zen bukan Zan, ini masih setengah perjalanan lagi , aku menawarkan bahkan memaksamu untuk ikut, itu dapat dibilang ucapan terima kasihku karena kamu telah menunjukkan lingkungan sekolah"
Aru : "ah itu tidak masalah lagi pula itu tugasku sebagai ketua osis dan itu juga disuruh oleh kepala sekolah"
Zen : "ayolah ikut aku tidak tega melihatmu berjalan dari sini kesekolah karena masih jauh"
Aru : (menghela nafas) "baiklah hanya untuk kali ini Zen"
Zen : "siap bos :)"
*sekolah*
Murid* : "hey itu kan mobil anak baru ayo kita samperin sepertinya dia baru datang, aku tidak sabar melihat artis itu"
Hampir Semua murid-murid perempuan menuju ke parkiran untuk melihat Marfel tetapi mereka terdiam karena apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
*bisik*
"Eh itukan Aru kenapa dia bisa dekat sama anak baru itu? Walaupun sih bukan si artis tetapi tetap saja, apa dia ingin memeras harta anak baru? Aku tau sih dia cantik,populer, satu tempat tinggal,bule pula tuh tetapi diakan miskin pasti ada apa-apa nih dia bisa ikut anak baru. Hih menggelikan sekali"
"Iya menggelikan(bla bla bla)"
Zen mendengar percakapan mereka Zen berfikir mungkin Aru juga mendengarnya.. Kemudian Zen memegang tangan Aru dan membawa dia ke taman
Aru : "lepaskan! Apa yang sedang kau lakukan, kurang ajar sekali kamu!"
Zen : "maaf aku lancang membawamu."
*diam*
Zen : "hey.."
Aru : "apa lagi?"
Zen : "kamu mendengar apa yang mereka katakan?"
Aru : "..."
Zen : "jangan dengarkan apa yang mereka katakan pikirkan bahwa mereka hanya iri kepadamu"
Aru : "aku tau, aku sering seperti ini, karena teman temanku anak orang kaya semua dan juga mereka orang orang yang berasal dari keluarga ternama yang ada untuk sekolah kami"
Zen : "hey, kamu tidak perlu berfikir seperti itu,kamu cantik,baik,kamu bisa memiliki semua itu karena kemampuanmu,kepintaranmu dan apapun yang ada dirimu itulah dirimu tidak perduli apa yang dibicarakan orang lain tetapi kamu tetaplah kamu, kamu tidak pernah bisa seperti orang lain yang menginginkan kamu berubah, kamu sempurna dengan apa yang kamu miliki"
Aru : "Zen.. Kenapa? Kenapa?"
Zen : "kenapa? Apa nya?"
Aru : "kenapa kamu lakukan ini? Kenapa kamu dapat menyemangatiku di hari pertama sekolah ini? Kamu seperti sedang menyemangati seseorang yang pernah menyemangati kamu?"
Zen : "aku, tidak tau, aku tidak tau kenapa aku berbicara ini dari dulu aku tidak pernah sekolah aku tidak punya teman lain selain Marfel, karena kami homeschooling waktu kami di jepang saat aku bertemu denganmu, kamulah orang pertama yang menjadi temanku setelah Marfel dan aku merasa dekat sama kamu padahal kita baru bertemu"
Aru : *menangis* "terima kasih Zen"
Zen : (senyum) "sama sama Ruru, ayo kita masuk ke kelas nanti terlambat pula"
Setiap perjalanan mereka satu sekolah sudah tau bahwa Zen dan Aru dekat mereka bahkan membicarakan Aru tetapi tidak dengan ke5 sahabat Aru dan laki laki yang menyukai Aru.
Paris : "Aru kamu kenapa? Kenapa kamu menangis? APA DIA MENYAKITIMU?" (sambil menatap dengan tajam kearah Zen)
Zen : "eh bukan aku tidak melakukan apapun"
Aru : "tidak Paris,aku baik baik saja dia hanya menolongku tadi"
Paris : "oh" (masih menatap dengan tajam kearah Zen)
Aru : "ada perlu apa kamu ke ruang kepala sekolah Paris?"
Paris : "aku mencarimu Ruru, di kelas,kantin bahkan ruang olahraga tetapi kamu tidak ada, ada yang harus aku katakan tetapi" (sambil melotot kearah Zen dengan kesal)
Zen : "oke-oke aku masuk dulu kalian bisa bicara" (masuk ke ruang kepala sekolah)
Aru : "jadi sekarang ada apa?"
Paris : "jadi yang pertama kamu ingat kamu kemarin mengikuti lomba kan? Yang lebih dari 6 itu"
Aru : "ya lalu?"
Paris : "itu namamu di pajang di sepanjang lingkungan sekolah sebagai peringkat pertama di Asia.
Kemudian yang kedua karena namamu tersebar di satu lingkungan sekolah kamu bakal ketemu banyak orang yang akan meminta tanda tanganmu dan memintamu untuk mengajari mereka, dan mereka tadi berkumpul diruangan osis,dan yang terakhir, rumor kamu dipegang tangannya sama Zen tersebar di sosial media"
Aru : "apa!? Separah itukah?  Ya Ampun cobaan apa lagi ini Tuhan "
Setelah itu, sebagian orang melihatku dan sebagian lagi mendekatiku, selain itu sebagian atau bahkan semua perempuan mendekati Zen *kata Aru dalam hati*
Ketika Aru sedang sendiri ada seseorang mendekatinya dan menutup mata Aru, karena refleks dan dia terkejut serta bingung dia tidak segan segan untuk memukul seseorang itu dan ternyata,ya dia adalah

Vote and comment 😊

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang