Senyum Sehun melebar saat membuka pintu kamarnya dan melihat Lisa disana yang memasang air wajah yang datar.
"Aku rasa rambutmu warnanya tidak seperti ini," ucap Sehun lalu menyentuh rambut Lisa yang berubah menjadi blonde.
Ya, wanita itu kembali mengganti warna rambutnya karena tadi rambutnya berwarna orange.
Lisa hanya tidak mau rambutnya sama persis dengan pria yang dihadapannya ini.
"Bukan urusanmu. Kenapa menyuruhku kesini?" tanyanya dengan nada ketus.
Bahkan ia harus berhati-hati kesana agar tidak diikuti Jennie atau fans Exo yang lainnya.
Sehun menyingkirkan tubuhnya lalu memberi ruang untuk Lisa masuk.
"Masuk," ucapnya membuat Lisa berdeham dan memasuki kamarnya yang cukup besar.
Kalau Lisa bisa menebak, mungkin ini adalah kamar yang ukurannya cukup besar dan bisa membuang uang hingga satu juta lebih untuk memesan kamar itu.
Lisa duduk diatas sofa lalu menempatkan tas yang ia bawa dilantai dan Sehun duduk diatas kasur.
"Kau tidak histeris melihatku?"
Lisa menaikan alisnya sebelah.
"Untuk apa?" tanyanya mencoba santai padahal jujur saja hatinya sedang berdisko saat ini terlebih lagi mereka berdua akhir-akhir ini jarang mengirim pesan.
Sehun berdeham lalu menarik Lisa untuk ikut duduk diatas kasur membuat wanita itu cukup terkejut.
"Jangan macam-macam!" peringat Lisa membuat Sehun terkekeh dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi Lisa tanpa permisi membuat mata wanita itu melebar.
"Hey! kau baru saja mencabuliku!" kesal Lisa dan menjaga jarak tetapi Sehun kembali meraih tubuhnya.
"Aku hanya menepati taruhan itu."
Taruhan?
Tunggu.
Memangnya Sehun memohon padanya?
"Taruhan apa?"
"Yang waktu itu," balasnya sembari memerhatikan Lisa membuat wanita itu salah tingkah.
"Kau tidak memaksaku."
"Tapi aku selalu mengharapkanmu datang."
Sial.
Jantung Lisa seakan ingin loncat dari tempatnya mendengar itu.
"Maaf, akhir-akhir ini aku sibuk." Ucapnya memberi penjelasan perihal dirinya yang tidak mengirim pesan.
"Tetapi kau membuka Omegle," cibir Lisa membuat pria itu menyengir.
"Dan aku membuka Omegle juga langsung bertemu denganmu." Balasnya membuat Lisa ikut tertawa.
Ya.
Lucu memang, seakan dunia Omegle adalah dunia mereka berdua.
"Lisa..." panggilnya dengan nada sedikit ragu.
"Bagaimana jika aku mengajakmu menjalin hubungan?"
"Aku tidak menyukaimu." Ketus Lisa dan memalingkan wajahnya.
Kenapa Sehun terlalu frontal? Pikirnya.
"Benarkah?" godanya lalu menarik wajah Lisa hingga tinggal beberapa centimeter dengan wajahnya.
Lisa berdeham dan ingin memalingkan wajahnya lagi tetapi masih ditahan.
"Sehun!"
"Apa?"
"Ini terlalu dekat." Lirihnya salah tingkah membuat Sehun mengulum senyumnya.
"Kau tidak merindukanku?"
Lisa menggeleng cepat membuat Sehun memajukan bibir bawahnya.
Sehun menurunkan tangannya membuat Lisa bisa bernafas lega hingga pintu kamar Sehun terdengar ada yang mengetuknya membuat mereka saling pandang.
Sehun bergeming seperti tidak ingin membukanya karena terus menatap Lisa yang mencoba mengontrol dirinya.
"Jangan melihatku seperti itu. Buka saja pintunya," cibirnya.
Sehun tersenyum dan tidak melepaskan attensinya dari Lisa.
"Kau cantik..."
••••