Part 9

188 36 7
                                    

    Matahari sudah berada di titik tertingginya. Menatap anak-anak manusia yang kini sedang berkemas barang-barangnya dan bersiap untuk turun dari bis yang sudah mengantar mereka ke tempat tujuan mereka. Mereka sudah sampai di Puncak tepat pukul 13.00 WIB. Perjalanan yang lumayan panjang akhirnya telah usai. Kini mereka dapat menghirup udara segar yang asli mereka dapat dari hamparan kebun teh yang sangat luas. Tak ada asap dari kendaraan atau pabrik-pabrik industri. Berbeda sekali dengan keadaan di kota. Kini mereka telah berkumpul sesuai dengan teman kelompok yang telah ditentukan oleh sekolah.
Membawa banyak barang bukanlah hal yang menyenangkan. Walau itu sangat diperlukan, jika membawanya sendirian akan sangat sulit dan mungkin berat jadi tidak kuat. Sama halnya seperti Ibel. Ia sangat kesulitan dengan barang-barang yang ia bawa. Beberapa temannya, termasuk Violla sudah menawarkan diri untuk membantunya, namun ditolak oleh Ibel. Entah karena jaim atau memang ia masih kuat. Kini ia berdiri diantara Violla dan Ferlan. Ia mendengus kesal. Mengapa dirinya berada di posisi antara mereka berdua. Ia sangat merutuki dirinya sendiri karena salah memilih tempat. Perlahan ia berjalan mundur ke belakang. Namun sepertinya ia menginjak sesuatu. Ketika ia melangkahkan satu kaki berikutnya, ia menabrak tubuh tegap seseorang. Ia pun langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sudah ia tabrak.

"Lo! L-lo ngapain disini?" ucap Ibel gugup. Ia sangat terkejut ketika melihat seseorang yang ia tabrak ternyata Karan. Sedangkan laki-laki itu menatap dirinya tajam. Sebenarnya ia sedikit takut dengan tatapan itu. Namun gengsinya terlalu tinggi dan membuatnya memberanikan diri untuk melawan tatapan itu. Tanpa ia duga laki-laki itu berjalan mendekat menghampiri gadis itu. Tepat dihadapannya laki-laki itu berbisik di depan wajah cantik gadis itu.

"Lo lupa kalau kita satu kelompok? Dan gue ga akan menyia-nyiakan kesempatan ini!" ucapnya berbisik. Membuat Ibel menahan nafasnya karena jarak yang begitu dekat. Ia berpikir, apa maksud dari ucapannya tadi. Apa yang akan dia lakukan. Namun ia berusaha untuk tidak memikirkannya.

   "Lo tadi udah nginjek kaki gue. Gue harap lo mau bersihin debu-debu dan kotoran yang sepatu lo tempelin di kaki gue!" lanjut laki-laki itu masih dengan berbisik. Ia tersenyum miring.

"Najis! Jangan harap!" ucap Ibel sambil mendorong tubuh tegap tersebut hingga memisahkan jarak antara mereka.

   Kini Ibel bisa menghirup banyak-banyak udara. Ia benar-benar butuh oksigen. Sedangkan Karan ia tertawa jahat melihat gadis dihadapannya. Ia akan membalas apa yang sudah gadis itu lakukan terhadap dirinya.

Tiba-tiba Dona dan gengnya datang menghampiri Karan. Posisi Ibel yang saat itu dekat dengan Karan langsung pundaknya sengaja ditubruk oleh Dona. Ketua geng alay itu. Dona langsung saja menggandeng tangan Karan. Sedangkan laki-laki itu hanya diam tak merespon.

"My baby Karan, kamu kemana aja sih? Kenapa kita ga satu bis tadi. Padahal aku pengen duduk berdua sama kamu my honey." ucap Dona dengan manja.

   Siapa saja yang mendengarnya pasti merasa jijik dengan sikap dan nada bicaranya yang bisa dibilang alay. Namun Karan hanya diam saja. Membiarkan Dona bergelayutan manja di lengannya. Ibel yang melihat mereka pun merasa jijik atas sikap perempuan yang berada disamping Karan. Sepertinya urat malu perempuan itu sudah putus dan tak berguna lagi. Buktinya ia tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya yang saat ini sedang menyaksikan drama queen and king super alay.

"Cewe sama cowonya sama aja. Sama-sama gampangan!" ucap Ibel sambil berjalan menjauh dari mereka. Berharap tidak ada yang mendengar ucapannya barusan. Tapi walaupun ucapannya barusan terdengar oleh orangnya pun ia tak takut. Kemudian ia berjalan ke arah dimana Gogi sedang berdiri. Gogi pun terkejut melihat gadis pemberani itu berada disampingnya.

"Ha-hai?" sapa Gogi gugup. Ia berusaha tersenyum dan menyapa gadis itu. Namun gadis itu hanya meliriknya sebentar tanpa ekspresi. Namun jika dilihat sepertinya ia sedang kesal.

FAR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang