Pelabuhan Yokohama, 08:32 am
Setelah berbulan-bulan terkatung-katung dalam perjalanan laut, Jericho atau yang sekarang bernama Shinji sudah mendarat di pelabuhan Yokohama. Hal pertama yang ia lakukan ialah tak sengaja bertemu dengan rekan dia yang merencanakan aksi pelarian dia dari San Francisco, Nakamura Jiro.
Penampilan Nakamura Jiro tampak sangat ganteng bagaikan artis terkenal, model rambut jabriknya terlihat sangat keren. Badannya yang terlihat bidang dan kokoh tertutupi oleh kemeja putih dan jaket model gakuran seperti murid SMA. Lalu, dia juga tergolong tinggi dengan tinggi sekitar 185 cm. Dengan proposi seperti itu, tak heran dia bisa menjadi inceran banyak wanita. Namun, keterlibatan dia dengan BetsuBai merupakan sebuah pertanda buruk jika anda masih mau bertahan hidup.
"Hey, Shinji. Kau sudah lolos juga dari kejaran si Tanner?" Tanya Nakamura.
"Ah iya. Berat sekali usaha aku lolos dari dia. Seluruh rencana yang kau buat ternyata sukses." Jawab Shinji.
"Aku tak menyangka mereka gampang sekali terkecoh ya." Kata Nakamura.
Shinji tertawa lepas mendengar gampang terkecoh. Lalu, dia pun bertanya, "Omong-omong di kantung kau ada sesuatu menonjol. Apa itu?"
"Ini? Rencana acara yang dilakukan oleh organisasi kita nanti sore." Jawab Jiro sambil menyerahkan kertas itu kepada Shinji.
Jericho atau Shinji pun memeriksa lembaran kertas itu dengan seksama. Rencana kegiatan konser amal yang bertujuan untuk membantu korban perang. Satu acara yang menurut Shinji aneh bila dibanding dengan rencana yang disusun Jiro ketika dia meloloskan diri dari penjara di Maine.
"Aku baru tahu kalau organisasi ini juga melakukan kegiatan amal." Katanya.
"Maa... itu hanya kamuflase saja. Aslinya kita tetap bisa brutal." Jawab Jiro.
Shinji pun melihat nama Pastel*Palettes, HTT, dan Nagarekawa Girls. Di wajahnya terlihat sebuah senyuman yang terkesan maniak terlihat. Jiro yang melihatnya pun menyadari satu hal.
"Kau mau melakukan sesuatu dengan mereka?"
Shinji pun mengangguk dan menjawab, "Iya."
"Omong-omong, kau belum bertemu dengan rekan yang lain di kantor ya?" Tanya Jiro.
"Ah, apa aku harus menemui mereka?" Tanya Shinji.
"Untuk memudahkan misi sih sebenarnya. Mari kita ke kantor." Ajak Jiro.
Lalu, Shinji dan Jiro berjalan kaki menuju parkiran dimana sebuah Nissan Cube berwarna biru muda menunggu mereka. Jiro menekan tombol di remot alarmnya dan kedua lampu sein menyala dan suara pintu terbuka kuncinya terdengar. Lalu, mereka pun masuk kedalam mobil. Jiro pun menyalakan mesinnya dan memindahkan tuas giginya ke posisi D dan mereka meninggalkan pelabuhan untuk menuju kantor mereka di Tokyo.
Tokyo, 06:32 pm
Personil HTT, Nagarekawa Girls, dan Pastel*Palletes kembali berkumpul bareng setelah mengikuti sesi poto bersama beberapa bulan sebelumnya. Kali ini mereka dapat kesempatan tampil bareng dalam acara konser musik yang rencananya diadakan di Saitama Super Arena, kota Saitama.
"Ne, Tainaka-san, sudah berapa lama main drum?" Tanya Maya
"Sejak awal masuk SMA sepertinya," jawab Ritsu.
"Tapi pas lihat live tadi tak terasa kalau baru main drum," kata Maya.
"Jelaslah... sudah berapa tahun ya... apalagi pas kita debut ada kejadian... pantsu keliatan." Kata Ritsu sambil lirik kearah Mio.
Mio yang sedang bersama Chisato pun merasakan aura tak enak dari lirikan Ritsu yang sedang mengobrol dengan Maya.
"Dia itu..." Mio pun menghampiri Ritsu.
Ritsu merasakan bahunya ditepok oleh Mio dan aura hitam yang hanya bisa diketahui oleh Ritsu.
"Ah, Akiyama-san... ada apa..." kata Ritsu gegelapan.
"Ritsu... kau yakin tak melakukan sesuatu yang memalukan kan?" Tanya Mio.
"Tidak kok... kan aku cuma cerita pas SMA dulu." Jawab Ritsu.
Lalu, Mio melakukan choke slam kepada Ritsu dan mengenai kursi yang Ritsu duduki. Membuat Aya, Yui, Yukari, Nanako, Mugi dan Eve datang ke arah sumber suara.
"Ada apa?!" Sahut Aya setelah datang.
Mulut Aya pun mengangga karena kaget melihat kursi patah dan Ritsu yang menggeliat karena kesakitan.
"Ah Ricchan... kejadian lagi." Kata Yui.
"Eh kejadian lagi?" Tanya Nanako.
"Kadang kalau Ricchan kebablasan ngomong masa lalu dulu sering kejadian bangku patah gini." Jawab Yui.
"Tapi, badan dia tak apa-apa? Kan punggung dia bagian penting dari seorang drummer kan?" Tanya Maya sambil menoel bahunya Ritsu.
"Tenang saja... aku sudah biasa kena beginian." Jawab Ritsu.
"Ah... bagus deh kalau begitu." Jawab Maya.
Mereka pun melanjutkan ngobrol santainya sampai akhirnya dipanggil oleh staff untuk bersiap-siap tampil dalam acara. Padahal urutan mereka masih lumayan jauh.
"Anu... kenapa kita disuruh bersiap-siap?" Tanya Ritsu.
"Durasi penampilan band lain dipersingkat supaya kalian mendapatkan durasi yang lebih lama. Ditambah ada band yang tiba-tiba batal hadir karena suatu hal." Jawab salah satu staff.
Sang drummer pun hanya bisa menarik nafas. Dia pun kembali ke teman-teman bandnya dan juga kenalan dari Pastel*Palettes dan Nagarekawa Girls.
"Kita mendapatkan perpanjangan durasi tampil. Tetapi sebagai gantinya, kita bakal tampil lebih awal. Apa kalian tak masalah?" Tanya Ritsu.
Suasana hening pun tercipta. Detik-detik berlalu dan suara detak jantung yang susah terdengar pun akhirnya terdengar. Tegang, gugup dan demam panggung terasa diantara mereka. Walaupun mereka sering tampil, momen seperti ini terkadang mudah datang begitu saja. Sampai akhirnya, ada suara dari keyboardis dari Pastel*Palettes yang juga memiliki darah dari Finlandia.
"Tak masalah. Lagipula, kita kan menjadi guest star utama dalam acara ini kan?"
"Bagiku, dalam penampilan seperti ini, walau kita dapat urutan apapun, kita harus siap bagaikan samurai yang siap bertempur melawan musuh yang bisa jadi lebih kuat daripada kita."
"Namun, dengan semangat yang ada dalam diri kita, kita bisa menaklukkan musuh seperti apapun itu. Tegang, gugup atau demam panggung pun... pasti bisa kita kalahkan!" Sahut Eve.
Pidato singkat yang diberikan oleh Eve membangkitkan semangat bukan hanya personil HTT saja, Pastel*Palettes dan Nagarekawa Girls pun juga merasakan hal yang sama. Mereka pun akhirnya kembali tertawa karena menyadari perkataan dari Eve.
"Analoginya apa itu..." Kata Yui.
"Terkesan aneh tapi mudah dipahami." kata Ritsu.
"Ah rasa tegang tadi rasanya ketendang jauh-jauh ya..." Kata Mio yang memegang perutnya karena tertawa.
Setelah beberapa saat, mereka pun akhirnya membentuk formasi lingkaran dan berdoa agar acara hari ini pun sukses terlaksana tanpa ada kejadian apapun yang menghambatnya. Selesai berdoa, mereka pun berjalan menuju tempat tunggu persis dibelakang panggung.
Salah satu staff pun memberikan pengarahan terutama mengenai urutan tampil. Karena mereka menjadi guest utama, tentu ada sedikit perbedaan dalam tampilnya. Apalagi untuk Pastel*Palettes yang mengisi diantara HTT dan Nagarekawa Girls.
Setelah pengarahan selesai, personil HTT pun bersiap-siap untuk tampil malam ini. Personil band lain yang telah selesai tampil pun memberikan semacam hi five ke HTT untuk memberikan semangat tambahan untuk HTT sebelum mereka naik ke atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Driver : Tokyo
FanfictionMaruyama Aya, Hirasawa Yui, dan Usami Nanako hidup dalam dunia gemerlap penuh cahaya lampu sorot pertunjukan. Tak pernah dibayangkan mereka kini juga harus hidup dalam kegelapan. Apa yang akan mereka lakukan jika kebenaran yang mereka genggam ternya...