4

10 2 1
                                    


Tokyo, 8:20 PM

Shinji yang menjadi pembantu kegiatan konser setelah salah satu anggota BetsuBai tak bisa datang karena urusan mendadak sedang mengangkat kursi-kursi yang berada di tengah hall dan membawanya ke belakang panggung menuju ruang penyimpanan.

Aya dan yang lainnya baru saja selesai membereskan diri mereka dan mengganti pakaian konser mereka lalu pergi dari ruang riasan menuju bagian luar dari Tokyo Dome dimana konser diadakan.

"Tadi, livenya menyenangkan sekali ya..." Hina berkata sambil menyenderkan tangannya dibelakang kepala.

"Penampilan kalian tadi menarik sekali. Apalagi saat duet dengan Nagarekawa Girls." Ujar Mio, salah satu personil HTT.

"Pergerakan Maruyama-san tadi benar-benar energik ya. Seperti idol beneran." Kata Nanako yang masih kagum dengan pergerakan Aya tadi.

"Ah, kamu juga bagus kok tariannya tadi." Ujar Aya yang kemudian memutar badannya ke belakang.

"Tapi, kenapa diakhir kita malah jadinya triple performance bareng ya? Apa ada perubahan jadwal?" Tanya Yukari yang kebingungan.

"Yukari-san... dalam pengarahan tadi kan kita bakalan melakukan triple performance bareng menyanyikan lagu bareng." Jawab Nanako yang mengarahkan kepalanya ke Yukari.

=w=

Sebelum live,

"Karena kalian mendapatkan perpanjangan durasi live, sepertinya kita lebih baik memanfaatkannya dengan tampil bareng." kata salah satu staff yang mengadakan briefing.

"Tapi bagaimana caranya? Lagu yang kita bawakan sama sekali tidak berhubungan loh." Sanggah Yukari karena dia ingat kalau lagu masing-masing personil memiliki aliran yang berbeda.

"Benar juga ya... apalagi triple performance ini kalian belum memiliki satu lagu yang dinyanyikan bersama ya..." ujar staff itu.

Kamudian, Yui pun memberikan ide kepada mereka.

"Bagaimana kalau kita menyanyikan lagu secara kontinyu?" Yui mengeluarkan idenya.

"Maksud secara kontinyu?" Tanya Chisato.

"Kontinyu ya..." Aya pun berpikir untuk mewujudkan rencana Yui tersebut.

"Maksudnya kita saling bergantian menyanyikan berbagai lagu sampai jatah menyanyi kita habis?" Tanya Eve.

"Oh iya. Kita bisa duet pada lagu Fuwa Fuwa Time!" Sahut Yui sambil memegang tangan Aya.

"Uwah... tanganmu basah, Aya-chan. Jangan-jangan kau tegang?" Tanya Yui.

Aya kaget mendengar pertanyaan Yui. Lalu dia mengangguk sebagai tanda kalau dia memang tegang,

Lalu, Yui entah mengapa malah menari seakan-akan menggunakan kastanyet padahal di tangannya sama sekali tidak ada alat instrumen itu. Mulutnya berbunyi mengikuti pergerakan tangannya. Seakan-akan dia sedang bermain dengan kastanyetnya itu.

Aya dan yang lainnya pun tertawa melihat kelakuan Yui. Suasana tegang pun mencair dan mereka pun naik keatas panggung.

=w=

Selagi Aya melangkah mundur, dia merasakan punggungnya menyentuh atau bisa dibilang menabrak tumpukan kursi yang dibawa oleh seorang staff pembantu pria. Suara hantaman keras pun terdengar dan kursi-kursi itu pun jatuh berserakan.

"Itatata..." Aya mengelus punggungnya.

Dia pun bergegas bangun dan melihat seorang pria botak dengan wig yang terlepas dan mengenai kursi-kursi plastik yang jatuh berserakan.

"Ah Maafkan aku!" sahut Aya sambil membantu pria itu menyusun ulang kursi yang jatuh akibat tabrakan yang baru saja terjadi.

Pria itu pun memasang wignya kembali dan ikut menyusun ulang kursi plastik itu.

"Aku juga meminta maaf, tadi aku menyusunnya kebanyakan sampai-sampai aku tak bisa melihat kedepan." Jawab pria itu.

Mereka pun menyusun ulang kursi-kursi tadi dan membaginya menjadi beberapa bagian supaya tidak terlalu tinggi dan tak menghalangi pandangan mereka.

Setelah selesai menyusun, Aya dan yang lainnya menawarkan bantuan membawa kursi itu dengan seijin pria yang ia tabrak tadi. Pria itu pun setuju bahkan sangat terbantu sekali dengan bantuan yang ditawarkan oleh Aya dan yang lainnya.

Mereka pun membawa kursi menuju ke ruang penyimpanan dan menaruh kursi-kursi itu dalam space yang disediakan.

"Ah, terima kasih, anak muda." kata pria itu.

"sama-sama. Sama tadi minta maaf atas kejadian tadi." Kata Aya sambil membungkukkan badannya.

Pria itu pun menyerahkan sebuah kartu nama kepada Aya. Aya kebingungan dengan maksud dari pria itu. Karena dia sendiri sebenarnya sudah terikat dalam sebuah agensi.

"Aku masih baru berada disini setelah sekian lama tinggal di luar negeri. Dan aku masih kesulitan mengeje namaku dengan benar. Ini kartu namaku." Kata Shinji.

"Oh Shinji-san?" Kata Aya setelah menerima kartu nama itu.

"Oh, kanji itu dibacanya Shinji ya?" tanya Shinji.

Aya pun mengangguk setuju. Kemudian, dia menyerahkan kartu nama bandnya kepada Shinji sebagai balasan dari kartu nama yang Shinji berikan kepadanya. Kartu nama itu memuat foto personil lengkap dengan nama mereka didalamnya.

"Kami dari band Pastel*Palettes, aku Maruyama Aya sebagai vokalisnya."

Shinji pun menerima kartu itu dengan senang hati. Lalu, dia mengatakan sesuatu kepada Aya.

"Kalian menarik juga ya. Nanti kalau aku punya pekerjaan, kalian yang akan aku hubungi terlebih dahulu." Katanya sambil tersenyum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Driver : TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang