Vendry

7 0 0
                                    

Pagi ini terasa sangat indah sekali. Ku bangun jam setengah tiga pagi dan  ku melakukan rutinitasku shalat tahajud. Kemudian aku merapihkan tempat tidurku. Dan setelah itu ku tidur lagi sampai waktu subuh tiba.

Ku pakai Seragam sekolahku dan mempersiapkan apa yang ku butuhkan untuk menghadapi ujian pada hari ini. Sampai tiba di sekolah aku tidak melihat gadis yang suka tertawa itu, Vendry. Entah kenapa aku mengingatnya, mungkin karena tawanya yang mudah itu.

Di kelas sudah tampak ada Vendry, ia sedang menghapal, namun sendiri. Tidak seperti teman teman sekelas lainnya yang menghafalnya bergerombol gerombol. Bukannya malah banyak menghafal, malah banyak membicarakan hal hal yang kurang jelas.

"Hey,, kok sendiri?"tanya aku.
Vendry terperanjat "eh,, assalamu'alaikum, kamu Rangga". Sapanya tersenyum. Aku merasa salah tingkah karena seharusnya aku yang mengucapkan salam duluan padanya

"Maaf ya, harusnya aku yang ngucapin salam duluan."
"Hehehehe.. . Nggak papa.. kan sesama muslim itu harus saling memberi salam."terangnya dengan sebuah senyuman.

"Kakak pesantren ya??

"Iya"

"Dimana kak? Apa di pesantren yang ada di sekolah?"tanyaku.

"Bukan, saya pesantren di Tanjung pura".

"Kenapa nggak disini?"

"Soalnya disana belajar tentang Al Qur'an disana dan yang dipokokkannya adalah Al Qur'an. Kalau di sini (pesantren yang ada di dekat sekolah ku yang sama satu yayasan) pelajaran pokoknya alat (penggunaan bahasa Arab)." Jelasnya.

"Oh ya kamu aslinya tinggal dimana? Terus kenapa kamu milih pesantren di sini?"

"Aku aslinya orang Cianjur. Aku pesantren disini karena ibuku. Ibuku yang mengenalkan ku tentang Al Qur'an. Ibuku ingin hidupku sesuai dengan Al Qur'an. Ibu juga mendidik ku dengan Al Qur'an. Mengajarkan Cara agar aku mencintai Al Qur'an. Aku sangat sayang banget cinta sama ibu. Ibu menyarankanku untuk belajar Al Qur'an dan mengajarkan ku hidup mandiri. Ibu memasukkan ku ke pesantren yang ada di sini. Dan Alhamdulillah aku banyak mendapat ilmu disini." tuturnya.

Sekarang aku tau ia ternyata ia seorang gadis pesantren dan aku juga tau dia sangat mematuhi orangtuanya sampai ia harus rela berpisah sementara untuk memenuhi keinginan orangtuanya. Dan didikan orangtuanya sejak ia kecil berhasil merasuk ke dalam dirinya menjadi Seseorang yang mandiri berani.

"Berani juga ya kamu, jauh-jauh ke sini hanya untuk menuntut ilmu"ucapku.
"Iya. Karena dari hadist rosulnya pun Carilah ilmu sampai ke negeri China". Ia memotong kata-kataku dengan cepat.

Terdiam sejenak diriku, dia pun menatapku kemudian tersenyum kepadaku dan kubalas pula senyumnya. seakan-akan ia tahu bahwa kalimat tadi yang akan aku katakan padanya.

Cintaku di Sma ASSHIDDIQIYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang