4. BERTEMU LAGI

21 4 0
                                    

"Eh San, gue minjem charger dong," pinta Leon, Sana segera berbalik badan menghadap Leon yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Yah di pake Le, hehe," jawabnya diiringi kekehan

"Ck. Batre gue tinggal lima persen nih. Nam, bawa charger ga?"

"Bawa, ambil aja sih di tas. Biasanya juga main ambil ga perlu nanya dulu," jawabnya ketus

lalu kembali lagi bergosip ria bersama teman temannya. Kebetulan sekarang sedang istirahat pertama, Sana dan yang lainnya sepakat untuk ke kantin di istirahat kedua saja.

Jadi mereka di dalam kelas dan melanjutkan gosip tadi pagi yang terpotong oleh jam pelajaran.

"Eh san kemarin gimana jadinya, si Sarah masih cari gara gara gak sama lo. Terus bener lo ribut gara gara Gio?" tanya Lea penasaran.

Sana mengangkat bahu acuh, "Nggak, tapi gak tau juga deh. Pas kemarin dari BK dia keluar duluan, terus, ya gitu. Udah ah gue males ngomongin itu."

"Iyasih, dia cari gara gara banget sumpah. Gue gak suka dari dulu sama dia dan gengnya yg sok itu."

"Emangnya lo gak tau apa, kan si Sarah dari kelas sebelas udah ngebet banget sama si Gio. Pokoknya semenjak dia sekelas di kelas sebelas, si Sarah selalu ikutin kemana perginya Gio kalo disitu ada Gio pasti ada dia. Tapi ya gitu Gio selalu cuek dia gak pernah anggep kalo ada si Sarah di sampingnya. Nah nggak lama si Sarah jadi gabung sama gengnya yang sekarang, dulu sebelumnya si sarah tuh kaya gak punya temen. Tapi karna apa ya istilahnya, di temenin lah sama gengnya yang sekarang jadi dia punya temen. Terus dia pas udah punya temen jadi agak menjauh gitu dari Gio. Dan lagi, sekarang dia sekelas sama Gio dan gengnya, makin makin dah itu anak. Udah gitu aja sih yang gue tau tentang mereka" jelas Namira panjang lebar.

"Woi lo ngomongin temen gue ya? Kok ada Gio Gio nya sih," teriak Leon dari belakang dengan matanya masih tetap menatap ponselnya

"Pede banget najis lo."

"Lah kok pede? Kan gue nanya bego," Leon mendongak menatap Namira heran, orang nanya kok dikatain pede.

"Kalo kita ngomongin temen lo emang kenapa?" kali ini Ayana yang berbicara

"Ya gak papa sih, tapi kalo emang lo ngomongin yang gak bener tentang dia, awas aja lo. Gue cium satu persatu," jawabnya terkekeh geli lalu kembali lagi bermain game di ponselnya.

"IDIH JIBANG NAJIS"

"HAHAHA"

Tiba tiba Namira menghampiri Leon dan menepuk paha nya dengan keras, membuat Leon berteriak kesakitan.

"Mampus lo, cepet sini cabut chargeran gue dari hape lo. Gue mau pake batre gue abis"

"Idih baru juga sepuluh menit anjir, belum lama. Gue juga masih dua puluh persen belum seratus." Tukasnya

"Enggak mau tau. Pokoknya cabut,"
Leon tak mengidahkan perkataan Namira barusan, dan masih melanjutkan bermain game.

"Nam lo pake punya gue aja sih," ujar Lea dari belakang

"Enggak ah, lo juga pasti mau pake kan."
"Tuh lo dikasih pinjem sama temen tapi gitu bukannya di ambil."

"Orang gue mau pake yang punya gue mau apa lo?" jawabnya menantang

Leon tidak sadar bahwa dia sudah kalah dalam permainannya.

Ia menatap Namira kesal, "Rese lo ah. Gue kalah kan. Lagian pelit banget sih," lalu ia membuka aplikasi line di ponselnya dan menanyakan kepada temannya yang lain sedang berada dimana.

Giordy Alfian: Gue dikelas sama yang lain, sini.

Mendapat balasan seperti itu dari Gio membuat Leon tersenyum misterius, lalu ia menatap Namira yang masih di hadapannya sedang berkutat dengan ponselnya. Dan dengan gerakan cepat ia mencabut chargernya lalu berlari keluar kelas

A momentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang