Bagian 3 - Ayah

429 60 6
                                    

"Hyung!"

Jungkook beringsutan dengan tampang bahagia, wajahnya mendadak cerah tidak peduli dengan buku gambar dan beberapa cryon yang tercecer jatuh ketika dia beranjak secara tiba-tiba.

Mendengar bel pintu berbunyi, ia tidak ragu membukanya.

Namun senyum itu luntur kala bukan Taehyung yang ia dapat dibalik pintu, melainkan seorang pria paruh baya tampak membalas senyum polos Jungkook dengan seringai menggantung di ujung bibirnya.

"Kookie.. apa kabar?"

Kedua manik itu membulat, melihat pria didepannya begitu lekat, tanpa perintah sebagian memori terputar dikepala Jungkook. Pria paruh baya yang sangat ia kenal.

"Appa— jangan pukul Taehyung hyung.."

Bruak!

Tubuh mungil itu terlempar, dan mengerang sakit ketika tulang punggungnya dengan keras mengenai kaki meja.

"Kau dengar tidak?!" Suara pria berumur tigapuluhan mendominasi ruangan kecil itu, berantakan dan bau alkohol bercampur aduk. Tidak ada balasan, hanya suara nafas yang terengah tidak beraturan di detik selanjutnya.

"Bawa adik idiotmu itu keluar, jika dia tidak bisa membelikanku alkohol dengan benar!!" Teriak pria itu lagi.

Satu anak lain menghampiri anak yang tengah memegang punggungnya, "hyung—" namun belum sampai ia menyentuh kakaknya, kerah baju anak itu tertarik oleh tangan besar dibelakangnya. Menjauhkannya dengan sang kakak secara kasar, tubuhnya terlempar kearah sebaliknya. "Jungkook!" Kali ini anak yang lebih tua darinya spontan beranjak dan mendekati anak itu.

"Kapan kau melakukan sesuatu dengan benar?! Huh?"

Pria itu tidak berhenti ketika tubuh Jungkook terhempas mengenai tembok, bahkan kaki besarnya menendang anak mungil itu penuh dengan kemarahan akibat pengaruh alkohol.

"Appa, jangan lakukan itu!" Sang kakak mendekat kearah Jungkook, berusaha melindungi tidak peduli jika tendangan itu malah mengenai dirinya. Ia menangis, namun Jungkook terdiam didalam pelukannya, bahkan ia tidak merasakan bahwa sudut bibirnya telah sobek akibat tamparan pria itu. "Aku akan belikan yang baru Appa, jangan pukul  Jungkook lagi" lanjut anak itu disela tangisannya.

Pria paruh baya dihadapan kedua anak kecil itu berjongkok, mengambil uang dalam saku dan melemparkannya pada mereka. Uang itu berhamburan, memang tidak banyak, tapi cukup untuk membeli satu botol alkohol langganan pria itu.

Dengan segera anak yang lebih tua dua tahun itu memungut lembar demi lembar uang yang tercecer dilantai. Menarik tangan Jungkook gemetaran walau sekuat tenaga berusaha berdiri dengan tegap kala mata bulat sang adik begitu khawatir, "tidak apa-apa Jungkookie, ayo.." ucap sang kakak lembut.

Lengan pria itu bergerak cepat, menarik surai rambut sang kakak membuatnya semakin mendekat dan mencium aroma alkohol dari pria itu, ia berteriak, reflek melepas genggamannya pada pergelangan tangan Jungkook dan mencoba melepas tangan pria itu dari rambutnya. Tapi nihil, genggaman kecil itu tidak membuat tangan sang ayah berkutik.

"Hyung.." Jungkook bersuara.

"Jangan pulang sebelum kau mendapatkannya! Taehyung-ah!!"

/Brak; Dan suara dentuman daun pintu itu untuk sementara mengakhiri semuanya. Rasa sakit, kemarahan, penyesalan bahkan dendam yang sering terlintas dalam pikiran Taehyung. Namun—

Bogoshipda; kth-jjk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang