Bab 21 [Behind The Color]

72.2K 1.5K 4
                                    


-Radit PoV-

Aku kini mendorong. Membiarkan Selina merebah diatas meja. Menghamburkan berbagai file yang ada dengan intim bawahku yang sudah menekan diatas perutnya yang datar.

Dan pemandangan ini makin membuat akalku tak lagi sehat. Rambut yang berantakan, rok yang terangkat serta kemeja yang juga sudah terbuka dua kancing atasnya olehku. Selina. Wanita ini benar-benar sudah menyulut kembali gairah yang kupendam.

Kemudian saat bibir kami bertemu, ia kembali menerima. Membalas setiap ciuman dengan kedua tangan mungilnya meraba setiap jengkal dadaku. Berusaha mengekspos, serta melepas setiap kancing kemeja yang ada.

Aku membiarkan. Menuntun Selina dengan insting liarnya sementara satu tanganku sibuk mencari di intim bawahnya dan satu lagi menopang berat tubuhku diatas meja.

"Argh!"

Selina menggigit bibirku saat Intim bawahnya berhasil ditemukan. Terasa sakit, namun tidak menghentikan diriku untuk berhenti mengulum bibir itu. Dan ia kembali menikmatinya. Kembali menggelinjang bukan hanya karena ciuman tapi juga karena permainan liar yang terjadi dibawah puncak bawah yang menegang.

Aku berusaha bergerak cepat disana. Masuk dan keluar dan sesekali menyentuh puncak itu. Menikmati fokus Selina yang makin menghilang.

Ia bahkan tidak lagi membalas ciuman. Hanya pasrah dengan napas tersengal dan kedua tangan merengut erat ujung kemejaku yang kini sudah tidak terkancing sama sekali.

"Cepat.. Radit! Oh.. Kumohon!"

Berulang kali ia meminta, membuat ritmeku makin meningkat dan saat rasa hangat telah mengalir, Selina tak lagi bicara karena rasa denyut yang memenuhi.

******

Aku tak membiarkan momen itu hilang. Dengan satu gerakan, kuangkat tubuh Selina dan kusandarkan diatas kursi. Kemudian dengan cepat aku melepas rok wanita itu, melempar asal, dan menurunkan celana dalam wanita itu hingga tergantung diatas betis.

Lalu perlahan aku menunduk. Melebarkan kedua kaki itu dan kukecup setiap jengkalnya membuat Selina bergerak geli merasa nikmat.

Kecupan itu bergerak naik. Hingga akhirnya berada menyentuh intim basah Selina. Dan aku merasa tatapan matanya. Merasakan permohonan dari kedua tangan yang kini telah meremas pelan rambutku.

Seperti seorang pelayan dan majikan, maka aku hanya mampu melakukan permintaan si tuan putri dengan senang hati. Kurapatkan wajahku pada kewanitaan Selina. Sebentar aromanya kuhirup, baru setelah itu kupermainkan dengan gerakan amat liar.

Tak ada lagi kewarasan, etika, maupun norma-norma yang ada. Sekarang yang ingin kulakukan hanya mencecap sebanyak mungkin rasa dari Selina. Dan saat wanita itu mulai mencapai puncak, dengan gerak tubuh yang makin menegang. Maka aku melepas. Tidak membiarkan Selina begitu saja.

*******

Ia menatapku bingung saat tidak mendapat kepuasan yang diinginkan. Tampak sangat lucu dimataku.

"Aku hanya ingin merasakan puncak itu bersama"

Jelasku sembari melepas celana. Menyisakan hanya ada sepotong kemeja yang menutupi tubuh bagian atasku.

Lalu saat aku bergerak maju. Ia tiba-tiba menghentikan.

"Kamu tidak memakai pelindung"

"Ah, kamu benar"

Maka aku kembali berbalik. Mencari celana dan saat menemukan, kurogoh dompet dari sakunya dan mengambil satu bungkusan kecil didalamnya.

"Kamu menyimpan itu didalam dompet?"

"Hanya untuk keadaan mendesak seperti ini, sayang"

Dan saat plastik tipis itu telah merenggang dan menutupi, maka aku kembali melangkah. Kali ini dengan penerimaan wanita itu saat kejantananku yang telah menegang mulai masuk perlahan dalam intim Selina.

"Ah.. Radit!"

Ia hanya bisa menggeram. Meremas kedua lenganku yang kini sedang bersandar diatas pegangan kursi, berusaha menopang tubuh yang makin kurapatkan dalam intim Selina yang rapat.

Dan saat semuanya berhasil masuk, maka aku sebentar merasakan denyutnya yang menekan. Menikmati pergerakan tak langsung itu, hingga tidak lagi sabar dan kemudian mulai bergerak.

Maju, mundur, dan sesekali memutar, membuat desahan Selian tak lagi terkontrol. Terlebih dengan penampilan kami yang setengah telanjang, bahkan heels wanita itu masih terpasang, membuat gairah dalam diriku makin teransang.

Suasana tidak biasa seperti ini entah mengapa membuat percintaan kami terasa lebih liar dan gila. Seperti fantasi yang sulit untuk dijabarkan.

"Hmm.. Radit! Lebih cepat.. Lagi!"

Ini yang aku suka dari Selina. Ia tak malu mengakui kebutuhannya, membuatku makin menaikkan tempo gerakan. Semakin cepat, semakin dalam. Membuat seisi ruangan hanya terisi oleg suara desahan dan kulit yang saling bersentuhan.

Persetan bila percintaan kami terlihat atau terdengar. Aku tidak peduli. Lagipula siapa yang berani melawan pemegang saham terbesar di perusahaan.

Hingga rasa itu muncul. Satu hal yang sulit dijelaskan, yang bergerak menjalari tubuh dengan segala nikmat dan gairah menjadi satu. Membuat Selina akhirnya melepas, disusul diriku yang juga memberikan hangat yang sama.

Membuat kami diam sesaat, berusaha mengatur napas yang masih berpacu satu sama lain.

"Ah! Apa yang kamu lakukan?!"

"Melanjutkan permainan yang sulit kuhentikan"

Dan aku kembali membawa wanita itu untuk kini duduk diatas sofa. Mencoba posisi baru untuk memuaskan kembali gairahku yang tak akan pernah padam jika bersama Selina.

******

Aku ini murahan

Murah dan gampang hanya untukmu

Pria jahil yang menggoda diriku seorang

******

Ya! Bab 21 update

Hmm ku tak mau berkomentar banyak 😂😂😂

Minta vote, follow, sama komentar aja

-XOXO

Eksplisit Part - Cerita SafitridsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang