"kau tahu kenapa bau hujan itu sederhana dan menenangkan.?"
Gio menggeleng tidak tahu.
"karena saat hujan turun ke bumi dan membasahi tanah, maka aroma hujan akan tercium. Baunya sangat menyegarkan dan itu adalah bau hujan. Di dalam hidup, sebaiknya kita belajar untuk menjadi orang yang menyenangkan"
Namaku Rossa Andin Sabrina, aku lebih suka dipanggil Sana. Giordy Arkana Agenor cowok yang berhasil mencuri hatiku sejak pertama aku melihatnya di belakang sekolah, cowok yang tidak pernah suka dengan hujan. Karena setiap kali hujan datang ia selalu mengupat, berteriak menyalahkan hujan. Betolak belakang sekali memang denganku yang sangat menyukai setiap detik hujan turun.
Mungkin kalian berfikir, kalau aku dan Gio sudah saling kenal. Tidak, aku hanya gadis dari bayang-bayang air hujan yang ingin sekali menyentuh Gio dengan tetesan air hujan. Aku? Pertemuan? Ah, sangat sederhana. Saat itu, hujan sedang turun dan kebetulan eskul basket sedang berlangsung. Tapi seorang Gio malah selesai bermain hanya karena tetesan air hujan.
"Gio woy, tunggu dulu," teriak seseorang dibelakangku.
"Ck, taik lama lo ah," decak seseorang yang panggil dengan nama Gio tepat dihadapanku.
"Ye si tablo. Ini juga gara gara lo, gue disuruh ambil ini."
Dengan gerakan cepat Gio mengambil alih paper bag yang di pegang oleh temannya.
"Gio..."
"anjing siapa lagi sih."
Dengan refleks aku menutup mulut. Aku baru sadar kalau tadi aku baru saja memanggil Gio.
"Ah... eum ngga Yo, tadi cuma refleks manggil lo. Abisnya marah marah mulu sih," kilahku gugup. Aku sedikit takut melihat muka Gio yang seperti itu.
Tanpa mendengar ucapanku Gio segera Balik badan dan kembali berjalan dengan gerakan cepat.
"Sori ya San, gak biasanya dia gitu. Cuma ya ini lagi ada masalah sedikit, sekali lagi sori ya," ujar Arya masih berdiam diri disampingku
"Iya ga papa, biasa aja sans."
"oke kalau gitu gue cabut ya," Arya berlari meninggalkanku sendiri.
Padahal aku baru saja bercerita tentang bagaimana Gio. Sekarang kalian sudah sedikit tahu kan tentang sifat dia, memang banyak yang bilang "kenapa lo musti suka sama dia sih San, udah tau dia sifatnya kaya gitu," dan aku selalu menjawab, "ini bukan tentang sifat dia, tapi ini tentang hati. Kita gak ada yang tahu kan karena cinta itu datangnya murni dari hati."
Dan aku akan buktiin ke Gio kalau hujan tidak seburuk yang ia bayangkan, aku akan bikin dia menyukai hujan gimanapun caranya.
*****
Haiiiii! Semoga kalian suka sama cerita gue:)
02 juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
A moment
Teen FictionKita, sama-sama terluka. Tetapi tidak mau untuk mengaku. Mengaku bahwa kita ditakdirkan semesta untuk saling menyembuhkan luka.