"Gue tunggu pulang sekolah disini, bawa semua anak basket lo itu, kakak kelas gue yang cupu," ujar Reza dengan nada mengejek
"Anjing, songong lo tai," jawab Leon tak terima
Reza mengankat bahunya acuh, "Kenapa? Gue salah ngomong? Emang bener kan, kalo kalian gak mau dikata cupu. Pulang sekolah tanding basket." sekarang ia beralih menatap Gio yang dari tadi menatap tajam, "Dan lo bawa tim basket lo, gue bawa temen angkatan gue."
"Gak usah bacot. Pulang sekolah disini kita buktiin," setelah berucap seperti itu Gio segera meninggalkan lapangan yang langsung diikuti oleh teman temannya.
"Gila tuh adek kelas songong banget, dia ga tau apa anak basket di sekolah ini disegani banget. Segala nantang lagi," gerutu Alvin, sekarang mereka semua sudah di dalam kelas, termasuk Leon yang notabennya beda kelas dengan mereka.
"Ya biasa lah orang yang gak bisa terima kekalahan mah emang gitu"
"Betul tuh"
Tadi sehabis mereka tanding basket melawan kelas sebelas, Reza tak terima dengan kekalahannya. Dia menantang Gio dan yang lainnya untuk tanding basket sepulang sekolah nanti.
Dan yang seperti kalian tahu, Gio dengan yang lainnya menyetujui tanpa pikir panjang. Setelah ini mereka akan bertanding basket di lapangan bawah.
*****
"San lo pulang sama siapa?"
Gerakan tangan Sana yang sedang memasukan buku-buku ke dalam tas terhenti, lalu menatap Namira yang sedang menatapnya.
"Gue, kayanya dijemput Bang Nano deh," jawab sana ragu
"Bener nih? Kalo gitu gue sama yang lain duluan ya. Kita mau naik angkot," Kali ini Ayana yang mengeluarkan suara.
Sana mengangguk, dan memakai tasnya ke punggung. Setelah itu Namira keluar kelas di ikuti oleh Ayana serta Lea.
Merasa ia hanya sendiri di dalam kelas, Sana langsung bergegas keluar kelasnya dan duduk di bangku yang berada di depan kelas. Dengan jarinya yang sedang mengetik pesan untuk sang Kakak.
Rossa Andin S: Bang jemput aku kan?
Revano sebastian: iy tunggu aja di sklh
Rossa Andin S: oke.
"ini kok kayanya cuma gue yang di lantai dua. Dari pada sendiri mending gue ke bawah aja deh,"gumamnya pada diri sendiri.
Saat ia berjalan melewati lapangan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara orang berbicara. Dan ia melihat disana ada Gio dan teman temannya, eh tapi tunggu dulu. Bukan kah itu Reza adik kelas yang tadi tanding basket dengan kelasannya Gio?
Tanpa menunggu lama Sana segera menyingkir dari sana, dan bersembunyi di dekat tembok lalu mengintip melalui celah yang ada disana.
"Akhirnya dateng juga lo, dikira gue lo semua pada takut," Reza menyunggingkan senyum sinis
"Lo tuh sebenernya cewek atau cowok sih. Bacot lo melebihi cewek, serius." Ucap Yuda sambil mendribble bola basket.
Sana yang melihatnya dari jauh akhirnya mengetahui bahwa adik kelasnya ini menantang Gio dan teman temannya. Melihat Gio hanya diam saja disana tak membalas ucapan Reza Sana merasa ada sesuatu yang terjadi pada Gio, mudah mudahan hujan tidak turun kali ini. Sana terus merapalkan doa itu.
Bola yang tadi dimainkan oleh Yuda sekarang beralih pada Reza, Gio segera mengkode Reza dengan tatapan matanya. Reza yang menyadari itu segera melempar bolanya pada Gio dan memulai pertandingannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/150408509-288-k696845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A moment
JugendliteraturKita, sama-sama terluka. Tetapi tidak mau untuk mengaku. Mengaku bahwa kita ditakdirkan semesta untuk saling menyembuhkan luka.