Hari pertama

27 1 0
                                    

Ku perhatikan dan  ku lihat nomor peserta ujian di kartu PTS ku...  Aku tepat duduk di depan Rizky  di bangku kedua. Rizky itu temanku namun ia agak-agak jahil dan aktif dengan badan yang cukup kekar karena ia sering ikut bekerja kepada pamannya Sebagi pegawai PU. Dan tingkahnya di kelas membuat. teman temanku yang lain merasa jengkel padanya kalau sedang ada di kelas kalau bahasa sundanya sih cumengir. Dan di bangku pertama tempat duduknya Yogi. Yang kebetulan belum datang kembali ke kelas.

Ternyata yang duduk di sebelah ku adalah seorang perempuan dari kelas 2  yang berbeda jurusan denganku.
Dia menatap ke arahku dari bangkunya. Siapakah itu apakah dia yang bakal jadi teman sebangku ku? Pikirnya Vendry.

Aku berjalan ke arahnya sambil ku sesuai kan nomor peserta ujianku dengan nomor yang di tempel di bangku. Dan benar, nomor ujian ku tepat di sebelah tempat duduknya.

Dia menatapku. Dia tersenyum, manis sekali ditambah dengan lesung pipi yang ia miliki. "Ohhh, silahkan" Dia berdiri dan mempersilakan ku duduk disampingnya. Ku balas senyumnya. Dan ku taruh tasku disampingnya tasnya. Dan aku duduk di bangku ku.
Ia kemudian duduk di bangkunya mengikutiku.

-~-

Bel pun berbunyi tanda ujian akan dimulai dan semua siswa sudah berada di kelas termasuk Yogi yang sudah kembali kelas dengan bibir yang berminyak yang belum dia lap malah ia jilat jilat dengan lidahnya.
2 orang pengawas pun masuk menyuruh kami berdoa bersama tapi dalam hati masing masing. Aneh memang, seharusnya bukan doa bersama tapi nafsi nafsi (sendiri sendiri) pikirku. Karena saat masih di Mts jika berdoa bersama semuanya mengeluarkan suaranya baik dalam belajar atau saat ujian.

Ujian pertamaku di sekolah ini ku kerjakan dengan baik aku berusaha untuk tidak bertanya ke teman-teman, ku jawab soal sebisaku saja. Tanpa peduli nantinya nilai ku berapa. Ya,  aku memang termasuk siswa yang baru masuk pada ajaran tahun baru 2016/2017 ini setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah. Dan masih belum hilang ingatanku kenangan tentang teman-temanku yang ada di sana. Dan tentunya dia Ayana yang pernah ku sakiti dan kucintai walaupun Cintaku itu dalam diam.

Ujian pun dimulai. Dua orang pengawas membagikan lembar jawaban dan lembar soal. aku mulai mengerjakan soal itu dan diawali dengan bacaan basmalah yang diajarkan oleh guruku dahulu. ia berkata segala sesuatu yang tidak diawali bismilah maka itu cacat. ku inagt pesan guruku dengan baik dan ku coba belajar menerapkannya dalam aktivitasku sehari-hari. Dan Suasana kelas mendadak jadi bising setelah para pengawas keluar dari kelas untuk mengobrol dengan pengawas dari ruangan lain di luar. Itulah kebiasaan buruk para pengawas yang sering terjadi yang dinantikan oleh para siswa. para siswa sibuk mencari cari dan bertukar jawaban. Ku lirik yang dia yang duduk di sebelah kananku. Rupanya ia sudah dan membalikkan papan ujiannya agar tidak di contek oleh teman sekelasnya.

"Udah selesai?"tanyaku membuka pembicaraan.
"Alhamdulillah... Udah" ia tersenyum ke arahku.
Kemudian dihentikan pertanyaan ku ku tak ingin banyak bertanya karena masih ada soal yang belum ku kerjakan. Dan aku setelah masuk sma rasanya aku tidak ingin dekat dekat perempuan takut kejadian yang serupa terjadi. Dan aku pun tidak suka mengikuti gaya anak remaja sekarang yang sudah mulai berpacaran. Karena menurutku untuk apa pacaran kalau akhirnya tidak berjodoh sampai ke pernikahan buat apa? Sia-sia dan buang waktu saja.

Ia kemudian balik bertanya menghentikan keheningan  "Nama kamu siapa?" Tanyanya. "Tuh baca aja!" Kataku menggerakkan kepala ku maju mundur ke kartu peserta ujianku. Kemudian ia mulai membaca
"Rangga Putra Terlantar"ucapnya dengan cepat. Mataku terbelalak terbuka lebar lebar menatapnya tajam.

"Hah, Terlantar?? Kamu kira aku anak jalanan? Terlantar". Ku hentikan aktivitasku mengerjakan soal.
"Tapi itu.... Ehh.... Hehehe" Dia. Tersenyum melihat kembali kartuku. Dia menyebut namaku dengan salah. "Hehehehe... Maaf ya.. aku salah" Vendry menahan tawa karena ia sadari membaca namaku dengan salah.
"Ihh... Malah ketawa, emang ini acara komedi?". agak kesel juga memang ketika ada orang lain itu menyebut namaku dengan salah.
"Iya maaf... Maaf.."ia tersenyum kembali menyunggingkan lesung pipinya itu.
"Mukhtar itu nama bapak kamu ya?" Tanya Vendry. Iya Mukhtar nama belakangku kali ini ia menyebutkannya dengan benar.
"Bukan, itu nama ibuku" jawabku asal.
"Hahahaha...lucu juga kamu. "pujinya sambil menahan tawa yang dialaminya.
"Masa nama ibu kamu itu?"candanya tertawa.
"Emang bukan... Tapi aku tahu kalau nama  ibu kita sama".
"Masa sih? Emangnya siapa?" Tanyanya, ia mengerutkan dahinya tanda ia penasaran.

-~-
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
-~-

Ku nyanyikan lagu dari karya W.R. Supratman itu. Ku tidak hiraukan saat dia terus tersenyum melihatku  bernyanyi. Sampai lagu habis, ia masih tetap tersenyum.

"Kakak kok tersenyum?"tanyaku.
"Ada ada aja kamu"jawabnya.
"Emang itu ibu kita, ibu Indonesia yang membawa para perempuan dapat setara dengan laki-laki pada saat ini". Jelasku.
"Hahaha... Kreatif.. bagus aku suka" kata Vendry.
"Iya, suka senyum-senyum sendiri" jawabku tersenyum.
"Bisa aja kamu,,, Bisa Gila" balasnya.
"Hahaha... hahaha" kami tertawa bersama. Sampai pengawas masuk kami hentikan candaan kami dan aku kembali fokus mengerjakan soal.

-~-
Hari pertama ujian pun berakhir. Ku dapat berkenalan dengan kakak kelasku itu. Tak sempat ku tanya namanya walau ku sudah tau namanya tadi. Tapi hari pertama rasanya sudah cukup dengan sebuah candaan dulu.  ia tidak bisa berhenti untuk tertawa karenaku.

-~-

Setibanya di rumahnya aku kemudian istirahat dan merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku yang kebetulan pada hari itu cuacanya sedang panas teriknya. Aku pun tertidur dengan pulas.

"Rangga, aku suka padamu aku cinta padamu". Teriak seorang perempuan di kejauhan ia berlari ke arahku tersenyum padaku. Perempuan itu adalah Ayana gadis cantik dan imut itu. Wajah sakura Jepang itu.
Tetapi tiba-tiba ia menghentikan senyumnya dan menampar wajahku.
"Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu. Jaahat".

-~-

Ku terperanjat dari tidurku dan yang barusan terjadi adalah mimpi. Ku lihat jam dinding kamarku dan menunjukan waktu jam  setengah dua siang. "Astaga, aku belum shalat. Astaghfirullah ya Allah..." Sadarku.

Maaf ya baru update lagi... Semoga updatetanya lebih  baik lagi.. mohon dukungan dan doanyan ya agr buku ini bisa diterbitkan. Dan mohon komentar , ide dan pendapatnya mengenai karya ini agar bisa lebih baik lagi ke depannya...


Cintaku di Sma ASSHIDDIQIYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang